Be Close With You

3.4K 335 8
                                    

"Ini adalah hadiah dari kami untuk kalian." Bona dan Eunseo saling memandang setelah melihat hadiah dari orang tua Bona.

Itu adalah tiket paket bulan madu ke Paris. Bona dan Eunseo tentu ingin menolak tetapi mereka masih memikirkan cara yang tepat agar tidak menyinggung mereka berdua.

Beberapa detik kemudian, Bona mengeluarkan suaranya. "Mm... Appa! Eomma! Aku tidak bisa libur terlalu lama. Sebentar lagi aku harus menyiapkan project baru ku yang tertunda. Maafkan aku."

Mendengar ucapan Bona, Eunseo langsung menyambar menambahi. "Benar, saya juga tidak bisa terlalu lama cuti karena perusahaan baru saja stabil. Mohon pengertiannya."

Dengan kompak Bona dan Eunseo saling beralasan supaya dapat terhindar dari acara bulan madu. Sebab jika acara bulan madu ini dilakukan, mereka takut akan menjadi sesuatu yang tidak diinginkan oleh mereka.

Misalnya jika Bona dan Eunseo hanya berdua pergi ke luar negeri dengan fasilitas bulan madu, menurut Bona itu akan menjadi perjalanan yang canggung mengingat kejadian malam pertama pernikahan mereka yang di luar kendali. Ia masih malu dengan sikap binalnya.

Sedangkan Eunseo khawatir jika mereka pergi jauh dan hanya berdua, ia bisa saja ketahuan jika sebenarnya dirinya bukanlah Juyeon karena tidak ada Soobin di dekatnya yang selalu membantu penyamarannya sebab Eunseo belum cukup terbiasa dengan alat-alat yang diberikan Soobin. Eunseo juga sedikit takut jika hanya berdua dengan Bona.

"Apa pekerjaan kalian tidak bisa ditunda?" Tatapan kecewa Nyonya Kim membuat Eunseo merasa tidak enak kepadanya.

"Maafkan aku, tetapi Eomma tahu jika aku memiliki kontrak yang tidak bisa aku permainkan sesukaku. Aku tidak mau membayar denda yang sangat besar dan menghancurkan karirku begitu saja." Bona menunjukkan wajah memelasnya untuk membujuk ibunya.

Nyonya Kim menghela napasnya. "Jika seperti ini terus, kapan kalian bisa memberikan kami seorang bayi gemas?"

Eunseo menelan ludahnya mendengar keluhan ibu Bona. Entah kenapa tenggorokannya terasa kering. Ia lalu mengambil minuman yang ada di meja dan meminumnya. Dari tingkahnya, tampak jelas kegugupan tengah menyelimuti Eunseo. Bona yang melirik Eunseo kemudian juga ikut meminum minumannya.

"Sayang, sudahlah. Mereka masih muda dan baru saja menikah." Tuan Kim kemudian menatap putri dan menantunya secara bergantian. "Kapan kalian berencana memiliki anak?"

Eunseo spontan terbatuk. Bona menepuk punggung Eunseo dan memberikan minum setelah batuk Eunseo sedikit mereda.

"Kau baik-baik saja?" Tanya ibu Bona khawatir melihat Eunseo yang tiba-tiba terbatuk.

"Sepertinya dia butuh istirahat. Aku akan membawanya ke kamar terlebih dahulu." Bona memanfaatkan keadaan untuk kabur agar bisa terbebas dari pertanyaan-pertanyaan orang tuanya.

Bona tidak habis pikir akan seperti ini. Ia tidak memikirkan jika setelah menikah orang tuanya akan memaksa dirinya bisa segera memberikan cucu untuk mereka. Permintaan mereka tidak salah tetapi pernikahan ini bagi Bona hanyalah sebuah perjanjian antara dirinya dengan 'Juyeon'.

Poin pertama perjanjian mereka saja melarang untuk berbuat intim bahkan bersentuhan secara berlebihan apalagi untuk mereka bisa memiliki seorang anak?

Bicara soal isi perjanjian, sebenarnya Bona sudah melanggar poin pertama. Akan tetapi karena Eunseo mengakui jika itu juga salahnya, Bona tidak terkena denda sesuai dengan yang mereka sepakati sebelumnya.

Sesampainya di kamar, Bona mendudukkan Eunseo di tempat tidur. "Lupakan ucapan kedua orang tuaku dan jangan pernah berpikir kita bisa menurutinya."

Eunseo tidak menyangkal perkataan Bona karena pada dasarnya memang ia sama sekali tidak berniat melakukan semua itu. Lagi pula ia tidak mungkin bisa menghamili Bona. Namun di lubuk hatinya, ia merasa bersalah kepada Nyonya Kim yang tampak ingin sekali menimang cucu.

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang