Jam menunjukkan pukul 01.48 KST, tetapi Eunseo masih memaksakan matanya tetap terbuka. Ia menuju apartemen Juyeon setelah mendapat telpon dari Soobin. Eunseo tidak tahu mengapa Soobin memaksanya untuk pergi ke apartemen, padahal Eunseo masih ingin menemani Bona.
Sesampainya Eunseo di depan pintu apartemen, ia memasukkan kode password apartemen. Saat baru menutup kembali pintu, Eunseo langsung disambut dengan sebuah pukulan bertubi-tubi dari tangan seorang wanita mungil yang tengah berbadan dua.
"Aw! Hey! Hentikan! Kau ini kenapa? Aku baru datang, kenapa memukulku?"
Seolah tuli, Luda tidak peduli dengan perkataan Eunseo dan terus memukulnya. Sedangkan Eunseo terus dalam posisi bertahan tanpa niat menghentikan atau melawan pukulan bertubi-tubi itu.
Eunseo tidak tahu mengapa wanita ini tiba-tiba memukulnya. Tetapi wanita ini memukul seolah sedang marah terhadapnya. Karena pukulan Luda tidak terlalu menyakitkan meskipun masih terasa sakit, Eunseo membiarkan Luda melampiaskan amarahnya.
Beberapa saat kemudian Luda berhenti dengan sendirinya. Eunseo mengintip dari balik telapak tangan yang ia gunakan sebagai pelindung wajahnya. Dirasa Luda yang sudah tidak marah, Eunseo merilekskan tubuhnya.
Belum sempat Eunseo menghembuskan napasnya, Luda kembali menerjangnya dengan sebuah pelukan tiba-tiba. Eunseo yang belum siap, terkejut dan hampir terjatuh. Untungnya pintu apartemen mampu menahan tubuhnya yang terhuyung ke belakang. Walaupun punggungnya harus terbentur pintu.
Sejujurnya, Eunseo dibuat bingung dengan sikap Luda yang menurutnya tidak biasa ini. Saat melihat Soobin yang baru muncul, Eunseo langsung memberi isyarat meminta pertolongan menggunakan gerakan matanya. Soobin yang tidak mengerti hanya memberikan gestur bertanya.
Eunseo kembali memberi isyarat. Namun sebelum Soobin mengerti, Luda melepas pelukannya lalu menatap Eunseo. Eunseo yang tadinya memberi isyarat seketika beralih memamerkan senyum manisnya.
"Mengapa kau tak pernah datang kemari? Apa kau sedang bersenang-senang dengan istrimu?" Mendengar itu, senyum Eunseo berganti.
"Aku... aku sedang berada di Pulau Jeju, jadi aku tidak bisa kemari." Eunseo mencoba untuk beralasan.
Sekarang Eunseo dapat memahami jika Luda tengah cemburu karena mengira jika Juyeon telah mengabaikannya. Sebab Luda masih belum mengetahui jika Juyeon yang ia lihat sebenarnya adalah Eunseo.
"Kau pembohong!"
"Apa maksudmu? Aku tidak berbohong."
"Kau sudah tidak mencintaiku kan?"
"Ha? Aku-"
"Kau bahkan tidak membalas pelukan ku."
"Bukan begitu..."
"Lalu apa?"
"Aku hanya-"
"Kau hanya terlalu banyak beralasan!" Usai mengatakannya, Luda langsung berlalu dengan hentakan keras meninggalkan Eunseo yang melongo seperti orang idiot. Soobin lantas menghampiri dan berdiri di sisinya.
"Bagaimana menurutmu?"
"Dia sepertinya sudah gila." Eunseo menjawab tanpa melihat Soobin dan masih menatap kepergian Luda.
Ttak!
"Aw!" Eunseo memegang kepala belakangnya yang dipukul oleh Soobin.
"Kau yang gila!"
"Aku?"
"Ya! Kenapa kau tidak mengatakan jika dia sedang hamil?"
Ttak!