Sesampainya di rumah, Devian langsung mengangkat tubuh Clarie yang mulai berkeringat dan mulutnya sesekali bergumam tidak jelas.
Clarie mengalungkan tangannya ke leher Devian dan menyandarkan kepalanya di cekungan leher cowok itu dengan manja. pergesekan antara rambut Clarie yang panjang dengan kulit leher Devian membuatnya merinding.
Ingin sekali Devian melepaskan tubuh Clarie ke tanah dan mengguyurnya dengan air dingin agar cepat sadar dengan hal memalukan yang dia lakukan.
"Clarie.. ya ampun.." pekik Mama Lily melihat Clarie yang berada dalam gendongan Devian.
"Dia mabuk Ma." jawab Devian setelah memasuki rumah. ia ingin tau reaksi orang tuanya setelah tau gadis baik yang mereka sanjung adalah gadis yang suka mabuk.
"Hm.. yasudah bawa ke kamarnya." ucap Papa Felix dengan santai.
Devian membuang nafasnya dengan kasar. ia bisa menebak kalau orang tuanya sudah tau mengenai kehidupan Clarie.
Devian membawa gadis itu ke kamar sebelahnya kemudian dengan cepat langsung menidurkannya di kasur.
Devian menutup matanya sebentar merasakan capeknya dia mencari dan menggendong Clarie sampai ke kamar. Ia turun kembali ke dapur untuk mengambil air putih karena haus setelah menggendong tubuh Clarie yang tergolong bukan anak-anak lagi.
"Ma.. gantikan baju Clarie ya." ucap Devian membuat Mama Lily takjub pada anak laki-lakinya yang perlahan bisa perhatian.
"Kenapa nggak kamu aja Dev?" Goda Mama Lily, membuat Devian menyemburkan air yang sedang ia minum.
"Ma, dia cewek." jawab Devian kesal.
"Hihi iya iya."
Devian membuka ponselnya lalu mengirim pesan pada Lando. ia sedikit kawatir dengan keadaan mereka berdua yang serumah tanpa pengawasan Orang tua. apalagi keadaan Melda juga mabuk.
Devian :"Keadaan teman Clarie gimana?"
Lando :"Lo lebih kawatir sama Clarie apa temennya?"
Devian :" Gue cuma nanya. "
Lando :"Wkwkwk Melda baik-baik aja, nggak mabuk parah, sekarang dia malah ngajak gue begadang main game bareng."
Devian mengangkat ujung bibirnya. ia merasa seperti menghadapi ujian dengan 2 cewek gila yang tidak punya pandangan masa depan.
"Dev sayang.."
Devian melirik pada Mamanya yang sekarang berada di samping. tangan Mama Lily merangkul Devian dengan begitu akrab sembari memasang senyuman semanis mungkin. Ia yakin 100% akan ada sesuatu yang dia inginkan di balik sikap manis Mamanya.
"Mama mau apa?" tanya Devian.
"Anterin air putih ini buat Clarie ya, kan kamu yang sebelahan kamarnya." Mama Lily memberikan segelas air putih pada Devian.
See? Devian menebaknya dengan benar.
"Nganterin aja kan?" Ucap Devian kembali memastikan. Mama Lily hanya mengangguk lalu mendorong putranya untuk cepat naik ke atas.
Devian memasuki kamar Clarie dengan ragu, cewek itu sudah tidur dan berganti baju dengan piyama. Devian meletakkan gelas nya di nakas dekat tempat tidur.
Brak!
Pintu kamar Clarie sengaja ditutup dan dikunci dari luar. Devian sekilas melihat bayangan Orang tuanya yang tersenyum jail menutup pintu.
"Maa!!buka!!" Ucap Devian sambil menggedorkan pintu dengan keras.
Devian mendengus kesal karena ia masuk kedalam jebakan yang di buat Papa dan Mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Family Project [End-Completed]
Novela JuvenilSudah End Sebelum membaca, Mbak Kuachi cuma mau bilang, kalau tidak suka dengan visual tokohnya, tolong lewati saja temen temen, kalian berhak membayangkan siapa saja.💜♥️ Terimakasih.. 🌼🌼🌼🌼🌼 Perjodohan? Iya.. Masih seko...