Save You

2.9K 337 95
                                    

Eunseo membuka matanya secara perlahan menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya ruangan meskipun matanya kembali tertutup. Hal pertama yang ia rasakan saat ini adalah rasa haus yang menyerang tenggorokannya serta tubuh yang terasa kaku dan sakit di hampir semua tempat. Ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya.

Bona yang hampir tertidur di kursi terbangun saat kepalanya terantuk. Melihat Eunseo sudah sadar, ia langsung menghampiri Eunseo. Ia sangat senang melihat Eunseo yang sudah kembali membuka matanya meskipun hanya sesaat setelah 2 hari tidak sadarkan diri.

"A... air." Ucapan Eunseo menghentikan Bona yang hendak keluar memanggil perawat.

"Kau mengatakan apa?"

"Air." Dengan suara serak, Eunseo kembali berbicara dengan volume pelan sambil menutup kembali matanya yang terasa berat.

"Air?"

Bona melihat nakas di samping tempat tidur. Di sana terdapat sebotol air mineral yang merupakan air minumannya tadi dan beberapa buah-buahan.

Bona mengambil botol minum itu lalu ia terhenti. Ia kembali berpikir bagaimana cara ia meminumkan air ini kepada Eunseo?

Tidak ada sedotan maupun sendok di sini. Jika menggunakan tutup botol, airnya bisa tumpah. Ia lantas hendak pergi ke dapur tetapi suara Eunseo kembali menahannya. Eunseo merasa sangat haus sekali sehingga ia menggumamkan kata air secara terus menerus sambil tetap menutup matanya, sepertinya Eunseo setengah sadar melakukannya.

Bona yang tidak tega tanpa ragu lagi membuka tutup botol kemudian memasukkan air ke dalam mulutnya. Ia lalu mendekatkan wajahnya hingga tepat di hadapan wajah Eunseo. Setelah memantapkan hatinya, kemudian Bona mengarahkan bibirnya ke bibir kering milik Eunseo.

Eunseo yang merasakan air mengalir lantas langsung menyedot air itu hingga tandas. Namun rasa hausnya masih sangat menyiksa. Akhirnya Bona mengarahkan mulutnya kembali hingga beberapa kali sampai rasa haus yang Eunseo rasakan menghilang.

Setelah memberi minum Eunseo, pipi Bona merona. Ia menggigit bibirnya mengingat bagaimana rakusnya Eunseo menyedot mulutnya.

Usai rasa hausnya teratasi, Eunseo kembali tertidur. Sedangkan Bona membenahi selimut Eunseo lalu pergi keluar untuk mencari perawat yang Tuan Son sewa.

Saat ini Eunseo tengah dirawat di rumah yang Tuan Son sewa khusus untuk Eunseo. Setelah pemeriksaan di rumah sakit, orang suruhan Tuan Son meminta agar Eunseo di rawat di rumah. Dengan bantuan koneksi Dokter Lee, semua dapat berjalan lancar.

Alasan yang diberikan Tuan Son melakukan hal ini adalah demi keamanan Eunseo selama masa penyelidikan. Padahal sebenarnya adalah menghindari terbongkarnya identitas Eunseo yang sebenarnya. Karena mereka tidak berada di Seoul sehingga Dokter Lee tidak bisa merawatnya. Oleh karena itu, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, Tuan Son menyewakan rumah lain.

Semua yang ada di rumah ini adalah orang-orang dari kendali Tuan Son yang bertugas mengawasi keamanan Eunseo. Termasuk perawat dan dokter yang menangani Eunseo.

Dua hari lalu ketika Eunseo dan Yeoreum menghilang di taman, Bona menelpon ayah mertuanya. Ia meminta bantuan Tuan Son karena beliau lebih mengenal Pulau Jeju dibanding ayahnya. Selain itu jika ia meminta bantuan kepada ayahnya, ia khawatir ibunya akan tahu dan membuatnya terkejut. Sehingga Bona lebih memilih meminta bantuan Tuan Son dari pada ayahnya sendiri. Lagi pula 'Juyeon' adalah putra Tuan Son pasti Tuan Son akan membantunya pikir Bona.

Tuan Son yang mendapat kabar tersebut langsung memerintah salah seorang anak buah kepercayaannya yang ada di Jeju untuk membantu Bona menemukan Eunseo. Pencarian dilakukan dengan cara melacak keberadaan sinyal GPS dari ponsel Dayoung yang dibawa Yeoreum.

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang