Setelah sampai di rumah kosong dekat hutan. 2 cowok tadi langsung menarik paksa tubuh Clarie yang terikat tali keluar dari mobil.
Ia diseret ke dalam rumah kosong tersebut. Clarie mulai menangis merasakan sakitnya kulit bergesekan dengan tanah. dan ia juga tidak sempat melihat pelaku karena mata nya tertutup kain.
Clarie tidak tau ada dimana sekarang. Yang pasti tempat sepi dimana tidak ada lalu lalang aktivitas yang terjadi di sekitar.
"Jangan sentuh gue!!" ronta Clarie saat ada tangan yang mulai meraba tubuhnya.
"Udah,, Rileks aja sayang, kita seneng-seneng bareng ya." bisik seorang cowok yang sengaja membuat suaranya berbeda dari aslinya. tangan cowok itu membelai wajah Clarie yang mulai menangis.
"Lepasin, Papa.." ucap Clarie mulai sesenggukan lalu cowok itu menamparnya.
"Ssst.. jadi anak baik oke?"
Seragam yang Clarie pakai mulai di robek dengan paksa membuat cewek itu menjerit ketakutan. Ia hanya bisa meronta sekuat tenaga agar rok yang ia pakai tidak terlepas.
"Nggak mauu..!!!" teriak Clarie sekeras mungkin dan wajahnya kembali mendapat tamparan hingga keluar darah dari sudut bibirnya.
"Gue bilang diam!!!" Bentak cowok itu membuat Clarie ingin cepat mati saja dari pada harus merasakan seperti ini.
Braak!!
Tubuh cowok yang sedang membuka rok Clarie terpental ke arah tumpukan kayu yang sudah usang sampai membuatnya sulit untuk berdiri. Lando langsung menghajar satu temannya lagi hingga babak belur.
Melda langsung melepaskan jaketnya untuk menutupi tubuh clarie.
"Lo aman sama gue Clarie.." ucap Melda sambil memeluk sahabatnya membuat tangis Clarie semakin pecah. Melda membuka penutup mata dan tali yang mengikat tubuh Clarie.
Melda menutup mata Clarie sebelum ia melihat kebrutalan Lando dan Devian menghajar kedua orang yang menculiknya.
"Ayo kita pergi, jangan lihat kebelakang.." ucap Melda membawa Clarie pergi dari rumah kosong.
"Gue takut Melda.." isak Clarie, seluruh tubuhnya terasa sakit dan gemetar.
Melda ingin menangis rasanya saat pertama kali melihat kondisi Clarie di temukan dengan seragam yang sudah menjadi sobekan.dan rok yang hampir terlepas dari badannya.
Ia tau pelaku di balik semua ini dan lebih baik jangan memberi tahu dulu pada Clarie.Devian dan Lando terlihat berjalan kembali dari rumah kosong itu dan masuk kedalam mobil dengan tergesa-gesa.
Lando menatap sedih melihat keadaan Clarie sekarang, gadis itu masih sesenggukan, dan bersandar pada Melda.
Devian mengatur nafasnya dan sesekali melirik ke belakang. Ia ingin memastikan keadaan sudah aman sebelum mobil meninggalkan daerah sepi dekat hutan itu.
🌼🌼🌼🌼🌼
Mereka membawa Clarie kembali ke Apartemen Devian yang lebih aman. Untung ada Melda yang membantu membersihkan luka Clarie dan menggantikannya baju. Karena bajunya masih ada di kos, mau tidak mau baju milik Devianlah yang bisa dia pakai sekarang.
"Gimana keadaan Clarie?" tanya Lando pada Melda setelah keluar dari kamar.
"Sekarang masih tidur, tangan dan kakinya lecet, pipinya membiru. Besok bakal gue cari itu cowok banci!!" ucap Melda penuh emosi, kedua tangannya mengepal dengan kuat.
"Lo tenang aja, biar gue urus sama Devian." jawab Lando.
"Tapi gue.."
"Jangan sampai satu sekolah tau kejadian ini, biar gue dan Lando yang mengurusnya dengan kepala sekolah." potong Devian setelah muncul dari dapur membawa minum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Family Project [End-Completed]
Teen FictionSudah End Sebelum membaca, Mbak Kuachi cuma mau bilang, kalau tidak suka dengan visual tokohnya, tolong lewati saja temen temen, kalian berhak membayangkan siapa saja.💜♥️ Terimakasih.. 🌼🌼🌼🌼🌼 Perjodohan? Iya.. Masih seko...