Persiapan

4.6K 449 8
                                    

Hari Sabtu akhirnya tiba. Hari dimana pertemuan keluarga Kim dan keluarga Son akan dilaksanakan.

Sejak pagi, Bona dibuat pusing oleh ibu dan managernya. Ibunya selalu mengingatkan dirinya tentang acara pertemuan keluarga nanti malam dan menyuruhnya untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin. Bahkan ibunya mengajak Bona pergi ke salon untuk melakukan perawatan bersama dan Bona menyetujuinya.

Sedangkan sang manager baru saja memberitahu dirinya jika ia lupa membatalkan jadwal pemotretan siang ini. Tentu Bona sangat marah karena sebelumnya Bona sudah memberitahu managernya untuk mengosongkan jadwalnya karena Bona sudah mengiyakan permintaan ibunya untuk pergi ke salon bersama. Bona benar-benar pusing karena jadwal yang harusnya kosong malah tidak sesuai dengan ekspektasi.

Rencana Bona untuk hari ini sebenarnya yaitu, di pagi hari Bona akan menemui Dokter Kim karena sudah ada janji sebelumnya lalu dilanjut dengan melakukan perawatan bersama sang ibu kemudian bersiap untuk pertemuan dengan keluarga Son.

Bona ingin terlihat sempurna di acara nanti malam karena tidak ingin mempermalukan keluarganya dan merusak citranya sebagai artis papan atas. Oleh karena itu, ia menyetujui ajakan ibunya. Walaupun sebenarnya Bona akan tetap sempurna meski tanpa perawatan sekalipun.

Namun akhirnya, rasa profesionalitas memenangkannya. Bona pun tetap melakukan pemotretan dan membatalkan janjinya dengan sang ibu. Untungnya ibunya mengerti akan pekerjaan putrinya sehingga tidak mempermasalahkan hal itu. Toh, putrinya sudah cantik dari lahir.

....

Pemotretan berlangsung cukup lama hingga menjelang sore hari. Hal itu dikarenakan pemotretan dilakukan dengan beberapa setting sekaligus sehingga membuat Bona harus berganti beberapa style sesuai dengan arahan yang diminta.

"Akhirnya selesai juga. Kita pergi ke Coffe Shop terlebih dahulu." Perintah Bona kepada managernya yang sudah bersiap di bangku pengemudi.

"Baiklah~" Sang manager mulai menjalankan mobilnya.

Saat mobil sudah berjalan dengan kecepatan sedang, sang manager melirik Bona yang ada di bangku belakang melalui kaca tengah mobil. Dengan sedikit rasa takut, ia memanggil Bona. Bona pun merespon meski dengan mata tertutup karena kelelahan.

"Maafkan aku, karena kecerobohanku kau jadi tidak bisa pergi bersama ibumu." Ucap sang manager dengan nada penuh penyesalan.

"Sudahlah, lupakan! Fokuslah menyetir!" Kemudian hanya suara radio yang terdengar menemani perjalanan mereka. Beberapa saat kemudian Bona membuka matanya lalu kembali berbicara.

"Dayoung-ah!"

"Ya? Ada apa?"

"Aku ingat kau pernah bercerita jika kau berteman baik dengan anak dari Tuan Son, benarkan?"

"Iya, benar. Aku memang berteman dengan anak dari Tuan Son. Tapi itu dulu waktu masih SMP, namanya Eunseo, Son Eunseo."

"Eunseo?"

"Hmm, dia anak kedua Tuan Son. Dia memiliki kakak laki-laki bernama Son Juyeon."

"Ceritakan lebih banyak lagi tentang mereka, apapun yang kau ketahui!"

"Kenapa?"

"Ceritakan saja dan jangan banyak bertanya!"

"Baiklah, tapi tidak ada yang gratis di dunia ini."

"Teokbokki sepuasnya."

"Ok, deal."

"Lanjutkan!"

"Baiklah-baiklah. Jadi, Eunseo itu anak yang baik. Dia suka menolong dan berbagi. Dia anak yang lembut meski sedikit tomboy. Eumm... Dia juga pintar walaupun nilai fisikanya jelek. Wajahnya juga cantik." Dengan sedikit mengingat-ingat, Dayoung bercerita secara menggebu-gebu. "Kau tau? Wajahnya mirip sekali dengan kakaknya. Ya walaupun aku jarang bertemu kakaknya. Mereka berdua benar-benar mirip, Cantik dan Tampan. Aku curiga meraka kakak beradik blasteran Surga. Sayang sekali aku sudah tidak memiliki kontak dengannya karena..."

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang