Dayoung panik mengetahui Bona tumbang setelah mendengar ucapan Eunseo. Sedangkan Eunseo langsung mengangkat pandangannya saat merasa sesuatu terjatuh dan ternyata itu adalah Bona. Ia pun langsung menghampiri Bona yang pingsan.
"Hubungi dokter sekarang juga!" Teriak Eunseo membuat Dayoung langsung bergegas menghubungi Dokter Kim.
Kebetulan tidak ada pelayan di ruang tamu karena mereka masih sibuk dengan pekerjaan mereka. Eunseo juga tidak ingin para pelayan itu tahu mengenai permasalahan mereka.
Dengan cekatan Eunseo memberikan pertolongan pertama. Ia membaringkan Bona agar telentang. Karena Bona hanya mengenakan sweater yang sedikit longgar jadi ia tidak perlu melepaskannya.
Kemudian Eunseo memeriksa napas dan denyut jantung Bona. Mendengar Bona yang tidak bernapas dan denyut jantung yang lemah. Eunseo langsung melakukan CPR.
Eunseo takut Bona kenapa-napa. Ia tidak menyangka Bona akan menjadi seperti ini. Bagaimana pun Eunseo tidak ingin kehilangan Bona.
Beberapa kali Eunseo memompa dada Bona dan memberikan napas buatan. Eunseo benar-benar takut, ia mulai panik karena Bona tak kunjung bernapas.
"Ayo, bernapaslah! Kumohon!" Sambil terus menekan dada Bona, Eunseo memohon lirih.
"Dokter sedang menuju ke sini. Bagaimana keadaan Unnie?" Dayoung menghampiri Eunseo usai berhasil menghubungi Dokter Kim. Ia juga cemas dengan keadaan Bona sebab ia tidak pernah melihat Bona seperti saat ini sebelumnya.
Eunseo menghiraukan Dayoung karena masih fokus memberi napas buatan untuk Bona setelah memompa dada Bona. Akhirnya Bona bisa bernapas setelah semua usaha Eunseo. Eunseo dan Dayoung merasa lega. Eunseo pun kemudian memindahkannya ke kamar Bona.
Eunseo berlutut di samping tempat tidur Bona. Ia meraih tangan Bona dan menggenggamnya seolah tangan itu hanya miliknya. Air matanya selalu memaksa keluar tapi Eunseo berusaha menahannya. Di hatinya terus mengucapkan doa agar Bona baik-baik saja.
Dayoung hanya memperhatikan apa yang dilakukan Eunseo. Meskipun dia ikut kesal dengan perselingkuhannya, namun ada rasa kasihan ketika melihat Eunseo menangis putus asa saat memohon dan bagaimana cemasnya Eunseo saat memberikan pertolongan kepada Bona.
"Oppa, boleh aku bertanya?" Tanya Dayoung tiba-tiba.
Eunseo tidak langsung menjawab. Ia membawa tangan Bona ke pipinya. Kemudian Eunseo berkata, "Aku tidak pernah menduakan Bona."
Eunseo tahu apa yang ingin ditanyakan Dayoung. Dayoung cukup heran Eunseo menjawab pertanyaan yang belum terucap dengan akurat.
"Jika kau tidak pernah menduakan Bona Unnie, kenapa wanita itu bisa mengandung anakmu?"
"Aku tidak..." Eunseo menghentikan ucapannya.
Eunseo memejamkan matanya sejenak. Tidak mungkin dia mengatakan jika bukan dirinya yang menghamili Luda tapi kakak laki-lakinya lah yang berbuat demikian. Ia hanya berniat menolong mereka.
Kemudian Eunseo mengecup tangan Bona sebelum berkata, "itu hanya sebuah kesalahan."
Dayoung berdecih meremehkan jawaban Eunseo. "Kesalahan? Kesalahan yang kau nikmati bukan?"
Ucapan Dayoung cukup menyakiti hati Eunseo. Karena bukan dirinya yang berbuat tapi dirinya yang harus bertanggung jawab. Meskipun begitu, Eunseo tidak bisa menyalahkan Dayoung dan tidak bisa menyesal juga.
Eunseo tahu resikonya sejak ia memutuskan membantu Luda dan kakaknya. Jadi, ia juga harus mempertanggungkan keputusannya itu.
"Kau tahu? Jika bukan karena Bona Unnie, aku tidak segan-segan melaporkanmu kepada Tuan Kim. Walaupun kau kakak dari sahabatku, aku tidak peduli."