Luruh

528 82 0
                                    

Melda duduk di kursi sebelah tempat Mamanya terbaring di Rumah Sakit. gadis itu terus menggenggam tangan Mamanya sembari mengusap air matanya yang terus mengalir.

Sakit rasanya melihat semua ini. orang yang menjadi alasannya tetap menjalani hidup kini terlihat damai dalam tidurnya. sedangkan orang yang menghancurkan hidupnya tidak pernah kembali lagi, ini sedikit mengurangi rasa khawatirnya.

"Mama.." lirihnya dengan dada yang terasa sesak.

Pintu ruangan Mama Melda dirawat langsung terbuka. hatinya mencelos ketika melihat Lando menggandeng tangan seorang bule cantik.

"Melda.." Ucap Lando langsung menarik Melda dan memeluknya.

"Lan, lepasin gue.." bisik Melda.

"Enggak."

"Orlando.."

"Lo nggak bakal bisa lari dari gue!" Ucap Lando sedikit keras membuat Mama Chrisia langsung memukul punggung Lando.

"Anak nakal, masih ada yang sakit, pelanin suara kamu."

Melda sedikit bergeser dari dekapan Lando lalu melirik pada Mama Chrisia yang tersenyum ramah sambil melambaikan tangan pada Melda.

Gadis itu malu setengah mati ketika melihat wajah wanita di depannya ini mirip Lando.

"Mama lo?" bisik Melda diiyakan dengan anggukan Lando.

Melda mendorong pelan tubuh Lando agar ia bisa bebas dan memberi salam pada Mama Chrisia.

"Maaf Tante, Melda nggak tau kalo Tante Mamanya Lando."

"Oh ya? Apakah penampilan tante masih cocok seperti pacar Lando?"

Melda mengangguk pelan membuat Mama Chrisia tak bisa menahan tawanya.

"Mama nakal, masih ada yang sakit jangan keras keras." Ucap Lando membalas dendam ucapan Mamanya.

"Orlando.." Suara peringatan dari Mama Chrisia mendapat gelengan Lando dengan cepat.

"Ampun Mamaaa.."

Melda tersenyum, andaikan keluarganya utuh seperti keluarga Lando, Clarie dan Devian, ia tidak akan meminta apapun lagi dalam hidupnya.

"Mama lo.."

"Mama gue pasti sembuh kok.." ucap Melda di sertai senyuman palsunya.
jelas jelas dia sangat khawatir melihat keadaan Mamanya.

"Mama keluar sebentar sayang.." Ucap Mama Chrisia meninggalkan Melda dan Lando di ruangan itu.

"Mama lo sakit apa?"

"Leukemia."

"Sudah lama?"

Melda hanya mengangguk, kemudian tangannya bergerak pelan untuk menggenggam tangan Lando lalu menatapnya lekat hingga tidak ada jarak diantara mereka.

"Terimakasih udah khawatir sama Mama gue.."

"Dia juga bakal jadi Mama gue.."

"Maksud lo?"

"Gue udah bilang lamar lo sama Mama lo sebelum ada emm..penculikan."

Melda mengernyitkan dahinya lalu mengingat perkataan Mamanya setelah ia di pulangkan Lando.

"Mama gue bilang untuk cepat menikah setelah lo pamit pulang nganter gue."

"Yaudah ayo nikah.."

Melda melotot pada Lando, kenapa dia malah ingin cepat cepat menikah. apakah Devian dan Clarie meracuninya?

"Sebaiknya lo pulang dulu deh.."

Family Project [End-Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang