Pembuat Masalah Telah Kembali

3.2K 345 21
                                    

"Ayo, katakan!" Eunseo masih menunggu Bona mengatakan sesuatu.

"Sebelumnya berjanjilah kepadaku kau akan menutup mulutmu."

"Baiklah, aku berjanji." Ujar Eunseo sambil meletakkan tangan kirinya menyilang ke dada kanannya.

"Aku..."

"Apa?" Eunseo semakin tidak sabar karena Bona menjeda ucapannya beberapa detik.

"Aku..."

20 detik kemudian masih tidak ada lanjutan dari kata 'aku'.

"Ish! Apa kau ini sedang main-main, ha?" Eunseo mulai kesal dengan sikap Bona yang seolah sedang mempermainkannya.

"Hahaha, maaf-maaf. Kau terlalu serius." Bona tertawa melihat ekspresi kesal yang Eunseo tunjukkan.

"Jangan bercanda! Sekarang katakan yang sebenarnya!"

Eunseo semakin kesal karena Bona tak kunjung memberitahunya. "Ingat?! Kau sudah berjanji padaku akan menceritakan rahasiamu setelah kita menikah. Tetapi nyatanya sampai sekarang, kau masih tidak mengatakannya. Apa kau tidak percaya padaku?" Dengan sedikit drama Eunseo berkata,"Huh! Aku percaya padamu tapi kau malah tidak mempercayaiku. Dasar tidak adil!" Ujar Eunseo yang berakhir dengan sikap merajuk, persis seperti anak kecil.

"Baiklah-baiklah, dengarkan baik-baik!"

"Hm." Eunseo bergumam sambil bersedekap. Ia sudah malas dipermainkan oleh Bona.

"Kau mendengarkan atau tidak?"

"Iyaaa, aku dengar."

"Jika begitu kenapa kau tidak melihatku?"

Eunseo menghela napas lalu mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Bona. "Sekarang aku sudah melihatmu. Lanjutkan!"

Bona mengerjapkan mata beberapa kali melihat wajah Eunseo yang tiba-tiba berjarak 5 cm dari wajahnya. Jantungnya kembali berulah melihat tatapan Eunseo yang tajam.

"Wajahmu terlalu dekat." Sambil berkata, Bona mendorong wajah Eunseo ke samping hingga Eunseo hampir terjungkal dari sofa.

"Aish! Kau ini..." Geram Eunseo tertahan. Rasanya ia ingin melempar Bona dari gedung apartemen jika diperlakukan seperti ini. "Sudahlah. Lupakan! Kau membuatku kesal. Aku tidak akan peduli lagi dengan rahasiamu itu. Bicaralah sendiri dengan kopi!" Eunseo meninggalkan Bona setelah memberikan kopi ke tangan Bona.

Bona terkekeh sambil menatap kepergian Eunseo hingga dia hilang dari pandangan Bona. Jantung Bona masih berdetak dengan cepat setelah kepergian Eunseo. Lalu Bona mengarahkan tangan ke dadanya yang masih bergemuruh. "Apa ada yang salah dengan jantungku?"

Bona yang sedirian di ruang tamu kemudian bangkit menuju kamarnya setelah menyimpan gelas dan piring yang ia gunakan tadi ke tempat pencuci piring. Di depan kamar Eunseo, Bona menghentikan jalannya lalu menatap pintu kamar Eunseo.

Pada akhirnya Bona masih tidak bisa mengatakan tentang kondisi dirinya kepada suaminya sekarang. Ia tidak sanggup jika 'Juyeon' nanti akan mengkhianatinya.

Mungkin lebih baik saat ini dia tidak perlu tahu kondisiku, pikir Bona.

"Maafkan aku."

....

Prang!

Gelas kaca berisi wine menabrak dinding hingga pecah berkeping-keping membuat dua orang berbadan kekar yang ada di sana ketakutan.

"Bagaimana kalian bisa gagal?" Nada dingin yang membekukan muncul dari seorang pria yang lebih muda dari dua orang berbadan kekar. Ia berpangku tangan lalu menatap tajam dua orang tersebut yang berdiri ketakutan di hadapannya.

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang