CHAPTER 35: DIA?

4 1 0
                                    

Aran masih tiduran di kasur,ini sudah hampir dua Minggu ia seperti ini, teman-teman nya menjalankan misi tanpa nya, sungguh ia iri dengan mereka sekarang.

"Aran,hari ini ada tamu spesial yang akan datang menemui mu" ucap yoba sambil menaruh makan siang milik Aran

"Spesial? Siapa dia?" tanya aran sambil mengambil makanan miliknya, untungnya tangan aran sudah bisa digerakkan walaupun masih sedikit sakit,

Kata akurami juga,kaki aran paling parah, mungkin saat meteor itu jatuh ke hadapan nya,kaki nya lebih dominan terkena meteor itu.

"Tunggu saja, mungkin nanti siang dia akan datang" ucap yoba lalu meninggalkan aran

Aran menghabiskan makan siang nya, sungguh suasana yang membosankan,dia ingin cepat keluar dari sini,dia juga ingin segera membalas perbuatan er, bisa-bisa nya dia membuat dia lumpuh begini.

Aran tidak marah pada yoba ataupun yora,ini semua bukan karena mereka,ini terjadi karena memang takdir yang sudah menentukan,dia berjanji,dia pasti bisa sembuh secepatnya.

Suara ketukan sepatu menghentikan lamunan nya, "aran,dialah tamu yang tadi aku ucapkan" ucap yoba memasuki ruang inap nya

Perlahan ketukan sepatu itu mulai mendekat, munculah seorang perempuan yang elegan,rambut nya berwarna hitam sepundak,mata itu aran mengenalinya, siapa dia?

"Kau pasti anak bernama Aran?" Perempuan itu mendekat ke arah dirinya,aran mengangguk dia masih bingung orang ini siapa

Plak

Satu tamparan mendarat di pipinya,  "asyfa tenangkan pikiran mu" ucap yoba mengelus pundak nya

"Kenapa kau disini hah!"

"Bukan kah harus nya kau berada di bumi,kau pasti tidak akan mengalami hal ini,"

"Dasar bodoh,apa kau tidak tau perjuangan yang dilakukan ibu mu,hah!"

"Dia rela mati hanya untuk mengantarkan anak nya ke bumi,tapi apa?"

"Kau malah datang kesini,mencari masalah baru." Asyfa mendorong tubuh aran,walau tidak begitu kencang tapi itu membuat aran sedikit kaget

"Siapa kau? Kenapa kau tiba-tiba memarahi ku?" Tanya Aran heran,dia juga sedikit kesal karena wanita ini malah datang untuk menampar nya

Asyfa menghela napas,dia berusaha menyeka air mata nya yang tadi jatuh ke pipi nya, "maafkan aku" dia menunduk ke arah Aran

"Eeh" aran jadi kebingungan sendiri,kenapa dia melakukannya hal itu?

"Namaku asyfa,aku adalah adik dari Akira,ibumu" ucap asyfa,aran tersentak dengan perkataan,adik? Pantas saja aran pernah melihat mata itu

"Maaf aku lancang menampar mu"

"Tidak apa-apa" aran tersenyum hangat, tanpa sengaja asyfa mengeluarkan air mata nya lagi,dia terlalu merindukan sosok kakak nya, apalagi senyum aran barusan itu sangat mirip dengan akira

"Kak yoba,izinkan aku membawa dia ke castel nuveleon,aku ingin menyembuhkan lumpuh yang di deritanya." Ucap asyfa terus terang

"e-eeh, maksud kau?" Tanya Yoba masih bingung

"Aku akan membawa aran ke kerajaan ku" ucap asyfa dengan muka yang kesal

"Kau mengizinkan nya kan?" Tanya asyfa memastikan

"Hmm tanya langsung saja pada nya, hanya dia yang berhak memutuskan" yoba menunjuk Aran dengan dagu nya

"castel no-vlon? Apa itu?" Aran bertanya sambil terbata-bata

Asyfa menjitak kepala aran,membuat aran meringis kesakitan, "castel nuveleon,bodoh"

"Apalah itu, memangnya itu tempat apa?" Tanya aran yang masih diambang kebingungan

"Tempat lahir Akira atau bisa dibilang rumah nya sebelum pindah ke negeri ini" jelas asyfa

"Pindah? Memang ibu bukan berasal dari negeri ini?"

"Sudahlah jangan banyak tanya,kau mau ikut atau tidak,aku akan berusaha menyembuhkan lumpuh mu, kebetulan aku adalah pengguna sihir penyembuhan yang cukup mahir"

"Bukan cukup lagi, tetapi orang ini sangat mahir dalam sihir penyembuhan,makanya aku memanggil nya kesini,untungnya dia mau" ucap yoba sambil menunjuk ke arah asyfa

"Berisik, cepatlah bersiap" asyfa meninggalkan ruangan itu

"Kapten,kau tidak pernah cerita jika ibu berasal dari negeri lain" ucap aran dengan nada kesal

"Hehe" kekeh yoba

Yoba menyiapkan kursi roda untuk aran,ini pertama kali nya aran bangun dari Tempat tidur nya, biasanya jika untuk buang air aran menggunakan sebuah alat, jadi aran bisa tetap di kasur itu, "aku tidak menyangka separah ini" ucap aran melirik ke arah kaki nya

Kaki Aran dipenuhi warna merah kebiruan, bentuk nya pun seperti luka bakar,ini pengalaman pertama nya merasakan hal ini, "apa itu sakit?" Tanya yoba ketika melihat aran yang terus memperhatikan luka nya

"Tidak begitu kok,ayo jalan" yoba menurut, melihat senyuman aran membuat hati nya berdesir tenang,benar kata asyfa mereka mirip.

***

Aran pergi menggunakan kereta cepat,dia tidak bicara banyak, suasana ini cukup canggung baginya,aneh bukan?

"Kau boleh cerita tentang orang tua ku nanti?" Aran membuka pembicaraan

"Hm" balas asyfa,hari ini cukup melelahkan bagi nya, ditambah suasana di negeri fello sangat berbeda jauh dengan di rumah asli nya, sungguh melelahkan

"Terimakasih atas perjalanan nya, tempat yang anda kunjungi sudah sampai,silahkan turun dari kereta ini, terimakasih" suara penyiar menggema di seluruh penjuru kereta

"Kita sudah sampai" ucap asyfa dan langsung mendorong kursi roda milik Aran untuk keluar dari kereta

Mata Aran tak berhenti menatap kagum ke arah tempat yang ada di depannya, sungguh tak bisa dipercaya ada tempat seperti ini,

"Selamat datang di negeri leullo,negeri kelahiran ibu mu"

***

—pengkhianatan adalah hal yang paling kubenci hingga saat ini.

---

Part kali ini gimana?

Vote lah ayoo!!

Bye-

ARAN [COMPLITED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang