D¤U¤A¤P¤U¤L¤U¤H¤S¤E¤M¤B¤I¤L¤A¤N

119 60 155
                                    

Bugh! Bugh! Bugh!

Pukulan keras itu menghantam perut Haydar yang membuat Haydar terjatuh ke lantai. Pukulan itu dilayangkan oleh Fiqri setelah Fiqri tahu kalau Nuda pulang tanpa Haydar dan Haydar sudah menyakiti hati Nuda.

"Saya mengikhlaskan Nuda untuk dinikahi oleh Anda karena saya pikir Anda itu baik. Ternyata dugaan saya salah, Anda brengsek!" ujar Fiqri emosi dan kembali meninju pipi Haydar yang membuat darah segar sedikit menetes dari ujung bibir Haydar.

"Ini semua kesalahpahaman, Fiq! Saya tidak pernah menyakiti istri saya!" jawab Haydar penuh emosi sambil satu tangannya memegang perutnya dan tangannya yang lain memegang ujung bibirnya yang sudah membiru.

Bugh!

Pukulan Fiqri kembali mengenai rahang Haydar dengan keras. Fiqri terlihat sangat emosi. Jelas dari matanya yang memerah dan tangannya yang mengepal kuat seakan ingin menghabisi Haydar saat itu juga.

"Ceraikan Nuda atau saya yang akan membuatmu mati dan hilang dari bumi ini!" ujar Fiqri menatap tajam ke arah Haydar yang sudah tergeletak lemah di lantai.

Haydar merasakan ngilu di bagian perutnya dengan hebat. Rahangnya juga terasa sangat sakit. Haydar mencoba bangkit walau dengan susah payah.

"Sampai kapanpun saya tidak akan menceraikan istri saya, Fiqri. Saya akan tetap menjadi suaminya sampai akhir hayat saya," kata Haydar menyeringai pelan sambil tersenyum ke arah Fiqri.

"Lantas kenapa Anda melakukan aksi busukmu itu dengan wanita lain wahai Haydar?" tanya Fiqri menahan emosinya mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Itu sebuah kesalahpahaman, Fiq. Perempuan itu ingin memfitnah saya agar saya mau menjadi suaminya," kata Haydar berusaha menjelaskan duduk perkaranya.

"Omong kosong yang bagaimana itu Haydar? Memangnya saya percaya dengan omongan tidak berfaedahmu itu? Tentu saja saya akan segera menghabisimu!"

Bugh!

Dengan sekali pukulan Haydar kembali terjatuh ke lantai. Tubuhnya kini sudah benar-benar lemas akibat pukulan keras dari laki-laki yang emosi di depannya kini. Mata Haydar berkunang-kunang. Sakit sekali rasanya di bagian perutnya.

"Bangun, Haydar! Tunjukkan kalo Anda tidak salah!" kata Fiqri emosi sambil menarik kerah baju Haydar.

"Saya tidak salah, Fiqri. Ini hanya sebuah kesalahpahaman," jawab Haydar yang sudah lemah.

"Alah!"

Baru saja Fiqri akan kembali memukul wajah Haydar tapi tangannya dipegang oleh seseorang.

"Cukup!" teriak Adnan menghempaskan kasar tangan Fiqri.

"Kenapa, Adnan? Kamu mau membiarkan laki-laki kurangajar ini terus hidup setelah menyakiti hati saudara perempuanmu?" tanya Fiqri menatap Adnan.

Adnan tersenyum hina. "Bukankah Anda seorang ustadzh yang paham tentang agama? Lalu kenapa engkau nekat memukuli lawanmu yang sudah terkulai lemas di lantai? Dan juga berkelahi itu perbuatan setan, bukan?"

Fiqri membisu mendengar penuturan Adnan. Ya, ia sudah terlampaui emosi dengan memukuli Haydar sampai babak belur dan terkulai lemas di lantai. Emosinya menguasai pikirannya yang membuatnya kalap dan tidak memikirkan Haydar yang sudah tidak bertenaga lagi.

"Saya hanya terbawa emosi ketika tahu perempuan yang saya cintai disakiti oleh laki-laki seperti Haydar," lirih Fiqri.

"Cinta? Sejak kapan dalam Islam diperbolehkan mencintai perempuan yang sudah bersuami?" tanya Adnan yang membuat Fiqri kembali mematung di tempatnya.

AKU atau TUHANMU❔ (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang