Ada banyak hal yang ingin Clarie ceritakan pada Melda hari ini. ia ingin mencoba meminta bantuan Melda untuk tinggal di rumahnya sementara sampai Orang tuanya kembali pulang.
Clarie berjalan menuju kantin bersama Melda. Suasana kantin hari ini sangat ramai bahkan meja tinggal 1 yang masih kosong.
"Gue yang pesen, Lo yang nungguin tempat duduk, jangan sampe ada yang duduk disana." ucap Clarie pada Melda.
Clarie mulai berjalan menuju antrian. Cewek itu menghela nafasnya melihat Antrian di kantin sangat panjang, ia malas kalau menunggu lama.
Clarie tersenyum licik saat memikirkan jalan pintas untuk mengantri kemudian ia berjalan mendekati cowok yang mengantri pertama.
"Permisi, boleh gue ngantri duluan? gue lagi 'dapet bulanan' jadi nggak bisa antri lama." ucap Clarie dengan manis dan wajahnya dibuat sesedih mungkin, membuat mereka yang mengantri dengan suka rela mendahulukannya.
Pinter banget akting gue, kenapa nggak jadi aktris aja..
Clarie dengan cepat memesan 2 siomay dan es teh langganannya. cewek itu dapat mendengar pujian-pujian manis dari para cowok dan umpatan kesal dari para cewek yang mengantri.
"Wihh, gila lo cepet banget." puji Melda pada Clarie yang membawakan pesanan mereka berdua.
"Pake trik lah." jawab Clarie dengan bangga.
"Mel, gue boleh tinggal di rumah lo nggak?" tanya Clarie membuat Melda menghentikan makannya.
"Lo punya masalah sama Ortu?" tanya Melda. Clarie hanya menggelengkan kepalanya.
"Duh gimana ya, ceritanya panjang jangan ceritain disini. yang penting gue nyari tempat tinggal dulu."
"Sorry sayang, gue bukannya mau nolak lo tinggal di rumah gue. cuma gue nggak enak lo ngeliat Ortu gue berantem tiap hari. Lo kan tau Bapak gue gimana.." ucap Melda mencoba mencari pengertian dari Clarie. cewek itu mengangguk paham. ia lupa keluarga Melda sedang dalam perpecahan sekarang.
"Gue ngerti kok, nggak usah di pikirin. lo bantu gue cariin kos sementara juga nggak masalah."
"Oke, gue ada sodara yang punya kos. nanti gue hubungin dulu."
"Thanks Melda.." Ucap Clarie lalu tersenyum.
"Hey girl's.. gue boleh duduk disini ya?" Ucap Lando tiba-tiba merangkul Melda dengan akrab dan duduk disebelahnya. kemudian disusul Devian duduk di sebelah Clarie.
"Lo ngapain duduk di sebelah gue?" sinis Clarie pada Devian yang sedang memakan siomay dengan cueknya.
"Dooo.. jangan galak-galak dong sama pacar sendiri." goda Lando membuat Clarie maupun Devian melotot pada Lando.
"Lo? sejak kapan pacaran sama Devian?" tanya Melda.
"Mit amit gue pacaran sama manusia batu kaya dia." ucap Clarie dengan wajah jijik.
"Ya lagian siapa sih yang mau sama cewek berisik pembuat masalah kaya lo." jawab Devian datar.
"Yaudah sana lo jauh-jauh dari gue. nggak usah makan disini." usir Clarie.
"Kursi dan meja kan punya kantin, dan gue adalah pelanggan, jadi lo nggak berhak ngusir gue." balas Devian. cowok itu menatap Clarie kemudian mengangkat ujung bibirnya membentuk seringai.
"Serah lo ah. gue balik ke kelas dulu." ucap Clarie kemudian menghabiskan es tehnya dan meninggalkan siomaynya yang masih banyak.
"Cuma es teh doang yang habis? Tuh anak apa nggak bolak-balik ke toilet?" celoteh Lando setelah Clarie meninggalkan kantin.
"Gue balik duluan ya.." Melda melambaikan tangan pada Devian dan Lando sebelum meninggalkan kantin.
"Mereka pada benci sama lo ya?" tanya Lando pada Devian.
"Gue nggak peduli." jawab Devian dengan acuh.
"Emang lo manusia batu sih." gumam Lando prihatin dengan Devian yang tidak mengerti keadaan.
🌼🌼🌼🌼🌼
Sepulang sekolah Clarie mengajak Melda ke apartemen dimana ia bangun dari tidurnya di tempat berbeda dengan ajaib.
