L¤I¤M¤A

283 129 109
                                    

Siang yang terik. Panas menyengat membakar bumi. Cuaca seperti itu diabaikan oleh keempat anak remaja yang sedang asyik bermain Play Station di sebuah kamar kost-an.

Ya. Yuda, Aril, Lina dan Yudi sedang berkumpul di kost-an Aril siang ini. Menikmati masa remaja yang sudah tidak bisa dibilang masih remaja lagi. Mereka sudah dewasa.

"Ril, tempat sholat di mana?" tanya Nuda karena sudah memasuki waktu sholat ashar.

"Di kamar aku aja. Ambil wudhu di toilet," jawab Aril sambil terus bermain.

"Kamu nggak sholat?" tanya Nuda lagi.

"Nggak."

"Kenapa?"

"Ma-maksudku sholat, kok. Kamu sholat duluan aja." Aril gugup.

"Yaudah. Aku pinjem kamar kamu ya," ujar Nuda sambil berlalu pergi ke kamar Aril.

"Da, aku ikut." Lina beranjak dari duduknya mengikuti langkah Nuda.

Setelah berwudhu, Nuda dan Lina menyiapkan diri untuk segera sholat.

"Eh, tunggu. Kita kan berempat di sini, kenapa kita nggak sholat berjamaah aja?" kata Nuda yang dianggukkan oleh Lina.

"Emang mereka sobatnya malaikat Ridwan apa ntar bisa di rayu agar masuk syurga!" gerutu Nuda sambil keluar menghampiri Aril dan Yudi yang sedang asyik dengan gamenya.

"Heh, dajjal! Kalian nggak sholat apa? Kita sholat berjamaah aja, yuk! Satu orang jadi imam," kata Nuda setelah keluar menemui Aril dan Yudi.

"Yud, sana sholat!" Aril menyenggol lengan Yudi.

"Kamu ajalah sana!" sahut Yudi.

"Kamu aja!"

"Heh, semuanya ikut sholat. Nggak ada yang nggak sholat. Ayo!" ajak Nuda lagi.

"Eh, aku nggak deh, Nud. Hehe." Aril cengar cengir.

"Kenapa? Kamu anaknya Tuhan apa ntar di akhirat bisa merayu Tuhan agar nggak dimasukkan ke neraka!" cetus Nuda kesal.

"Emang iya. Aku anaknya Tuhan," sahut Aril tanpa sadar.

"Maksud kamu?" Nuda melototkan matanya.

"Eh, bu-bukan." Aril tambah gugup.

"Disuruh sholat nggak mau sholat. Kalian hidup tujuanmu untuk ngabisin fasilitas yang diciptakan Allah doang? Mati aja sana!" Nuda kembali memasuki kamar Aril menemui Lina untuk sholat.

Saat Nuda sudah kembali ke kamarnya Aril, Lina sedang celingak celinguk mencari sesuatu.

"Cari apa?" tanya Nuda.

"Tuh, yang dipake Aladin pas terbang," sahut Nuda santai.

"Sajadah?"

"Bukan."

"Terus apa?"

"Ya iyalah, goblok! Kau pikir sempak?" Lina memukul kepala Nuda.

"Main mukul-mukul lagi, ih. Nggak so fun banget dah lu." Nuda memegang kepalanya yang sakit.

"Makanya kalo mikir otak dipake jangan pake pantat!" Kesal Lina.

"Gile, emang ada apa orang mikir make pantat?"

"Ada lah. Bapak lu noh," ujar Lina.

"Helawww, bokap gue udah naik haji jadi manggilnya Abi bukan Bapak lagi."

"Sombong, setan!"

"Iri bi-"

"Heh, kalian apaan sih ribut-ribut?" Tiba-tiba Aril dan Yuda sudah berada di pintu kamar Aril.

AKU atau TUHANMU❔ (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang