CHAPTER 1: AWAL KEBENCIAN

92 12 6
                                    

Aran,dia sama seperti kalian manusia biasa, menjalankan kehidupan seperti layak nya manusia, seperti berteman, sekolah,jajan ke kantin dan lain-lain

Tidak ada yang spesial di kehidupan nya,yang membedakan-nya dia sudah di-kucilkan sejak kecil,di hina sejak kecil,tidak ada yang mau berteman dengan nya

Dia hidup sebatang kara,dia tidak punya teman atau orang yang akrab dengan nya kecuali bibi Dinar

Ia adalah orang pertama yang mau mengasuh nya,bahkan sampai sekarang ia pun membiayai kebutuhan sehari-hari nya, padahal ia sendiri pun tidak bergelimang harta,hanya sederhana saja

Dia tau Aran merasa kesepian,tidak pernah merasakan kasih sayang, selalu di kucilkan hanya karena dia tidak punya orang tua dan tipis harta

"Hei Kalian apa mau naik angkutan umum juga?" Teriak Aran pada beberapa orang yang sedang berjalan menuju tempat berdiri nya

"Dih dia kan orang miskin itu kan"

"Sok kenal banget ya"

"Padahal ga punya apa-apa tapi pengen ajak kita bareng"

Aran yang merasa dirinya dihina terang terangan langsung berteriak,
"Berisik, berisik, berisik" ucap nya sambil jalan menyebrangi jalan,ia ingin mencari angkutan umum di tempat lain saja,

Tapi tanpa ia sadari mobil truk mulai menghampiri nya
"Aaaaaaaa"

***
Senyap,tidak ada suara yang terdengar, tidak ada lagi hinaan yang terdengar.

Gelap, tidak ada cahaya,tidak ada
perasaan marah dan sedih lagi.

Pengap, hembusan napas nya yang perlahan menipis dan tidak ada lagi deru napas cepat karena mereka.

Entahlah ia seperti berada di dua perasaan, senang dan sedih,

Senang karena semua beban yang selama ini ia tampung kian menghilang,

Sedih karena ia belum mengetahui siapa orang tua-nya?kenapa mereka mati? Kenapa Aran harus tinggal sendiri?

"Hei! Apa kau bisa mendengar kan ku?"

Aran membuka mata nya, terlihat seorang laki-laki berambut hitam,mata nya tajam,tubuh nya sedikit berisi

"Akhirnya kau membuka mata juga" ujar nya tersenyum

"Jadi belum mati ya" ucap aran nya sendu

"Kau hanya pingsan sebentar,dan untung nya kau tidak terluka" balas nya

"Jadi ini dimana?" Tanya aran

"Negeri sihir" jawab nya

"Negeri-sihir? Apa itu nama sebuah tempat atau daerah?" Tanya nya lagi,aran tidak paham apa maksud dari perkataan orang tersebut

"Bukan,ini asli di negeri sihir, negeri Dengan berbagai macam sihir,kau bisa menggunakan sihir mu untuk sesuatu!" Jelas orang itu

"Jadi ini beneran negeri sihir seperti yang ada di dongeng-dongeng?lalu kenapa aku ada disini? Bukan-kah aku tidak memiliki kekuatan?"

"Yang benar? Lalu kenapa alarm dekat portal berbunyi? mungkin saja kekuatan mu belum bangkit!" Ucap nya

"Mungkin,dan apa kekuatan-mu? Apa menakjubkan?" Orang di depan nya langsung mengeluarkan sihir nya,jelas di telapak tangan nya terdapat pasir yang keluar,

"Ini sihir elemen pasir" jelas orang itu

"Apa kau seorang petarung?"

"Bisa dibilang tidak,aku hanya seorang petugas penjaga portal bumi-negeri sihir, dikarenakan chi ku tidak banyak."

"Chi? Apa itu?"

"Chi semacam energi di sekitar tubuh kita,semakin banyak Chi yang kau miliki,maka semakin kuat pula kekuatan sihir-mu!"

"Oh seperti itu" Aran mengangguk-angguk

"Iya! Oh ya kenalin nama ku denpaka bagaimana dengan mu?" Tanya denpaka

"Nama? Oh nama ku Aran."  Balas Aran dengan tersenyum

"Tunggu disini sebentar ya!"

Aran hanya mengangguk, setelah denpaka pergi ia mendengar keributan di arah dapur tepat nya arah denpaka pergi,tak sengaja ia menguping pembicaraan mereka,

"hey denpaka,apa kau sudah gila membawa anak seperti dia?" Tanya seseorang disamping denpaka

"kau sudah lupa ya kak rume? Aturan yang melarang penyihir seperti kita menggunakan kekuatan di luar negeri sihir!" Jawab denpaka

Aran yang menguping mereka juga sebenarnya masih bingung,ia tidak mengerti maksud dari pembicaraan mereka, tapi satu hal yang pasti Mereka sedang membicarakan tentang nya.

"Denpaka dengar dulu,aku yakin kau sudah melihat kalung yang ia pakai bukan?" Sorot matanya berubah menjadi serius

Denpaka hanya mengangguk,dia terdiam sejenak karena mengingat insiden yang terjadi beberapa tahun yang lalu,

"Dia itu....."  Rume diam sejenak

"Dia itu pasti anak dari pengkhianat kerajaan yang sudah membunuh gofello ketiga dan beberapa rakyat kerajaan termasuk orang tua kita" lanjut rume Dengan nada bicara tegas,bukan nya dia jahat,dia terlalu takut kehilangan orang tersayang nya,lagi.

"Orang tua ku peng-pengkhinat?" Aran berpikir sejenak,dia bingung sendiri,apa maksud yang dikatakan oleh orang bernama rume.

Aran menghembus napas pasrah, lebih baik ia lihat-lihat dunia sihir di sekitar sini.

Denpaka menarik nafas sejenak,
"Dengar ya kak mau dia itu anak dari pengkhianat atau anak dari pembunuh orang tua kita, dia tetap bagian dari negeri ini,lagian dia tidak tau apa apa kan!" Denpaka langsung pergi meninggalkan kakak nya yang sedang geram karena ucapan nya

"Terserah kau saja"

***

"Wah keren, bagaimana bisa?" Aran bertanya sambil menatap kagum ke arah dagangan minuman disana,air dari minuman itu melayang,apa itu karena sihir?

Ia sudah sedikit percaya kalo ia sedang berada di negeri sihir, buktinya dagangan di sekitar nya melayang semua.

"Hei paman bagaimana cara melakukan itu?" Pertanyaan polos yang membuat pedagang itu kebingungan

Aran merasa dirinya di cuekin,dia mendekat ke arah pedagang itu dan memegang air disana, pedagang itu marah karena Aran mengotori minumannya.

Dia mendorong tubuh aran ke tanah, "jangan asal pegang,bocah pengkhianat." Satu gelas minuman di siram ke arah nya, walau tidak banyak baju Aran jadi sedikit kotor.

Semua orang yang ada disana menoleh ke arah Aran, sekarang dia jadi pusat perhatian. Orang-orang disana menatap kalung yang aran pakai,

"Hah? Kalung itu kan...."

"Jadi cerita itu benar,dasar anak pengkhianat"

"Benar,dasar pembunuh!"

Lagi lagi kata 'pengkhianat' Aran jadi kesal sendiri tidak di bumi tidak disini, selalu ada alasan semua orang membenci nya,

"Ada apa dengan takdir ku, kenapa rumit sekali?!" Aran langsung pergi dari tempat itu menuju tempat yang sepi

Dia duduk di sebuah taman,napas nya memburu kencang,dia tidak jauh dari kata baik-baik saja.

"Coba aja kak denpaka ga nolongin pasti udah mati!" Gumam nya yang ternyata masih terdengar oleh dia

"Yakin mau mati?"

***

-Pengkhianatan adalah hal yang paling kubenci hingga saat ini

---

Ayo vote!
Part 1 nya dikit Gapapa kan ya?
Bye-

ARAN [COMPLITED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang