Awal dari segalanya

567 109 0
                                    

Pengacau tetaplah pengacau. Liburan yang direncanakan 2 hari, kini hanya terlaksana 1 hari tanpa banana boat, snorkeling, bahkan sunset nya pun gagal.

Clarie membuang muka menatap pemandangan pagi hari selama perjalanan pulang.

Iya pulang, pulang kerumah bareng tunangan, setelah Mamanya menelpon dengan keadaan marah besar menyuruh Clarie pulang.

Kali ini yang mendapatkan kesempatan emas adalah Lando karena mendapatkan jatah untuk mengantar Melda dengan mobil yang dia bawa. sedangkan Devian tentu saja bersama Clarie.

"Masih marah?" Tanya Devian dengan nada lembut tidak seperti biasanya yang datar.

Clarie tetap diam tanpa menoleh sedikitpun pada Devian yang masih mengemudi.

"Lo mau ketemu Chrustian?" Tanya Devian lagi, berhasil membuat Clarie memicingkan matanya.

Christian! Christian! Christian! Kenapa Devian selalu menyinggungnya dengan Christian. Iya Clarie akui Christian sempat menarik perhatiannya. Christian Cakep dengan wajah bule nya. tapi Devian baginya lebih dari Christian.

Clarie merasa kesal kalau Devian terus menyinggung tentang Christian. seakan dimatanya dia benar benar ada hubungan dengan bule itu.

"Gue nggak ada apa apa sama Christian." Sentak Clarie membuat Devian menatap kedua mata Clarie mencari kejujuran dari manik mata Clarie yang menajam.

Nah kan.. Clarie serasa sedang menjaga perasaan Devian. Seharusnya kalau berhubungan dengan Christian pun itu haknya.

"Oke."

Ekor mata Clarie menangkap Cincin yang terpakai di jari kiri Devian. kini cincin itu sudah pas di jarinya. Devian tambah kurus?

"Bukannya cincin lo kekecilan ya?"

"Gue gedein di Om nya Lando." Jawab Devian lalu menatap cincinnya dan tersenyum.

Clarie merasa ada yang salah dengan Devian akhir akhir ini. dia bahkan sengaja memperbesar cincin pertunangannya agar bisa dipakai. Kedua pipi Clarie memerah. apakah yang selama ini dia pikirkan itu benar?

"Kenapa lo pake cincinnya?" Clarie mulai memancing kebenaran dari Devian.

"Kalo gue suka kenapa?"

blush..

Clarie menggenggam erat rok yang dia pakai. Jawaban macam apa itu Devian?? Jantungnya mulai berdetak liar.

"Gue suka cincinnya." Jawab Devian langsung meruntuhkan angan Clarie bahwa Devian mulai menyukainya.

"Oh.." Jawab Clarie acuh, ia layangkan pandangnya menatap jalan yang sudah memasuki kota.

"Lo berharap gue suka sama lo?"

Clarie tersentak dengan ucapan Devian. Boleh mikir kalo Devian makan kembang nggak? Kaya Dukun sumpah tau aja yang Clarie pikirkan.

"Nggak, ngapain mikir suka." Sewot Clarie membuat Devian semakin melebarkan senyum manisnya menampakkan deretan giginya.

"Kalo gue suka lo, lo mau menikah sama gue?" Goda Devian berhasil membuat wajah Clarie seperti kepiting rebus, dan jantung yang sudah tidak bisa di kontrol lagi.

BUKAN LAMARAN KAN???

CUMA CANDAAN YA KAN???

"Lo ngomong apa sih?!" Clarie mulai salah tingkah. dia menutup wajahnya kemudian merutuki dirinya yang bisa sampai masuk kedalam perangkap candaan Devian.

Devian memberhentikan mobilnya di pinggir jalan membuat Clarie membuka matanya lalu menatap Devian yang sudah memperhatikannya terlebih dahulu.

"Kok berhenti, lo kenapa Dev?" Clarie mulai berpikir macam macam. di tempat sepi, berdua di dalam mobil. apa yang kalian pikirkan?

Family Project [End-Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang