T¤I¤G¤A¤P¤U¤L¤U¤H¤S¤A¤T¤U

118 51 149
                                    

Alika sudah di bawa menggunakan mobil polisi. Kedua orangtuanya menangis tidak terima dengan kenyataan itu. Pancaran kebencian mereka tujukan pada Haydar. Mereka juga bingung apa yang sudah terjadi pada putri mereka. Bukankah Haydar yang salah karena telah memperkosa Alika? Lalu kenapa Alika yang ditangkap? Ada apa dibalik semua ini? Yohanes dan Florentina dengan kesal bergegas meninggalkan rumah itu.

"Abang!" Teriak Nuda berlari menghampiri Haydar. Haydar terkejut melihat istrinya yang pulang masih dengan pakaian rumah sakit dan juga infus di tangannya.

Nuda memeluk suaminya dengan menangis. Ia merasa sangat tidak berguna dengan tidak mempercayai perkataan suaminya itu. Ia terbuai oleh rasa cemburu sehingga dirinya dikuasai oleh nafsu kemarahan yang membara.

"Lho? Kok nangis?" tanya Haydar bingung dengan sikap istrinya yang tiba-tiba langsung memeluknya dengan berderai air mata. Bukankah istrinya itu sedang marah padanya?

"Ma'afin Nuda, Bang. Nuda nggak percaya sama kata-kata Abang," kata Nuda sambil terus menerus menangis menyesali perbuatannya itu.

Semua orang yang berada di ruangan itu menatap bingung pada Nuda. Bagaimana Nuda bisa tahu kalau suaminya tidak bersalah? Lalu siapa yang memberikan video rekaman itu pada polisi? Bukankah waktu itu katanya tidak terpasang CCTV?

Haydar merenggangkan pelukannya pada Nuda. Ia menatap Nuda sambil memegang kedua pipi tembem istrinya itu.

"Nuda tahu darimana kalau Abang tidak bersalah padahal kan tidak ada yang memberitahumu sama sekali. Bahkan Abang tidak tahu kalau ada rekaman video saat kejadian itu berlangsung," kata Haydar menatap mata istrinya.

"Si kurangajar itu, Bang," kekeh Nuda sambil melihat laki-laki yang berdiri di pintu dengan Alana dan Fiqri.

"Yudi?!" Haydar terkejut dengan keberadaan teman satu kamarnya dulu waktu kuliah sekaligus sahabatnya itu.

Yudi mendekat menghampiri Haydar. Mata Yudi berkaca-kaca begitupula dengan Haydar. Akhirnya mereka berpelukan melepas kerinduan karena sudah lama tidak bertemu. Terakhir mereka bertemu yaitu sebelum Lina mengatakan pada Nuda kalau ia sedang hamil.

"Kamu kemana aja sih?" Seru Haydar memukul pundak Yudi yang membuat Yudi mengadu kesakitan.

"Nggak kemana-mana. Hanya berkeliling dunia saja," sahut Yudi tersenyum.

"Udah lama nggak bertemu kok kamu nggak ganteng-ganteng?" Kekeh Haydar.

"Gue nggak sempat skincarean sibuk keliling dunia, njir!" kata Yudi.

"Hm, terus bagaimana ceritanya kamu bisa dapat rekaman itu?" tanya Haydar yang sudah penasaran dengan video rekaman yang ada di polisi tadi.

Yudi menarik napas dalam. Ia melirik Maria yang sedang berdiri di samping Lomes. "Sebenarnya kejadian ini tidak sepenuhnya kesalahan Alika ..."

"Maksudnya?" Semua yang ada di ruangan itu terkejut dan bingung atas apa yang dituturkan Yudi.

Yudi tersenyum tipis lalu berkata, "Ada seorang perempuan yang mendalangi semua ini. Perempuan itu yang menghasut Alika supaya Alika mau menjebak dan menfitnah Ariel dengan tujuan menghancurkan rumah tangga Nuda dan Ariel."

Semua orang kembali menatap satu sama lain. Bingung dengan apa yang disampaikan Yudi. Perempuan yang mana yang dimaksud Yudi?

"Siapa, Yud?" tanya Haydar mengernyitkan keningnya penasaran. Nuda pun ikut penasaran karena tadi di rumah sakit Yudi tidak mengatakan tentang perempuan itu. Semua mata tertuju pada Yudi, menunggu jawaban yang dilontarkan oleh laki-laki itu.

Yudi terdiam lama. Semua orang pun menunggu jawaban Yudi dengan terdiam. Tidak ada yang berbicara.

"Nungguin ya?" kata Yudi menatap bergantian wajah bingung dan penasaran orang-orang yang berada di ruangan itu.

AKU atau TUHANMU❔ (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang