Laki-laki di depannya mendorong nasi itu dan menatap manik mata Aran,
Prang
Piring yang aran pegang jatuh ke bawah dan pecah,mata Aran membulat tak percaya,
"Ahh" Aran menahan sakit di kaki nya yang tadi sempat terkena pecahan piring itu"Hey Aran kau baik-baik saja?" Tanya asyfa,dia mendekat ke arah Aran
"Hehe tidak apa-apa kok" aran membantu asyfa membereskan pecahan piring itu
Aran mengambil piring lagi,dan langsung memasukkan nasi dan beberapa lauk,
"Kau kenapa Aran? Sampai pecahin piring begitu"Aran cengengesan, "tidak apa-apa,aku hanya sedikit kaget"
"Kau ini" asyfa geram sendiri
"Oh ya aku lupa memberitahu mu,alan sudah datang,itu ada di depan mu." Asyfa menunjuk ke arah laki-laki di depan nya,dia adalah alasan Aran menjatuhkan piring tadi
Aran tidak menjawab dia fokus ke arah makanan,
"Cucu eyang udah pada besar,kalian pernah bertemu?" Tanya laki-laki tua yang duduk di sebelah nya bisa dibilang dia adalah Kakek kandungan Aran"Udah"
"Belum"
Jawaban aran dan alan berbeda, tapi yang jelas jawaban Aran adalah yang benar,
"Maksudnya?" Kakek aran melirik keduanyaAran geram sendiri,dia ingin menceritakan semua nya,bahkan saat alan ingin membunuh nya,tapi mana mungkin, "jangan percaya pada nya,dia berbohong." Tunjuk aran pada Alan
Yang ditunjuk merasa biasa saja,wajah nya tetap datar, "baiklah, aku percaya padamu,aran" ucap kakeknya lalu mengelus puncak kepala Aran, sungguh suasana yang menyenangkan, inikah rasanya di elus rambutnya oleh seorang keluarga?
"Hey aran kau menangis?" Tanya asyfa ketika melihat wajah Aran yang meneteskan air mata
Sedangkan Aran malah berdiri dari kursi,
"Kau mau kemana?" Tanya kakek nya"mau ke kamar mandi dulu,dah" segera Aran langsung meninggalkan meja makan
"eh emang udah tau kamar mandinya dimana?" Asyfa memelankan suaranya ketika melihat aran yang sudah menjauh
"Dasar dia itu." Ketus asyfa
Alan juga meninggalkan tempat itu dan menyusul ke arah Aran, "eh mau kemana?" Lagi lagi asyfa telat bicara,dia jadi kesal sendiri
"Biarkan saja" ucap kakek aran,dia tau mereka perlu bicara
"Aduh nih mata cengeng banget" aran mengucek mata nya berkali-kali
"Eh kamar mandi dimana sih?" Karena Aran langsung pergi,dia jadi lupa menanyakan letak kamar mandi
Aran berjalan lurus ketika melihat cahaya matahari menerobos masuk ke ruangan tempat aran berdiri, "eh tempat apa ini?" Ucap aran ketika melihat lapangan luas berwarna hijau
Aran berjalan mendekat,hangat. Itulah yang ia rasakan saat kaki nya menyentuh lapangan itu,
"Ah jadi inget tempat keluarga alikibara."Aran duduk di tengah-tengah lapangan luas itu,cahaya matahari lebih terasa,mata aran tak berani melihat ke atas, tiba-tiba pikiran tentang er muncul di otak nya,dia teringat sesuatu,apa saat melawan nya aran berubah mode?
Aran melepaskan kalung yang ada di leher nya,dia memandang lekat kalung itu,jika dilihat-lihat kalung itu sangat indah, berbentuk belah ketupat dengan sebuah simbol yang keren,hanya karena warna nya hitam,kalung itu terlihat menakutkan.
"EEEH" sebuah tangan mendarat di perut aran,dia memeluk erat perut nya dari belakang membuat aran meringis kesakitan
"Siapa si-" ucapan nya terhenti ketika melihat kakak nya—alan sedang memeluk erat tubuh aran
Sungguh suasana yang hangat,aran ingin terus begini,tapi kali-kali dia juga harus jual mahal,biar terlihat lebih keren, "Cih,apaan sih" aran berusaha melepaskan tangan Alan, untung nya berhasil lepas
"Maaf" ucap alan menatap manik adik nya,dia tanpa sengaja mengeluarkan air mata yang sedari tadi dia tahan
Alan ingin memeluk tubuh adik nya lagi,tapi satu tamparan mendarat di pipi nya, "jangan pegang-pegang" aran geram,tadi bersikap sok dingin sekarang bersikap sok hangat, labil.
"Cengeng banget sih" cibir aran ketika melihat Alan yang sedari tadi masih menangis
"Emang" balas alan,dia langsung memeluk aran lagi,dia sudah ingin melakukan ini,aran adalah keluarga satu-satunya yang ia punya,dia juga pernah hampir membunuh adik nya sendiri,maka dari itu dia sangat merasa bersalah
Sebenarnya Alan berhalangan hadir hari ini, tapi saat asyfa bilang jika disini ada Aran, tanpa pikir panjang alan langsung datang ke rumah itu pagi-pagi sekali.
"Jangan alay sih lepas" aran mendorong tubuh alan, sebenarnya dorongan aran tidak terasa apa-apa, tapi melihat adik nya begini,dia jadi semakin merasa bersalah
"Itu kalung pemberian ibu?" Tanya alan ketika melihat barang di tangan aran
Aran mengangguk, "boleh pegang?" Pinta alan
Aran memberi Kalung itu,baru saja alan memegang nya,dia langsung menjatuhkan kalung itu ketika merasakan hawa sesuatu,
"Kalung apa itu?"Aran diam saja,dia bingung harus jujur atau merahasiakan nya, "aku merasakan kekuatan yang besar di dalam kalung itu,apa ada yang kau sembunyikan?" Tanya alan lagi
"Kalung itu bersemayam iblis." Mata alan membesar ketika mendengar ucapan aran,iblis? Adik nya tidak sedang bercanda kan?
"Bagaimana bisa?"
"Mana ku tahu, yang jelas kalung ini udah ada di leher sejak dulu." Jelas aran dan mengambil kalung yang jatuh ke bawah
"Aran, bertarung lah dengan ku."
"Heh maksudnya?"
"Bertarung lah dengan ku,dan keluarkan kekuatan iblis yang ada di kalung itu,aku ingin mengukur seberapa kuat kekuatan nya"
Aran menaikkan alis nya tak percaya, "enak saja,bisa mati yang ada" aran ingat, yoba pernah cerita jika kekuatan Alan itu sangat kuat, bahkan melebihi kekuatan dirinya,Kekuatan alan setara dengan gofello keempat atau mungkin lebih kuat.
"Tenang,aku tidak akan mengeluarkan semua nya,kau tidak perlu takut" dia mengusap lembut rambut aran,aran terlihat menggemaskan bagi nya,dia rindu hal ini.
"Ck, baiklah,aku akan mengalahkan mu disini." Aran memasang wajah menantang
Alan membalas nya,kali ini dia akan menunjukan kekuatan yang selama ini ia latih kepada adik nya,
"Lihat saja nanti."***
—pengkhianatan adalah hal yang paling kubenci hingga saat.
---
Woi woi woi bucin alan fikss!
Vote jangan baca doang!
Part kali ini gmn?
Bye-

KAMU SEDANG MEMBACA
ARAN [COMPLITED]
Fantasy|menuju ekstra part| namaku Aran, hidup ku tidak ada yang spesial tapi itu terjadi saat aku masih hidup di bumi. di dunia sihir aku memiliki cerita sendiri,cerita yang aku sendiri pun tidak pernah menduga nya. Aran, orang pertama yang dapat mengenda...