Tempat ngedate mereka memilih untuk nonton film random karena tidak ada persiapan sebelumnya.
"Gue mau nonton film horor Dev!" Tunjuk Clarie pada sebuah film horor yang sebentar lagi tayang.
"Yakin?"
Clarie meneguk ludahnya ketika melihat kembali cover film penuh darah tersebut. tapi sekarang ia butuh pelampiasan untuk teriak ketika ada jump scare. Semua ini gara gara sikap manis Devian.
"Yakinlah, kenapa? lo takut?" Clarie mulai meremehkan Devian. Cowok itu mengangkat ujung bibirnya lalu berjalan untuk membeli tiket berdua.
"Ayo.." Ajak Devian sambil menarik Clarie untuk tetap di dekatnya.
Clarie sudah merasa ragu ketika melihat kembali cover filmnya.
"Jangan nangis ya.." Ucap Devian sembari memberikan popcorn yang ia beli untuk Clarie.
"Nggak kok!" Sela Clarie lalu membuang mukanya menghindari tatapan Devian.
Film yang mereka pilih akan segera di mulai. Mereka berdua langsung masuk menempati tempat duduk sesuai tiket. Pinter banget ini Devian memilih di kursi paling belakang.
"Lo jangan ngompol ya."
"Nggak lah.."
Baiklah akan Clarie lihat seberapa bertahannya Devian dengan film horor yang dia pilih.
Kaki Clarie gemetar setelah mendengar sound awal pembukaan film.
"Dev.." panggil Clarie.
"Lo mau pulang?" Tanya Devian dengan keadaan yang baik baik saja.
"Enggak, tapi..kalo gue takut.. gue boleh pegang tangan lo nggak?" Tanya Clarie dengan ragu.
ia menepiskan rasa malu untuk keadaan sekarang. Ia benar benar butuh kalau ketakutan.
Devian langsung memberikan tangan kirinya pada Clarie untuk di pegang tanpa mengalihkan pandangannya kedepan.
Clarie akan memantapkan hatinya untuk menonton. Ingat, ia sendiri yang memilih film horor daripada film romantis.
Selama film berputar, Clarie terus memeluk lengan kiri Devian dengan erat. Apalagi ketika kejutan demi kejutan muncul dengan seramnya.
Ia beralih kesamping, melihat seberapa berani Devian menonton. Padahal ini film horor tapi ketika ada jumpscare cowok itu malah tertawa. Yang salah filmnya atau orangnya?
Sudah cukup sekali nonton film horor. efek yang Clarie rasakan benar benar ketakutan dan jantungnya sulit kembali normal.
"Lo baik baik aja?" Ucap Devian sambil menoleh pada Clarie.
"Gue baik, santai aja." Balas Clarie sok kuat.
Devian menajamkan matanya setelah melihat Clarie memeluk tangannya lebih erat dan menangis.
"Keadaan lo nggak baik, mau pulang aja?" Tanya Devian setelah melihat lebih jelas wajah Clarie yang memucat.
Oke, sampai disini saja. Clarie tidak bisa menjadi sok kuat di hadapan Devian. Ia lebih baik menuruti kata cowok itu untuk pulang. Devian menggandeng tangan Clarie keluar dari bioskop di pertengahan film.
Clarie tidak bisa mengimbangi langkah kaki Devian karena kakinya masih gemetar.
"Ayo gue gendong lo sampe mobil." Ucap Devian lalu jongkok menunggu Clarie naik di punggungnya.
"Nggak usah Dev, gue jalan aja." Tolak Clarie, ia tidak mungkin membebani Devian dengan berat badannya.
Dari tempatnya berdiri sampai parkiran mobil lumayan jauh, apalagi ramai pengunjung di sebuah mall membuat Clarie tidak enak hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Family Project [End-Completed]
Teen FictionSudah End Sebelum membaca, Mbak Kuachi cuma mau bilang, kalau tidak suka dengan visual tokohnya, tolong lewati saja temen temen, kalian berhak membayangkan siapa saja.💜♥️ Terimakasih.. 🌼🌼🌼🌼🌼 Perjodohan? Iya.. Masih seko...