Pagi menjelang. Di luar matahari masih malu-malu untuk terbit. Udara juga menjadi semakin dingin karena musim akan berganti.
Dua sosok insan manusia masih asik membungkus tubuh mereka dengan selimut tebal. Bahkan mereka saling berpelukan untuk mengurangi hawa dingin yang menusuk.
"Yeoreum-ah! Kenapa pagi ini dingin sekali?" Ucap gadis berambut blonde dengan suara parau dan mata yang masih terpejam.
Gadis itu juga semakin mengeratkan pelukannya kepada gadis berwajah imut karena udara benar-benar semakin dingin.
Suara khas bangun tidur terdengar menjawab ucapan gadis berambut blonde. "Mungkin pemanasnya mati. Ayo tidur lagi, mataku masih mengantuk."
Sedangkan di kamar yang lain. Seorang gadis mungil tengah memeluk punggung seseorang yang berperawakan seperti pria. Entah kenapa tapi punggung orang itu terasa hangat dan membuat nyaman si pemeluk.
Tak berapa lama suara erangan muncul disusul pergerakan dari sosok berambut pendek. Ia berbalik menghadap gadis mungil yang memeluknya.
Tanpa sadar sosok berambut pendek memeluk si gadis mungil seperti guling. Sedangkan gadis mungil itu bukan menghindar tetapi malah mencari posisi yang paling nyaman. Dan akhirnya mereka berdua kembali tertidur.
3 jam kemudian.
Hari beranjak siang. Yeoreum dan Dayoung sudah bangun sejak 2 jam yang lalu. Mereka kini masih asik menonton cartoon ditemani beberapa camilan setelah menghabiskan semangkuk sereal dan segelas susu hangat.
Berbeda dengan Eunseo dan Bona yang masih betah saling berpelukan di bawah selimut. Sejak 3 jam lalu, posisi mereka masih tetap sama. Entah karena rasa lelah yang mereka rasakan atau rasa hangat karena udara dingin yang membuat mereka betah terus memejamkan mata.
"Kapan mereka akan bangun?"
"Entah."
"Hah, dasar pengantin baru."
"Kenapa?"
"Tidak ada. Anak kecil diam saja."
"Yaa! Aku lebih tua darimu."
"Tapi kau seperti anak kecil."
"Aku tidak kecil. Bahkan tinggi ku melebihi tinggimu."
"Tapi mukamu seperti bocah."
"Dari pada mukamu, boros."
"Apa kau bilang?!"
"Boros."
"Kau- Rasakan ini!"
Kira-kira seperti itulah awal mula suara berisik yang disebabkan oleh dua gadis muda yang kini saling mengejar mengelilingi setiap ruangan untuk membalas pukulan demi pukulan dari satu sama lain. Suara berisik yang ditimbulkan dua gadis muda itu mulai mengusik pasangan yang sedang asik di pulau mimpi.
Secara hampir bersamaan, Eunseo dan Bona mulai membuka matanya. Beberapa saat pikiran mereka belum cukup penuh untuk menyadari posisi mereka. Eunseo dan Bona hanya mengerjapkan mata menatap satu sama lain.
Saat tersadar, Eunseo langsung melepas pelukannya dan memberi jarak di antara mereka berdua. Pipi keduanya merona dengan sangat jelas.
"Maaf." Ucap Eunseo.
"Tidak apa-apa." Dengan suara lirih, Bona membalas.
"Aku ke kamar mandi dulu."
"Hm."
Eunseo beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar.
Bona menatap punggung Eunseo hingga menghilang di balik pintu kamar mandi. Tangan kirinya memegang dada kiri tepat di jantungnya. Bona dapat merasakan detakan jantungnya sangat cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry
FanfictionMenyamar menjadi laki-laki demi menyelamatkan banyak orang, itulah yang dilakukan Son Eunseo. Dia bukan superhero dengan kemampuan di luar nalar. Dia hanya gadis biasa yang mencoba menerima keadaan. Kim Bona wanita cantik dengan segudang prestasi di...