Hari yang Buruk?

4K 401 16
                                    

"Aku menyukaimu." Bona menatap Eunseo dengan tatapan yang intens.

Eunseo juga membalas tatapan Bona tak kalah intens. Bona melirik bibir rekah milik Eunseo lalu kembali menatap mata Eunseo dengan tatapan seduktif.

Eunseo yang merasakan tatapan Bona sedikit berbeda itu membuat Eunseo pun tak mampu mengalihkan pandangannya dari tatapan Bona. Bak terhipnotis, Eunseo terlena dalam tatapan Bona.

Bona sedikit menggigit bibir bawahnya. Eunseo yang melihat itu, menelan ludahnya. Eunseo merasa Dadanya tiba-tiba berdesir, jantungnya memompa dengan cepat dan bulu kudunya sedikit meremang.

Perlahan Bona berjinjit dan mendekatkan wajahnya. Jantung Eunseo semakin berdebar dengan cepat seakan-akan jantungnya ingin keluar saat Bona mulai menutup matanya.

Eunseo secara naluri juga mulai menundukkan kepalanya perlahan mengikuti arus yang Bona ciptakan. Eunseo semakin mendekat sambil menutup matanya.

Perlahan namun pasti kedua bibir mereka saling menyatu. Bak tersengat listrik, Eunseo terpaku merasakan lembutnya bibir Bona yang menempel di bibirnya.

Entah apa yang merasuki Eunseo, dengan lembut Eunseo mulai melumat bibir seksi Bona. Bona tanpa ragu kemudian membalas lumatan Eunseo. Mereka saling melumat habis bibir lawannya. Manis dan sangat manis yang Eunseo rasakan.

Lidah Bona memancing lidah Eunseo hingga akhirnya lidah mereka saling bertautan. Ciuman menjadi semakin dalam dan Udara semakin panas, itulah yang mereka rasakan.

Bona menahan ciuman mereka sejenak untuk menghirup oksigen saat napas mereka mulai habis. Eunseo membuka matanya dengan napas yang masih tersengal.

Sesaat napas mereka kembali normal. Mata Eunseo langsung tertuju pada bibir Bona yang merah mengkilap karena ulahnya.

Tanpa basa-basi Eunseo langsung menerjang kembali bibir Bona. Bona sedikit terkejut namun meresponnya dengan cukup baik.

Lumatan demi lumatan, lilitan demi lilitan, hingga saliva yang saling bertukar menghiasi ciuman mereka. Ciuman yang berawal lembut kini semakin memanas.

Tangan Eunseo mulai mengusap lembut pinggang Bona, naik dan turun. Kemudian Eunseo mengangkat tubuh mungil Bona ke dalam pelukannya. Lalu membawa Bona ke sebuah kamar tanpa melepas ciumannya.

Eunseo membaringkan tubuh Bona di atas ranjang dengan hati-hati. Sekarang Bona berada tepat di bawah Eunseo. Eunseo pun menahan tubuhnya dengan kedua lengannya agar tidak membebani Bona yang berada dalam kungkungannya.

Tangan Bona memeluk punggung Eunseo dan mengelusnya. Kemudian Eunseo kembali melanjutkan ciuman mereka yang sempat tertunda. Ciuman yang mereka lakukan menjadi sedikit lebih kasar.

Eunseo sejenak menghentikan ciumannya dari bibir Bona. Lalu ia beralih turun ke leher Bona. Bona yang merasakan ciuman Eunseo di lehernya hanya mampu mendongakkan kepalanya agar Eunseo lebih leluasa.

Erangan kecil mulai terdengar di telinga Eunseo. Hal itu justru membuat Eunseo semakin menjadi.

Salah satu tangan Eunseo mulai menjelajahi tubuh Bona. Mulai dari pinggang Bona lalu mengarah ke perut rata Bona dan berakhir di pangkal salah satu aset berharga milik Bona.

Eunseo menghentikan gerakannya lalu menatap Bona yang wajahnya sudah sangat memerah. "Kau semakin cantik saat seperti ini."

Bona mengalihkan pandangannya ke samping dan menutup setengah wajahnya dengan malu-malu. Eunseo melihat itu menjadi gemas dengan Bona.

Tiba-tiba Bona membalik posisi Eunseo. Sekarang Eunseo berada di bawah Bona. Dengan senyum licik, kemudian Bona menyerang Eunseo.

Eunseo cukup terkejut merasakan Bona mencium telinganya lalu turun ke area leher Eunseo kemudian menjilatnya dan memberi gigitan kecil. Erangan pun akhirnya keluar dari bibir Eunseo.

...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang