Insiden Tak Terduga

4K 442 7
                                    

Hari ini Eunseo akan berlatih menjadi pria. Pelatihan ini dikhususkan agar Eunseo lebih mendalami perannya. Sejujurnya Eunseo sedikit keberatan karena ia tidak ingin kehilangan jati dirinya.

"Mulai hari ini aku adalah gurumu, jadi bersikaplah hormat padaku."

Eunseo langsung mengangkat tangannya untuk memberikan sikap hormat kepada guru barunya itu.

"Aigoo~ bukan seperti itu maksudku." Protes sang guru.

"Kau mengatakan jika aku harus bersikap hormat kepadamu, apa yang salah? Aku sudah hormat kepadamu." Entah berpura-pura tidak mengerti atau memang tidak mengerti, Eunseo sangat suka menggoda gurunya itu.

"Maksudku, kau harus menghormatiku sebagai gurumu bukan menggangguku seperti biasanya."

"Oh, seperti itu?" Ucap Eunseo seraya menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Soobin-seonsaengnim, maafkan muridmu ini." Lanjut Eunseo dengan membungkukkan badannya ke arah Soobin.

"Kau ini suka sekali mengejekku." Soobin lantas duduk di sofa. "Tidak perlu terlalu formal. Ambilkan aku minum!" Eunseo hendak protes, "Ingatlah! Aku ini gurumu, Ikuti perintahku!" Eunseo pun mengalah, lalu berjalan mendekati Soobin sebelum pergi ke dapur. Secepat kilat, Eunseo mencium pipi Soobin kemudian berlari ke dapur.

"Eunseooooooo!!!"

Eunseo tertawa mendengar teriakan Soobin. Sambil berjalan ke dapur, Eunseo tersenyum mengingat kelakuannya yang suka menggoda Soobin. Eunseo memang suka menggoda Soobin, apalagi ketika Eunseo menjadi Juyeon.

Reaksi Soobin lah yang membuat Eunseo semakin gemar menggoda Soobin. Soobin suka sekali berteriak dengan nada tingginya. Eunseo pikir, mungkin jika Soobin seorang penyanyi pasti cocok sekali menyanyikan lagu bernada tinggi.

Semenjak Soobin diutus bosnya menemani Eunseo dalam menjalankan misi penyamaran, mereka cepat menjadi akrab. Semua karena interaksi mereka selama ini.

Berawal dari Soobin yang suka mengomel dan Eunseo yang suka menganggu, alhasil terciptalah 'keharmonisan' pertemanan.

Soobin lebih tua dari Eunseo, namun Eunseo hanya menggunakan panggilan 'unnie' saat awal perkenalan mereka. Hal itu terjadi karena Soobin tidak ingin ketahuan jika dia sudah tua, oleh karena itu ia meminta Eunseo untuk tidak memanggilnya unnie. Hal tersebut juga yang membuat mereka semakin akrab.

Beberapa saat kemudian Eunseo kembali dari dapur sambil membawa nampan berisi minuman dan camilan. Sedangkan Soobin yang tadi duduk, sekarang sudah membaringkan tubuhnya di sofa panjang.

Mereka berdua sedang berada di apartemen Juyeon. Lebih tepatnya, Eunseo untuk sementara tinggal di sini. Eunseo sangat dekat dengan Juyeon sehingga ia bisa mengakses apartemen sang kakak dengan bebas, karena dulu ia sering bermain ke sini.

Setelah meletakkan nampannya di atas meja, Eunseo menghampiri Soobin. Lalu menepuk pelan lengan Soobin agar ia bangun. Namun Soobin tak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Eunseo kemudian mendekatkan wajahnya ke telinga Soobin.

"Oi, Bangun! Ada kapal terbang."

"Ha? Mana?" Soobin langsung terbangun dan menoleh ke kanan dan ke kiri mencari wujud kapal terbang. Sadar jika ditipu Eunseo, Soobin lantas memukul Eunseo.

"Kau berani menipu gurumu, hah?" Eunseo langsung menutup mulut dan hidungnya seakan-akan Soobin memiliki bau mulut. Soobin tentu saja kembali menerjang Eunseo dengan pukulan bertubi-tubi. Tenang saja, pukulan Soobin bagi Eunseo hanyalah pukulan kapas.

"Hahaha, maaf aku hanya bercanda." Soobin akhirnya menghentikan perbuatannya.

Soobin kemudian duduk dengan benar setelah mengambil segelas minuman lalu ia meminumnya. Eunseo juga melakukan hal yang sama.

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang