"Kau tinggal di sini?" Tanya seorang gadis cantik.
"Hm." Gumam Eunseo yang sedang menutup pintu.
"Appa tidak mungkin memberimu tempat tinggal sekecil ini." Kata gadis cantik itu dengan mata yang masih mengelilingi ruangan.
"Aku yang ingin tinggal di sini. Lagi pula aku hanya sendiri. Tempat ini tidak terlalu besar, jadi aku akan lebih mudah untuk membersihkannya."
Gadis cantik itu mengalihkan pandangannya menatap Eunseo yang kini meletakkan belanjaan mereka di atas pantry.
"Jika tinggal di Masion kau kan bisa menyewa pelayan dan tidak harus membersihkannya sendiri. Kau juga seorang pemimpin perusahaan, bagaimana jika ada karyawan atau kolegamu yang mengetahuinya? Kau akan menjadi bahan lelucon."
Setelah berkata demikian, gadis itu mendekati Eunseo dan membantunya memasukan bahan-bahan makanan dan beberapa kaleng minuman ke dalam lemari pendingin.
"Aku bukan dirimu yang mengutamakan reputasi."
Pukulan mendadak dari gadis di hadapannya langsung mengejutkan Eunseo. Gadis itu tidak terima dengan ucapkan Eunseo meskipun tidak sepenuhnya salah. Eunseo hanya mampu mengalah dan meralat perkataannya.
"Kau tahu jika aku seorang pemimpin. Maka jika ada bawahanku yang menjadikan diriku sebagai lelucon, aku hanya perlu memecat mereka. Bukan begitu?" Senyum sombong Eunseo mengejek Bona.
"Kau pemimpin yang sangat kejam. Tidak ada salahnya juga menyewa pelayan untuk melayanimu dan meringankan pekerjaanmu dari pada membersihkan sendiri kau akan kelelahan." Gadis itu mengambil sekaleng minuman untuk dirinya sendiri.
Eunseo menghentikan kegiatannya dan menatap gadis cantik yang hendak membuka kaleng minuman. Eunseo lalu meraihnya sambil berkata. "Kau mencemaskan ku?"
"Tidak. Aku hanya menyarankanmu." Jawab si gadis sambil menerima minuman yang sudah dibuka oleh Eunseo.
Eunseo mengangguk lalu berkata, "Aku tidak terlalu suka menggunakan jasa untuk membersihkan rumah. Aku lebih suka membersihkan rumahku sendiri. Walaupun tidak besar, tempat ini sangat nyaman untukku. Kau tahu? Selama aku tinggal di sini tidak ada yang menggangguku. Aku bisa menjadi diriku sendiri tanpa perlu cemas. Terkadang itu membuatku merasa bebas. Tapi jika ada pelayan, itu hanya akan membuatku tidak nyaman. Lagi pula ini juga bisa mengurangi biaya, hemat itu baik bukan? Uang yang ku hemat bisa ku gunakan untuk berinvestasi atau mengembangkan perusahaan."
Gadis itu menyimak setiap perkataan Eunseo meskipun ada beberapa hal yang tidak ia pahami. Ia hanya berpikir jika suaminya itu rela berkorban dengan memilih tinggal sendiri di tempat yang kecil karena dia benar-benar ingin mengembangkan perusahaan agar bisa kembali ke Korea secepatnya.
Mengembangkan perusahaan membutuhkan tenaga, ide kreatif dan biaya yang besar. Anak perusahaan JK Grup yang ada di New York tidak sebesar anak perusahaan lain seperti yang ada di Washington atau Florida sehingga Eunseo harus bekerja ekstra untuk mengembangkannya. Ditambah banyak pesaing perusahaan yang harus dihadapi olehnya. Jika lengah, bisa saja perusahaan kembali mengalami kerugian besar. Dan kini Eunseo sedang berusaha agar perusahaan tidak mengalami kerugian lagi.
Semua yang terjadi juga tidak lepas dari tindakan Bona yang membuat suaminya harus menderita di negeri orang sendirian. Andai saja ia tidak bertindak gegabah, mungkin saat ini mereka masih bersama di Korea. Bona menyesali perbuatannya.
"Kau memang selalu hebat... dan tampan." Bona tersenyum bangga menatap punggung suaminya yang kini sedang mencuci sayuran.
"Apa kau tidak kesepian tinggal sendiri?"
Jari-jemari Eunseo seketika berhenti saat mendengar pertanyaan Bona. Eunseo ingat bagaimana sepinya hari-harinya selama di sini. Tapi ia tidak mungkin menunjukkannya pada gadis mungil itu. Setelah beberapa saat terdiam, Eunseo mulai bersuara menjawab pertanyaan Bona.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry
FanficMenyamar menjadi laki-laki demi menyelamatkan banyak orang, itulah yang dilakukan Son Eunseo. Dia bukan superhero dengan kemampuan di luar nalar. Dia hanya gadis biasa yang mencoba menerima keadaan. Kim Bona wanita cantik dengan segudang prestasi di...