Eunseo masih termenung di kursi lorong rumah sakit. Ia bingung harus bagaimana sekarang. Kakak laki-lakinya masih belum ditemukan dan pernikahannya akan diajukan. Tidak mungkin dia menikahi Bona. Semua kebohongannya bisa terbongkar. Perusahaan keluarganya bisa hancur dan nasib para karyawan juga terancam jika Bona mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya.
"Kau di sini rupanya." Suara lembut mengejutkan Eunseo.
"Bona-ssi? Kau tidak menemani ibumu?"
"Beliau sudah tidur." Jawab Bona seraya duduk di samping Eunseo. "Soal permintaan ibuku, apa kau keberatan?" Tanya Bona menatap Eunseo dari samping.
"Ya. Eh... maksudku tidak, aku tidak keberatan. Hanya saja ... tidak kah ini terlalu cepat? Kita baru bertunangan kemarin, aku..." Eunseo tertunduk bingung harus mengatakan apa.
"Aku tahu, tapi aku tidak bisa menolak permintaan ibuku. Maafkan aku." Ucap Bona mengalihkan pandangannya menatap lantai rumah sakit.
"Tidak, tidak masalah, aku mengerti. Aku juga akan melakukan hal sama jika berada di posisimu." Hibur Eunseo saat melihat Bona tertunduk lesu.
Eunseo tidak mungkin mengatakan jika ia sangat menentang permintaan Nyonya Kim. Hal itu dapat mengancam kegagalan perjodohan ini dan keluarga Kim tidak akan membantu perusahaan keluarga Son.
Keheningan menyelimuti mereka berdua. Namun tiba-tiba terdengar suara gemuruh berasal dari perut Eunseo. Eunseo menjadi salah tingkah di depan Bona. Sedangkan Bona menahan senyumnya.
"Aku sangat lapar, kau mau makan?"
Pertanyaan Bona membuat pipi Eunseo menjadi merah karena ketahuan jika sebenarnya ia tengah kelaparan. Dengan malu-malu, Eunseo menyetujui ajakan Bona.
Eunseo memang lapar karena sedari tadi ia tidak sempat makan siang dan hanya memakan beberapa camilan sedangkan sekarang hari sudah mulai gelap.
Akhirnya mereka memutuskan untuk mencari makan di luar sebab di kantin rumah sakit terlalu banyak orang dan Bona sedang tidak ingin menjadi pusat perhatian.
Ketika di basement rumah sakit, Eunseo mencari mobil Juyeon namun tidak ada. Sesaat kemudian Eunseo teringat jika ia membawa mobil Hyunjung dan meninggalkan Hyunjung di rumah Soobin.
Apa kabar mereka sekarang? Apa Hyunjung masih baik-baik saja?
"Ada apa?" Tanya Bona saat melihat Eunseo melamun.
"Tidak ada apa-apa. Ayo! Itu mobilnya."
Di lain tempat, di waktu yang sama.
"Hyunjung-ssi! Kau baik-baik saja?" Teriak Soobin agar Hyunjung dapat mendengar suaranya.
" ... "
"Hyunjung-ssi?"
Tidak ada jawaban dari Hyunjung, membuat Soobin melihat kaca spion yang diarahkan tepat ke arah Hyunjung. Terlihat Hyunjung membatu dengan mata terpejam dan tangannya mencengkeram pundak Soobin. Soobin pun menurunkan kecepatan motornya dan mulai menepikannya.
Mereka berhenti di samping trotoar. Soobin menengok ke belakang. "Hyunjung-ssi?"
Hyunjung membuka matanya. Hal pertama yang ia liat adalah tatapan khawatir Soobin. Hyunjung terpaku karena jarak yang terlalu dekat. Saat tersadar, ia langsung mengalihkan pandangannya. Timbul sedikit semu merah di pipinya.
"Kau baik-baik saja?" Soobin mengulangi pertanyaannya saat melihat Hyunjung bergerak.
"Aku baik-baik saja." Dengan nada bergetar Hyunjung menjawabnya.
"Sungguh?"
"Iya." Hyunjung gengsi mengakui jika sebenarnya ia ketakutan saat dibonceng Soobin. Hyunjung tidak ingin Soobin menganggapnya pria yang lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry
Fiksi PenggemarMenyamar menjadi laki-laki demi menyelamatkan banyak orang, itulah yang dilakukan Son Eunseo. Dia bukan superhero dengan kemampuan di luar nalar. Dia hanya gadis biasa yang mencoba menerima keadaan. Kim Bona wanita cantik dengan segudang prestasi di...