"Menurut gue sih, lo sama Devian minum obat tidur, makanya nggak sadar pas dibawa kesini." ucap Melda setelah masuk kedalam apartemen mewah pemberian dari keluarga Adhinatha.
"Ya gila nggak sih? gue disuruh tinggal berdua bareng cowok kaya Devian. bisa mati muda gue." ucap Clarie penuh emosi.
"Lo jangan-jangan mau dijodohin lagi sama si Devian." tebak Melda.
"Gue mikirnya gitu, tapi Mama nggak bilang apa-apa ke gue."
"Ya.. kalaupun iya sih, menurut gue terima aja deh. daripada lo di jodohin sama om-om kaya, perut buncit kepala botak hidung belang. gue mending milih Devian sih."
Clarie menatap Melda dengan wajah sedih kemudian menggenggam tangan sahabatnya itu.
"Gue mending bunuh diri Meldaaa.." ucap Clarie putus asa.
"Lo ngomong gitu lagi gue tampol itu mulut. udah jangan pikir macem-macem. kita pergi dari sini."
"Lo udah nemu kos nya?"
"Udah, kita tinggal dateng aja. tapi lo yakin nggak? anak kos yang gue temuin campur dengan kamar cowok juga Clarie." tanya Melda kembali memastikan.
"Yang penting gue jauh dari Devian ayo.."
Clarie dan Melda segera meninggalkan apartemen sebelum Devian kembali dan menemukan mereka seperti maling.
Mereka menaiki taksi dan melaju menuju sebuah kos yang Melda temukan di dekat rumahnya. tempatnya lumayan, bersih dan lumyan banyak anak cewek nya disana.
Seorang wanita umur 30an dengan tato bunga di lengan kanannya menghampiri Clarie dan Melda.
"Ini temen kamu Melda?" tanya wanita tadi pada Melda.
"Iya tante Jean, ini Clarie."
"Clarie tante." ucap Clarie mengulurkan tangan nya pada tante Melda yang bernama Jean, kemudian disambut dengan ramah oleh Jean.
"Jangan sungkan untuk berkenalan dengan anak-anak disini ya.." ucap Jean sambil tersenyum.
"Jagain dengan baik temen Melda ya tante, nanti Melda bakal sering main ke sini kok." ucap Melda dengan riang.
Jean menunjukkan kamar yang akan Clarie tempati. kamarnya tidak luas, tapi baginya cukup untuk tempat beristirahat sementara waktu.
"Mulai besok gue jemput lo disini, kita berangkat bareng." ucap Melda.
"Oke, thanks Melda gue sayang lo." balas Clarie lalu memeluk Melda dengan erat.
"Gue pulang dulu ya, gue bakal sering main ke sini, bye.." Melda melambaikan tangan pada Clarie sebelum pergi meninggalkan dirinya sendirian.
🌼🌼🌼🌼🌼
Devian pulang jam 6 sore lagi, setelah selesai membantu mengajar. sebagai pemegang juara 1 olimpiade sains 2 kali berturut-turut dan peringkat pertama Athens tiap tahunnya ia memang di percaya kepala sekolah untuk membantu junior mempersiapkan diri untuk lomba bergengsi di tiap tahunnya.
Devian memasuki apartemennya yang gelap dan sepi. ia rasa Clarie pulang terlambat hari ini.
Devian memasuki kamar dan merebahkan tubuhnya di kasur. ia melirik kesamping dimana ia menemukan Clarie tidur di sebelahnya tadi pagi.
Devian tau orangtua nya berniat mendekatkan dirinya dengan Clarie walaupun dengan cara yang salah. tapi ia rasa saat ini belum waktunya untuk melakukan pendekatan. ia masih ingin mengejar cita-citanya. begitupun Clarie, ia pasti berpikiran sama.
Devian menegakkan badannya dan melihat lurus kedepan koper yang tadi pagi ada 4 sekarang hanya ada 2.
"Heh, cepat sekali menghilang." desis Devian. ia menghela nafasnya dengan kasar. kali ini ia biarkan Clarie pergi dan akan ia lihat berapa lama bertahan hidup diluar.
🌼🌼🌼🌼🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
Family Project [End-Completed]
Teen FictionSudah End Sebelum membaca, Mbak Kuachi cuma mau bilang, kalau tidak suka dengan visual tokohnya, tolong lewati saja temen temen, kalian berhak membayangkan siapa saja.💜♥️ Terimakasih.. 🌼🌼🌼🌼🌼 Perjodohan? Iya.. Masih seko...