D¤U¤A¤P¤U¤L¤U¤H¤L¤I¤M¤A

132 53 93
                                    

Nuda dan Haydar serta perempuan yang membersamai Haydar tadi sekarang sudah berada di dalam kamar Nuda. Ternyata perempuan itu adalah saudara dari Haydar yang datang dari kampung halamannya. Adik perempuan dari Haydar itu bernama Elena Magdalena. Elena mempunyai tubuh yang tinggi, bulu mata yang lentik, kulit hitam manis dan cantiknya eksotis. Nuda hampir saja shock sebelumnya karena sudah mengira Elena adalah selingkuhan suaminya.

"Elen pasti capek, istirahat dulu aja sekarang ya." Nuda menatap adik iparnya tersenyum.

"Kakak mau ngapain?" tanya Elena menatap balik istri dari kakak laki-lakinya itu.

"Mau tahajud dulu. Tuh si Abang sudah selesai," kata Nuda menatap suaminya yang baru selesai keluar dari kamar mandi.  Elena ikut menatap ke arah kamar mandi.

"Ayo wudhu dulu. Elena istirahat aja," kata Haydar tersenyum menatap adik bungsunya itu. Elena tersenyum kemudian mengangguka kepalanya.

Nuda sudah selesai mengambil air wudhu lalu kemudian memakai mukenanya. Sepasang suami istri itu akhirnya melaksanakan sholat tahajud dengan khusyuknya. Elena menyaksikan itu tanpa ekspresi. Sesekali ia terlihat manggut-manggut menatap gerakan sholat yang dilakukan oleh saudara laki-lakinya beserta kakak iparnya itu.

"Lho? Kok nggak tidur?" kata Nuda ketika ia sudah selesai sholat menatap Elena yang masih terjaga dan tidak tidur.

"Nggak ngantuk, Kak," sahut Elena tersenyum menatap Nuda.

"Emang nggak capek apa dari kampung ke sini jauh lho," timpal Haydar. Elena menggelengkan kepalanya. Perempuan 20 tahunan itu sedari tadi hanya serius menatap wajah Nuda sambil tersenyum.

"Emangnya Kakak nggak gerah ya pakai kerudung?" tanya Elena tiba-tiba.

Nuda terdiam sejenak. "Nggak. Kan udah biasa."

"Kayanya Elen cantik juga deh kalau pakai kerudung," kata Elena polos.

"Nggak boleh, kan Elena bukan muslim." Haydar menjawab.

"Kalau Elen jadi muslim boleh nggak?" tanya Elena lagi yang membuat Nuda dan Haydar melongo.

"Jadi muslim itu nggak boleh karena mau cantik pakai jilbab. Jadi muslim nggak boleh ikut-ikutan. Jadi muslim harus dari keinginan sendiri dan kamu paham apa itu Islam," kata Haydar menjelaskan.

"Hm, kalau gitu boleh dong Abang ajarin Elena jadi muslim?"

Pernyataan Elena membuat Nuda dan Haydar semakin terdiam melongo. Bagaimana bisa perempuan di depan mereka itu berkata demikian?

"Elena pengen jadi muslim kaya Abang sama Kak Nuda. Elena pengen pakai jilbab kaya Kak Nuda. Elena pengen pakaian Elen nggak terbuka kaya gini. Elen pengen tertutup kaya pakaian Kak Nuda. Elen mau jadi muslim atas dasar hati nurani Elen. Tidak ada pemaksaan atau ikut-ikutan. Elen pikir Abang aja milih jadi muslim kok Elen nggak?" kata Elena panjang lebar membuat Nuda dan Haydar saling bertatapan tidak percaya dengan penuturan perempuan 20-an tahun itu.

"Serius?" tanya Haydar tidak percaya sambil matanya berkaca-kaca. Haydar terharu dengan penuturan adik bungsunya itu.

"Elen serius, Bang. Elena pengen masuk Islam. Elena pengen bareng Abang di syurga," kata Elena mantap.

Tiba-tiba Haydar memeluk adik perempuannya itu dengan menangis. Ia terharu dengan keinginan adiknya yang luar biasa menurutnya itu. Nuda tersenyum bahagia melihat suaminya dan juga adik iparnya itu. Nuda tersenyum penuh arti mengetahui Elena ingin menjadi muslim.

"Yasudah. Besok Abang sama Kak Nuda bakal ngantarin Elen ke tempat yang bakal ngerubah Elen menjadi muslim. Sekarang istirahat dulu ya," kata Haydar merenggangkan pelukannya pada sang adik. Elena menganggukan kepalanya sambil tersenyum.

AKU atau TUHANMU❔ (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang