Believe Me

527 89 0
                                    

Brigitta tidak Devian temukan setelah mencari ke berbagai tempat. ia bingung apa yang harus dikatakan kepada orangtuanya.

Bahkan saat memegang handle pintu rumah ia merasa tidak sanggup. apalagi mempersiapkan kata kata yang akan ia lontarkan di hadapan orangtuanya.

Devian membuka pintu perlahan, terlihat Mamanya duduk menangis sesenggukan di pelukan Papanya.

"Ma..Pa.." Panggil Devian membuat Mama Lily menghapus air matanya.
kemudian berdiri menghadap Devian dan menamparnya keras.

"Mama nggak pernah ngajarin kamu ninggalin tanggung jawab Devian." Teriak Mama Lily, Devian baru kali ini merasakan Mamanya benar benar marah. Bahkan ini adalah tamparan kedua yang ia terima setelah dari Clarie.

"Ma.."

"Clarie nunggu kamu Devian!! Dandan begitu cantik! selama berjam jam cuma nunggu kamu dateng!! kemana kamu pergi hah?? Kamu tau sendiri Clarie nggak tau jalan pulang!!"

Devian terdiam dan merasa lemas dengan penjelasan Mama Lily. Ia benar benar melupakan untuk membahagiakan Clarie di hari ulangtahunnya yang sudah terencana dan lebih memilih mencari keberadaan Brigitta.

"Mama tau Brigitta kabur, kamu bisa nyuruh orang lain buat nyari! kabari Mama! Papa! Kamu tau? Clarie jalan kaki hujan hujanan!"

Devian tidak mendengarkan omelan Mamanya, ia hanya berjalan menuju kamar berharap Clarie ada disana.

"Clarie nggak mau pulang kerumah ini maupun rumahnya sendiri."

"Terus dimana Ma..!" Jawab Devian. ia mengacak acak rambutnya frustasi.

"Jemput Clarie di rumah Lando, sampai Clarie tidak pulang kembali ke rumah. Aku bukan Mama mu.." Mama Lily meninggalkan Devian dan mengunci pintu Kamarnya.

Papa Felix mendekati Devian lalu menepuk bahunya.

"Sudah mempunyai tanggung jawab sendiri. kamu harus bisa."

Devian mengangguk kemudian berlari menuju mobilnya. Hujan lebat tidak menghalanginya menyetir cepat seperti kesetanan.

Pikirannya hanya tertuju pada Clarie. ia akan melakukan apapun untuk membawa Clarie kembali. kebodohan yang ia lakukan kali ini sangat fatal. entah berapa lama lagi Clarie menghindarinya seperti bulan lalu.

Devian menelpon Lando untuk membukakan gerbangnya. setelah Lando membuka gerbang rumahnya dan Devian masuk kedalam rumah.

Lando menarik Devian lalu memukulnya hingga ujung bibirnya berdarah.

Devian tidak marah, ia merasa pantas mendapatkannya.

"Gue nggak pernah ngajarin lo untuk jadi suami bodoh gini Dev, sorry gue mukul lo."

Devian mengangguk paham, ia menyeka darah yang keluar lalu mendekati Lando.

"Clarie, mana Clarie..?"

"Di dalam kamar bareng Melda."

Lando menunjukkan kamar yang di tunjukkan pada Devian. Cowok itu berlari lalu mengetuk pintu kamarnya.

"Clarie,, buka pintunya."

"Siapa?" Jawab Clarie dari dalam.

"Aku Devian, Clariee pliss keluar."

"Pulang sana!!"Amuk Clarie dari dalam.

"Clarie,, aku jelasin ke kamu oke, keluar dulu."

"Landoooo!! Kasih itu 2000 ke pengemis yang namanya Devian! terus lo kedalem sama Melda sini kelonin gue !"

Family Project [End-Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang