Musim semi telah tiba. Daun yang berguguran kini telah tumbuh segar. Bunga-bunga pun mulai bermekaran. Hangatnya mentari memberi sensasi riang menjalani hari. Seorang gadis kecil nampak berjalan tertatih mendekati kupu-kupu cantik yang hinggap di bunga berduri.
Gadis kecil ingin mengambil kupu-kupu itu, tapi pandangannya beralih pada seorang anak yang sedang minum susu. Keinginannya pun berganti, kaki gadis kecil perlahan mendekati seseorang yang sedang perenggangan.
"Appa, Appa!" Gadis kecil itu menarik-narik celana orang itu. "Yeoleum ucu Yeoleum, Appa!"
Merasakan sebuah tarikan di bawah celana trainingnya, orang dewasa itu menghentikan kegiatannya lalu mendapati gadis kecil berwajah imut sedang memanyunkan bibir kepadanya. Orang itu terkekeh lalu berjongkok menyamakan tingginya dengan si gadis kecil.
"Yeoreum mau susu?" Gadis kecil itu mengangguk dengan semangat dan tampak sangat menggemaskan.
"Baiklah, mari kita pulang!" Ajak orang itu dengan riang sambil menggendong gadis kecil yang baru berusia 14 bulan.
Waktu berjalan dengan cepat. Yeoreum yang dulunya seorang bayi prematur kini tumbuh dengan sehat tanpa kekurangan suatu apapun. Meskipun perkembangannya agak lamban, tetapi kesehatannya sangat stabil.
Sesampainya di rumah sederhana yang penuh dengan berbagai macam tanaman hias, orang dewasa itu membawa Yeoreum berjalan memasuki perkarangan.
Saat orang itu akan membuka pintu, pintu telah dibuka oleh seorang wanita cantik dengan apron yang masih menempel di badannya.
"Eh? Kalian sudah kembali?"
Cup!
Dengan cepat Yeoreum menciup pipi wanita itu meskipun ia masih berada dalam gendongan. Wanita cantik itu terkejut, takut putrinya jatuh dari gendongan karena terlalu condong untuk menciumnya. Namun seketika rasa terkejut itu berubah menjadi senyum sumringah saat mengetahui betapa manis putrinya ini.
"Aigoo~ Untuk Appa mana?" Orang yang menggendong Yeoreum menyodorkan pipinya, iri akan ciuman dari Yeoreum. Tetapi gelengan keras dari sang putri yang ia terima.
"Appa auk! Yeoleum udah andi, Amma tantik."
Wanita cantik itu terkekeh mendengar ucapan putrinya sedangkan orang yang mendapat penolakan dari Yeoreum pura-pura tercengang oleh ucapan sang putri.
"Oh~ jadi Appa bau?"
"Iya."
"Baiklah, Appa tidak akan menggendong Yeoreum lagi."
Yeoreum langsung merangkul erat leher sang Appa saat Appa nya berpura-pura akan menurunkan dirinya dari gendongan.
"Aniii~ aki Yeoleum atit, Appa lali-lali. Yeoleum dendong~"
Dua orang dewasa itu tertawa mendengar ocehan lucu sang putri yang masih belum jelas namun menggemaskan.
"Baiklah-baiklah. Sekarang mari kita buat susu untuk Yeoreum, ok?"
"Yey!" Yeoreum mengangkat kedua tangannya senang.
"Eh? Untuk apa kau memakai ini? Kan Dokter sudah mengatakan kau tidak boleh melakukan banyak aktivitas berat." Appa Yeoreum yang akan masuk ke dalam rumah menghentikan langkahnya saat menyadari apron yang dipakai oleh sang istri.
Wanita cantik itu meraih sisi pinggang orang itu lalu bersandar padanya dan kemudian berkata dengan manja. "Aku hanya mencoba membuat panekuk labu tadi. Itu hal sederhana bukan? Kau tidak perlu khawatir."
"Yeoleum uka ekuk." Sahut Yeoreum saat mendengar ibunya sedang membuat panekuk.
"Nanti Yeoreum makan panekuk Eomma kan?" Yeoreum menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan sang ibu.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry
FanfictionMenyamar menjadi laki-laki demi menyelamatkan banyak orang, itulah yang dilakukan Son Eunseo. Dia bukan superhero dengan kemampuan di luar nalar. Dia hanya gadis biasa yang mencoba menerima keadaan. Kim Bona wanita cantik dengan segudang prestasi di...