T¤I¤G¤A¤B¤E¤L¤A¤S

152 62 14
                                    

Seorang pria tampan bertubuh tegap dan gagah sedang berada di dalam sebuah pesawat untuk menuju tempat tujuannya. Sudah 30 menit ia berada di dalam pesawat. Ia sudah tidak sabar memeluk dan menciumi kedua orangtuanya yang beberapa tahun belakangan ini berjauhan dengannya. Ia ingin cepat-cepat kendaraan jalur udara yang ia tumpangi segera mendarat agar ia bisa kembali melihat pemandangan indah tanah air tercintanya.

Ia juga tidak bisa menolak akan kejujuran hatinya yang ingin sekali kembali melihat perempuan yang memiliki senyum manis di wajahnya seperti masa-masa ia SMA dulu. Seorang perempuan yang berhasil membuatnya jatuh cinta dan tahu apa definisi tentang mengagumi seseorang. Seorang perempuan mungil yang sampai sekarang terbayang-bayang di pikirannya. Dulu, ia seringkali mencuri pandang ketika perempuan itu sibuk mengajarkan bacaan Iqro pada anak-anak di masjid dekat dengan komplek dimana ia tinggal waktu SMA dulu.

Tanpa sadar pria itu memasang senyum simpul. Terlena oleh bayang-bayang sang perempuan penyejuk jiwa yang sebentar lagi akan ia temui. Namun, seketika senyumnya berubah menjadi kesuraman. Ada segurat rasa kecewa yang tergambar di raut wajah tampannya. Ia sudah kembali menyadari bahwa pemilik senyuman mungil itu bukan untuknya lagi. Perempuan itu kini sudah menambatkan hati pada laki-laki yang tentunya bukan ia.

Ia adalah Fiqri. Fiqri Alfareezel Alathar. Pria dengan suara tilawah yang sangat merdu membuat siapapun merinding di kala mendengar suara emasnya itu. Pria yang juga seorang hafizh dan aktivis agama. Hal itu juga lah yang membuatnya kini jauh meninggalkan tanah air tercinta untuk menimba ilmu menambah wawasan tentang agama islamnya yang mulia.

Fiqri menghela napas panjang. Beberapa menit lagi pesawat yang ia tumpangi akan mendarat dan sebentar lagi "Indonesia, i'm comeback!"

"Ummi! Abi!" teriak Fiqri haru dari kejauhan melihat sosok kedua pahlawannya yang sedang menungguinya di bandara.

"Fiqi!" Teriak Haja Aisyah berlari menghampiri putra kesayangannya.

Haja Aisyah dan Fiqri akhirnya berpelukan haru melepas rindu. Isak tangis bahagia menghiasi pertemuan mereka. Setelah sekian lama mereka tidak berjumpa akhirnya hari itu mereka dipertemukan kembali.

"Fiqi rindu sekali sama Umi," lirih Fiqri mengeratkan pelukannya pada sang malaikatnya.

"Fiqi nggak rindu nih sama Abi?" ujar Haji Abubakar menatap istri dan anaknya yang sedang berpelukan. Sontak Fiqri melepaskan pelukannya pada Haja Aisyah dan tersenyum ke arah Haji Abubakar.

"Fiqi rindu sama Abi," lirih Fiqri menatap netra Haji Abubakar. Fiqri dan Haji Abubakar akhirnya berpelukan melepas rindu. Sangat lama mereka memeluk satu sama lain. Rindu yang sekian lama terpendam rapi akhirnya sirna setelah hari ini.

"Fiqri!" Fiqri terkejut dan menoleh ke sumber suara. Fiqri mengangkat bibirnya membentuk senyum ketika tahu siapa yang memanggilnya.

"Eh. Abi Camer," kekeh Fiqri.

"Ya Allah masih ingat aja."

Ya, panggilan itu ditujukan kepada Haji Rojak. Itu sudah menjadi kebiasaan Fiqri pada saat SMA dulu untuk menyapa Abinya Nuda. Fiqri dan Haji Rojak memeluk satu sama lain sambil tersenyum.

Setelah melepas rindu akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. Karena rute perjalanan dari bandara ke rumahnya Fiqri melewati masjid yang biasa dulu ia isi akhirnya Fiqri berniat untuk mampir sholat ashar di sana. Sekalian siapa tahu bertemu dengan sang pemilik senyum manis itu. Jujur ia sangat rindu dengan pemilik senyum itu.

                                  ***

Beberapa minggu terakhir ini Nuda dan Aril sibuk ke masjid untuk mengikuti kajian dan segala macam bentuk kegiatan keagamaan. Bahkan Aril yang dulu sama sekali tidak mengenal huruf hijaiyah kini sedikit demi sedikit pandai membaca Al-Quran walau dengan terbata-bata. Aril pun sekarang sangat rajin mengikuti Nuda untuk menghadiri kajian dimana-mana. Pengetahuan tentang agama pun sudah banyak ia ketahui dan pahami. Walau tidak sepandai Fiqri, Aril masih tetap nomor satu di hati Nuda.

AKU atau TUHANMU❔ (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang