4. Masih Cinta

3.4K 378 4
                                    


Chuuup

Jaeden mencium bibir Alicia tanpa permisi. Alicia membelalakkan matanya dan memberontak. Namun, tentu saja Jaeden lebih kuat. Otot-otot menghiasi lengan kekarnya, berbanding terbalik dengan Alicia yang bertubuh kecil.

Jaeden melumat bibir Alicia. Ia tidak menghiraukan Alicia yang memukul-mukul keras dada bidangnya. Lelaki itu meraup rakus bibir kissable milik Alicia.

Plaakk

Alicia menampar pipi Jaeden. Ia menampar kuat pipi Jaeden dengan nafas yang memburu. Setetes air matanya perlahan mengalir.

"BRENGSEK!!"

Alicia pun pergi dari atap gedung kampusnya. Meninggalkan Jaeden yang diam mematung.

Alicia mengusap kasar bibirnya berkali-kali sembari menuruni anak tangga. Ia membiarkan air matanya mengalir deras membasahi pipi gembilnya.

Untungnya, mobil Aldino sudah terparkir di parkiran kampusnya. Jadi ia segera berlari menghampiri mobil kakaknya.

Aldino yang ingin menelpon Alicia pun mengurungkan niatnya ketika melihat adiknya berlari ke arah mobilnya.

Alicia memasuki mobil Aldino dengan air mata yang masih mengalir. Ia menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi penumpang yang didudukinya.

Aldino yang melihat Alicia menangis pun terkejut. Ia segera memeluk tubuh adiknya.

"What's wrong, baby?" Tanya Aldino lembut. Ia mengelus lembut kepala adiknya. Sangat hati-hati, bagaikan menjaga sebuah kaca yang mudah pecah.

"J-Jaeden...."

Aldino tidak akan pernah membiarkan adiknya meneteskan air mata meski hanya setetes. Seorang Aldino Leon Nathaniel tidak segan-segan menghajar siapapun yang membuat adiknya menangis.

"Sssttt. Don't cry, baby. Kakak bakal hajar si brengsek itu karena udah bikin Al nangis" bisik Aldino. Alicia menganggukkan kepalanya dan melepaskan pelukan Aldino. Gadis itu menyeka pipinya yang basah karena air mata dan mengeluarkan ingusnya dengan tisu. Aldino terkekeh melihat wajah Alicia. Gadis itu terlihat lucu ketika habis menangis.

"Sekarang kita pulang, ya?" Alicia mengangguk. Aldino pun menyalakan mesin mobilnya dan pergi menuju rumahnya.



~~~~~~~



Aldino sudah sampai di sebuah gedung apartemen yang lumayan terkenal.

Alicia menceritakan semua kejadian yang ia alami di atap gedung kampus tadi. Setelah mendengar cerita dari adiknya, Aldino semakin emosi. Darahnya mendidih dan tangannya gatal untuk memukul Jaeden. Ia pun langsung menuju ke tempat dimana Jaeden berada. Ia tahu dimana letak apartemen Jaeden karena Jeff adalah teman dekatnya, dan ia mengetahui bahwa Jaeden adalah adik dari Jeff. Dan disinilah dia sekarang, apartemen Jaeden.

Aldino kemudian memencet bel yang tersedia. Dan keluarlah seorang lelaki berperawakan tinggi. Namun Aldino ingat betul bagaimana rupa dari Jaeden, dan laki-laki yang ada di depannya ini bukanlah Jaeden. Melainkan Jeff, teman dekat Aldino.

"Ada apa dateng malem-malem gini, No?"

"Dimana Jaeden?" Tanya Aldin dingin. Tatapannya sangat dingin, seakan ingin menerkam mangsanya dalam waktu sekejap. Jeff yang membukakan pintu itu pun bergidik ngeri.

"Siapa, bang?" Jaeden keluar dari kamarnya. Aldino langsung menyelonong masuk dan melayangkan pukulan di pipi lelaki itu.

Bugh

Mantan || Lizkook [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang