Tolong Jaga Dia

3.9K 354 168
                                    

"Kembali ke Seoul?" Tanya Eunseo.

"Iya, kita bisa kembali ke Seoul."

"Tapi ayahmu..."

"Aku akan mengurusnya."

Eunseo tersenyum senang, akhirnya ia bisa pulang. Ia pun mendekati Bona dan langsung memeluknya. "Terima kasih, terima kasih banyak."

Bona membalas pelukan Eunseo. Ia senang bisa membuat suaminya tersenyum karena dirinya.

Kedatangan Bona di New York tidak hanya untuk menemui suami tercintanya tetapi ia juga berniat membawa pulang sang suami usai menyelesaikan perjanjiannya dengan sang ibu. Entah apa isi perjanjiannya, yang pasti Nyonya Kim telah berjanji akan membantu Bona membujuk ayahnya sehingga Bona bisa mengajak pulang suaminya.

"Tapi ada syaratnya."

Eunseo melepas sedikit pelukannya dan menatap Bona yang menaikkan selimutnya yang sempat turun. "Apa?"

Bona menyeringai lalu berkata, "Cium aku."

Bibir Eunseo berkedut. Ia tidak keberatan dengan syarat yang diajukan Bona tapi ia khawatir jika dirinya tetap mencium Bona hal yang tadi tertunda akan kembali berlanjut. Namun Eunseo tidak memiliki alasan untuk menolaknya. Mau tidak mau Eunseo pun mulai memajukan bibirnya menuju bibir Bona.

Tinggal beberapa inchi, telunjuk Bona menahan bibir Eunseo. Eunseo dibuat bertanya-tanya, kenapa Bona menghentikannya?

"Aku ingin ke kamar mandi sebentar."

Gadis mungil itu kemudian melesat dengan selimut masih melilit tubuhnya dan ia meninggalkan Eunseo dengan wajah bodohnya.

Beberapa saat kemudian Bona keluar dari kamar mandi. Bukannya menghampiri Eunseo ia malah membuka kopernya yang belum dirapikan dan mencari sesuatu.

Tidak menemukan yang ia cari, Bona berubah menjadi gelisah. Eunseo yang sejak tadi memperhatikan lalu bertanya, "Kau mencari sesuatu?"

"Iya." Bona mengangguk sambil terus mencari. Namun sepertinya ia lupa menyiapkan barang itu.

"Mencari apa?"

Wajah Bona memerah mendengar pertanyaan Eunseo. Ia hanya malu mengatakan jika sebenarnya ia sedang mencari pembalut karena secara tak terduga ternyata dirinya sedang datang bulan sekarang.

"Mmm..."

"Apa?"

Setelah dipikir-pikir tidak ada salahnya mengatakan pada suaminya jika ia tengah datang bulan. Bagaimanapun 'Juyeon' harus tahu jika acara malam pertama mereka harus kembali tertunda.

"Sepertinya aku sedang datang bulan." Ucap Bona.

"Oh! Kau sedang mencari pembalut?"

Pertanyaan spontan dan blak-blakan dari Eunseo membuat Bona semakin malu karena meskipun Eunseo seorang wanita tapi di mata Bona Eunseo masih lah seorang pria. Dan hal seperti ini sangatlah memalukan bagi Bona sehingga ia hanya mengangguk menjawab pertanyaan Eunseo.

"Baiklah, tunggu sebentar. Aku akan mengambilkannya."

"Mengambilkannya?" Tanya Bona terheran-heran karena tidak mungkin seorang pria memiliki pembalut.

Eunseo yang menyadari itu kemudian meralat ucapannya. "Maksudku aku akan membelikannya untukmu. Tunggulah sebentar, aku akan segera kembali."

Kurang lebih 10 menit kemudian Eunseo kembali dengan sekantong pembalut berbagai ukuran, jenis dan merk.

"Untuk apa kau membeli sebanyak ini?"

"Aku tidak tahu berapa ukuranmu, jadi aku membeli semua ukuran. Aku juga tidak tahu mana yang sering kau gunakan jadi aku memilih semua merk dengan beberapa jenis yang berbeda. Aku tidak mengerti tentang pembalut dan aku juga malu jika harus bertanya pada pegawai minimarket. Jadi aku langsung membelinya untukmu." Dengan sok polos Eunseo berkata demikian.

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang