Got You or Get You

2.8K 304 32
                                    

"Lu-"

Luda berlalu begitu saja saat tahu Dawon akan memanggilnya. Dawon hanya bisa melihat kepergian Luda.

Salah seorang pegawai yang melihatnya, menebak jika pasangan itu sedang bertengkar. Sebab sejak pagi Luda terlihat murung dan saat kedatangan Dawon ia selalu menghindar.

"Bos, apa Nyonya Bos sedang marah?" Tanya pegawai itu.

"Sepertinya begitu." Masih menatap toilet yang di masuki Luda, Dawon menjawab.

Pegawai itu mengangguk. "Wanita hamil memang cenderung sensitif. Sabar ya, Bos." Ia mencoba untuk menghibur Bosnya itu.

"Hm."

Sedetik kemudian ia memanggil pegawai itu sebelum dia benar-benar pergi.

"Ya Bos, ada apa?"

"Jika tidak salah kau sudah menikah bukan?"

"Iya, benar Bos. Memangnya ada apa?"

"Aku ingin menanyakan sesuatu. Mm... Jika istrimu marah karena kau tidak melakukan permintaannya, apa yang kau lakukan?"

"Aa~ sepertinya Nyonya Bos marah karena Bos tidak menuruti permintaannya. Untuk wanita hamil sepertinya, pasti akan sulit." Gumam pegawai itu tapi masih terdengar di telinga Dawon. "Biasanya jika istriku marah, aku hanya akan menggendongnya ke dalam kamar dan keesokan harinya kami pasti kembali baik-baik saja." Ucapnya kepada Dawon.

"Ha? Maksudnya?" Dawon benar-benar tidak mengerti.

Pegawai itu membisikkan sesuatu kepada Dawon. Setelah itu telinga Dawon tiba-tiba memerah. "Semua wanita sering seperti itu, Bos."

Dawon menjadi salah tingkah karena bisikan pegawainya itu. Faktanya, dirinya dan Luda bukanlah suami dan istri sungguhan tidak mungkin ia melakukan saran pegawainya.

Secara kebetulan Luda keluar dari toilet dan Dawon melihatnya tetapi Luda lagi-lagi mengabaikannya.

"Ada cara lain?"

"Emm... umumnya sih wanita suka sekali berbelanja, Bos." Dawon mengangguk mengerti.

Dawon mengambil sesuatu dalam sakunya kemudian meraih tangan pegawainya dan memberikan sesuatu itu ke tangan si pegawai.

"Terima kasih banyak." Setelah mengucapkan itu Dawon pergi.

Pegawai itu melihat pemberian Dawon dan langsung tersenyum lebar. Siapa yang tidak senang? hanya ditanya sebentar tapi bisa mendapatkan 50.000 won.

"Bos Dawon memang baik."

....

"Tidak bisa."

Bona dan Dayoung sedang menemui direktur utama Starchip Entertainment untuk membatalkan kontrak perpanjangan Bona sebelumnya. Tetapi Tuan CEO itu menolaknya.

"Sejak awal kita sudah sepakat, kau akan terus melanjutkan kontrak. Bahkan kau meyakinkan saya waktu itu dan sekarang kau tiba-tiba ingin membatalkannya?" Tuan CEO menghela napasnya. "Tidak semudah itu, Bona."

"Sajang-nim! Unnie benar-benar tidak bisa melanjutkan kontrak ini." Dayoung memohon kepada Tuan CEO.

"Dayoung-ssi, kami menyetujui permintaanmu untuk membatalkan semua jadwal Bona selama dua bulan termasuk pembatalan comeback Bona ditambah masa vakum tiga bulan bukan berarti kau bisa meminta lagi. Kau tahu? Karena permintaanmu itu, kami mengalami kerugian yang cukup besar. Tapi kami mengerti tentang keadaan Bona saat itu. Dan sekarang, Bona sudah membaik. Dia bintang besar Starchip. Dan kami harus mengembalikan keuangan Starchip yang sempat menurun. Jika saya menerima pembatalan kontrak, sama saja itu membunuh Starchip. Sebelum kami menemukan pengganti Bona, saya tidak bisa menyetujuinya."

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang