Kabar buruk?

3.5K 384 18
                                    

"Kau membuatku terkejut. Ku kira kau orang jahat tadi."

"Maaf, sudah mengejutkan anda. Saya tidak bermaksud seperti itu."

Ternyata orang yang membekap Eunseo tadi adalah orang suruhan ayahnya. Orang itu hanya ingin membantu Eunseo kabur dari seorang wartawan yang membuntuti Eunseo.

Eunseo cukup terkejut karena ia tidak tahu jika ada orang yang mengikutinya. Eunseo mengendap-endap hanya agar tidak bertemu orang-orang yang ingin menyiksa wajah dan lengannya.

"Tidak masalah. Terima kasih sudah membantuku tadi. Lalu kenapa kau bisa ke sini? Bukan kah sekarang masih jam kerja?"

"Tuan Son meminta saya untuk menjemput anda di apartemen. Tapi anda tidak ada. Untungnya saya melihat unggahan salah satu penggemar Nona Bona sehingga saya tahu keberadaan anda." Eunseo menoleh lalu mengernyitkan keningnya.

"Untuk apa ayahku menyuruhmu menjemputku?" Tanya Eunseo penasaran.

"Saya tidak tahu, Tuan."

Eunseo melemparkan pandangannya ke luar jendela mobil. Namun kembali menoleh ke arah sopir.

"Oh, ya. Bagaimana dengan mobil Ju- maksudku mobilku?" Hampir saja Eunseo mengatakan mobil kakaknya.

"Anda tidak perlu khawatir. Saya akan meminta seseorang mengantarkan mobil anda kembali ke apartemen."

Mendengar perkataan orang suruhan ayahnya, Eunseo menjadi lega. Tidak mungkin Eunseo membiarkan mobil kakaknya hilang begitu saja di parkiran supermarket.

"Hmm... Tuan?"

"Ada apa lagi?"

"Bolehkah saya minta tolong?"

"Apa?"

"Jika tidak keberatan, hmm... bisakah anda meminta tanda tangan Nona Bona untuk saudara saya?" Dengan rasa gugup, orang itu meminta kepada Eunseo.

Eunseo memicing matanya lalu berkata, "Untuk saudaramu atau untukmu?" Orang itu tampak langsung gelagapan mendengar pertanyaan Eunseo.

"Bukan begitu, Tuan. Maksud saya..."

Eunseo tersenyum lalu menenangkan orang itu. "Sudah, tenanglah. Aku hanya bercanda. Lagi pula Kim Bona memang cantik dan penuh talenta. Aku tidak heran jika akan ada banyak pria yang menyukainya."

"Anda benar. Nona Bona memang sangat mengagumkan. Anda sangat beruntung mendapatkannya."

Eunseo hanya tersenyum menanggapinya. "Hyunjung-ssi, tolong kita mampir membeli makanan dahulu sebelum bertemu ayahku."

"Baik, Tuan."

....

Sirine ambulans terdengar di sepanjang jalan, membelah kendaraan yang dilaluinya.

Tak lama kemudian ambulans sampai di rumah sakit. Para perawat bergegas membawa bangsal untuk pasien. Kemudian pasien dilarikan ke ruang gawat darurat.

Ekspresi cemas tercetak jelas di wajah Bona. Kekhawatiran menyelimuti hatinya.

Bona yang masih meliburkan diri, sementara tinggal di rumah keluarganya sejak sehari sebelum hari pertunangannya. Tiba-tiba pagi tadi, Bona dikejutkan oleh kepala pelayan keluarganya yang melaporkan keadaan ibunya yang sudah tak sadarkan diri di lantai dapur.

Setelah menghubungi dokter keluarganya, Bona diminta oleh sang dokter untuk segera membawa ibunya ke rumah sakit. Hal itu dilakukan agar Nyonya Kim mendapat perawatan yang lebih baik.

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang