D¤E¤L¤A¤P¤A¤N

251 109 152
                                    

Di luar hujan deras menampar bumi dengan dahsyatnya. Suara petir bergemuruh menambah mengerikannya suasana hari ini. Di halte kampus, keempat orang mahasiswa duduk termenung menunggu hujan reda.

"Hujan oh hujan, kenapa engkau turun?" Yudi berkata sambil memakai nada lagu dalam film Upin, Ipin dan kawan-kawan.

"Macam mana aku tak turun, biar enak ngingat mantan!" Lina terkekeh.

"Eh, Lin, lu udah punya pacar belum sih?" tanya Yudi tiba-tiba.

"Masih sendiri, dong," sahut Lina santai.

"Jangan diumbar-umbar kalau engkau masih sendiri saudariku, itu akan mendatangkan abu al gombaly wal abu al modusy." Nuda melirik Lina dan Yudi yang sedang mengobrol.

"Bhahahaahha!" Aril tertawa.

"Kenapa lu nggak pacaran?" tanya Yudi kepada Lina.

"Kini, berpacaran bukanlah hal yang penting bagi gue," jawab Lina tersenyum.

Yudi mengangguk pelan. "Lu kenapa nggak pacaran?" Yudi kembali bertanya.

"Apa mungkin seseorang yang gue sukai menyukaiku kembali?" Lina melirik Yudi.

"Maybe," kata Nuda.

"Kalo dia nggak menyukai lo, doakan saja semoga lo yang menyukai dia." Tambah Aril.

"Bego banget, jigong!" Cecar Nuda.

"Sekali lagi ya. Lu kenapa nggak pacaran?" tanya Yudi lagi.

"A-"

"Biar gue aja yang jawab," sela Nuda.

"Yaudah, jawab dah," kata Yudi.

"Kenapa gue nggak pacaran? Karena yang membuat jantungku berdebar-debar sekarang bukanlah pria, melainkan uang." Pungkas Nuda.

"Dih, mata duitan!" Cecar Aril.

"Anjay matre!" Tambah Yudi.

"Elu Ril kenapa nggak pacaran?" Yuda menatap Aril.

"Bukan urusan lu, babi!" jawab Aril.

"Ngegas mulu fuckboy!"

"Eh, btw kenapa kita jomblo?" tanya Nuda memandang bergantian Aril, Lina dan Yudi.

"Gue sih karena gua males alurnya gitu-gitu terus. Deket, nyaman, jadian, putus, akhirnya kaya orang asing. Gitu aja terus sampe mati!" jawab Lina kesal.

"Bener juga, sih. Tapi kalo gue mah alasannya cuma satu." Aril berhenti sejenak. "Karena menunggu Nuda ngelupain si Sriti."

"Aje gile nyindir depan orangnya langsung!" Yudi tertawa.

"Apa sih!" Nuda gugup.

"Nud, alasan lo kenapa masih jomblo?" Lina melirik Nuda.

"Karena emang jomblo aja." Nuda menjawab santai.

"Kalo elu, Yud?" Lina melirik Yudi.

"Sebenarnya gue punya pacar cuman nggak diumbar aja, soalnya cantik," ujar Yuda tertawa kecil.

"Berarti hanya kita bertiga aja ya yang jomblo?" Lina melirik Nuda dan Aril.

"Kasian!" Ledek Yudi sambil tertawa.

"Eh, jangan sedih karena jomblo. Bisa jadi jomblomu saat ini disebabkan oleh do'a seseorang yang sholeh agar kamu menjadi jodohnya," kata Nuda tersenyum.

"Iya, kamu dido'akan oleh si Sriti," Cibir Aril pada Nuda.

"Lin, kita do'anya siapa?" Aril melirik Lina.

AKU atau TUHANMU❔ (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang