Aku Percaya Padamu

3.1K 348 4
                                    

Eunseo tengah membuat kopi untuk dirinya sendiri. Usai membuatnya, ia ke ruang tamu sambil membawa minumannya untuk menemani camilan yang ia dapat dari Yeoreum kemarin.

"Kau mau kemana?" Tanya Eunseo melihat Bona bersiap untuk keluar.

Setahu Eunseo, hari ini Bona tidak ada jadwal. Jika pun ada acara mendadak, Bona pasti memberitahunya karena ia harus menemaninya agar tidak terkena sanksi dari ayah mertuanya.

"Aku ada urusan sebentar kau tidak perlu menemani. Aku jamin Appa tidak akan tahu. Aku pergi dulu." Bona langsung pergi begitu saja setelah pamit.

Ada rasa khawatir ketika melihat Bona terburu-buru. Tidak biasanya Bona seperti itu. Eunseo hanya bisa mencoba tetap mempercayai Bona.

Eunseo meminum kopinya lalu teringat alamat yang ia terima tiga hari lalu. Apa itu alamat Juyeon Oppa? Tetapi kata Appa, Juyeon Oppa ada di luar negeri sedangkan alamat kemarin ada di daerah sekitar distrik Ilsan Timur. Apa lebih baik aku pergi ke sana saja untuk memastikannya? Mungkin saja itu benar-benar alamat Juyeon Oppa.

....

"Apa yang kau rasakan?"

"Sama seperti sebelumnya tetapi rasanya jauh lebih sakit dari biasanya."

"Kau masih menggunakan resep yang diberikan dokter Irene kan?"

"Hm, tetapi aku tidak meminumnya selama lima hari belakangan karena aku belum bisa mendapatkan resepnya lagi."

"Baiklah, mari paman antar ke ruang dokter Irene untuk pemeriksaan lebih lanjut. Aku khawatir jaringan endometrium sudah mengendap terlalu parah." Dua orang yang saling berbincang itu kemudian keluar dari ruang bertuliskan Dr. Kim menuju ruangan dokter Irene.

Hari ini Bona mendatangi dokter Kim untuk berkonsultasi mengenai kondisinya. Sebelumnya Bona sudah lebih baik tetapi menstruasinya kali ini lebih menyakitkan dan juga di beberapa bagian tubuh lainnya terasa sangat sakit sehingga ia harus memeriksakannya kembali.

Sesampainya di ruang Dokter Irene, usai menitipkan Bona kepada dokter Irene, dokter Kim pamit untuk kembali ke ruangannya. Selanjutnya dokter Irene memeriksa Bona dengan pemeriksaan khusus.

Usai melakukan beberapa pemeriksaan, Dokter Irene duduk membaca hasil pemeriksaan. Ia menatap Bona yang terlihat tenang.

"Kista endometriosis yang kau derita sekarang lebih parah dari sebelumnya."

Bona tertunduk mendengarnya karena hal yang ia duga ternyata memang benar adanya.

"Kau tidak melanjutkan terapi hormon sebelumnya dan itu memperparah keadaanmu. Kau akan lebih sulit memperoleh keturunan tapi bukan berarti kau tidak bisa hamil."

"Lalu apa yang harus saya lakukan?" Bona menatap Dokter Irene penuh harap.

"Dilihat dari tingkat keparahan, kita bisa melakukan operasi untuk menghilangkan kista yang ada di luar rahimmu. Setidaknya itu dapat mengurangi tingkat keparahan dan rasa sakitmu. Selanjutnya kita bisa kembali melakukan terapi." Bona terdiam mendengarkan. "Apa suamimu sudah mengetahui masalah ini?"

Bona menggelengkan kepalanya. "Dia belum tahu."

"Cepat atau lambat dia harus tahu masalah ini. Dia berhak untuk mengetahuinya karena dia suamimu sekarang. Aku mengerti ketika kau ingin menyembunyikannya dari orang tuamu tapi kau tidak bisa terus menyembunyikan ini semua dari suamimu. Kau mengerti?" Dokter Irene mencoba memberi pengertian kepada Bona.

Bona hanya mengangguk lalu pamit setelah menerima resep untuk rasa sakitnya. Di jalan Bona memikirkan ucapan dokter Irene. Ia merenungkan apa ia harus benar-benar memberitahukan rahasia sebenarnya tentang dirinya kepada 'Juyeon'?

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang