29. Hari Pernikahan Aldino

1.6K 203 0
                                    

Aldino benar-benar menepati janjinya untuk menemani --lebih tepatnya ditemani dan diawasi, Alicia sebelum hari pernikahannya tiba. Bahkan lelaki itu dilarang bertemu dengan Dokter Yuna.

Hah~, Aldino merasa seperti dipingit oleh adiknya sendiri. Tidak boleh bertemu dengan sang calon istri sebelum menikah. Gadis itu akan terus mengawasinya. Diluar jam kuliahnya, tentu saja.



[Re : dipingit atau pingitan adalah saat calon pengantin perempuan dilarang keluar rumah untuk bertemu dengan calon pengantin laki-laki. Biasanya, pingitan dilakukan sebulan atau dua bulan menjelang hari pernikahan.

Sumber : Google]



Alicia hampir melempar stik keju yang hendak dimakannya ketika mendengar deringan ponselnya. Ia sedang duduk --ah tidak, ia sedang berbaring dengan posisi kaki yang sedikit menggantung di sofa single yang ada di studio musik Aldino, tidak peduli jika ada presensi Jeff dan Jaeden di sana. Gadis itu melahap snack yang ada di antara kedua jarinya, lalu meraba meja yang ada disampingnya menggunakan tangan yang lainnya. Ia kemudian menjawab panggilan itu dan menggunakan mode pengeras suara setelah tahu siapa yang menghubunginya.

"Halo?"

"Al, please izinin Kakak ketemu Aldino, ya? Sebentaaaar aja. Mau ngomongin urusan baju. Acaranya minggu depan loh" ucap Dokter Yuna tanpa basa-basi. Ya, sejak Aldino membawa Dokter Yuna ke rumahnya dan mengenalkan wanita itu sebagai calon istrinya beberapa minggu yang lalu, membuat Alicia merasa senang tentu saja. Karena selama ini gadis itu berpikir kalau kakaknya akan menjadi lajang tua, atau orientasi seks lelaki itu tidak normal. Ia tidak perlu repot-repot lagi mengenalkan Aldino pada teman-temannya yang masih jomblo. Ia pun memanggil wanita itu dengan sebutan 'Kakak'.



Halah, sok-sokan senang. Padahal sebelumnya tidak terima karena tidak bisa bermanja-manja lagi dengan sang kakak.



Alicia melirik Aldino yang menatapnya penuh harap, menunggu adiknya berkata 'ya' lalu mengizinkannya bertemu dengan calon istrinya.

"Lewat aku kan bisa. Jaman udah canggih, lewat WhatsApp atau telepon ke aku. Nanti aku sampein ke Kak Dino. Kakak nggak akan jadi miskin kan kalo cuma sekedar beli pulsa?"

Tidak ada yang bisa diharapkan dari Alicia.

"Aaaallll, pleaseeeee~" Dokter Yuna masih berusaha untuk membujuk Alicia.

"Eng. Gak. Bo. Leh."

Gadis itu tetap pada pendiriannya.


Hah, ini salah Aldino juga. Ia mendidik Alicia untuk menjadi anak keras kepala, sama seperti dirinya.

"Yaudah, sampe ketemu minggu depan!" Tutup Dokter Yuna dengan nada kesal. Alicia tersenyum kemenangan.

Itu senyum menyebalkan kalau menurut Aldino.

Kalau Alicia bukan adiknya, sudah dipastikan ia akan melempar Alicia ke kandang singa dan membiarkan gadis itu menjadi santapan sang raja hutan.

Aldino menghela nafas kasar. Lalu meneguk sisa wine di gelasnya dengan sekali tegukan.

"Emang kenapa sih? Ada acara apa?" Tanya Jeff penasaran. Ia mendengar semua percakapan Alicia dengan Dokter Yuna. Ia seperti pernah mendengar suara orang itu, namun tidak tahu siapa orangnya.

"Kak Dino mau nikah sama Kak Yuna minggu depan. Aku pingit sebentar, buat ngetes sebenarnya mereka ini saling cinta apa nggak" Aldino melirik sinis ke arah Alicia. Sebentar apanya?! Sudah hampir satu bulan ia dipisahkan dari kekasihnya. Ia rindu dengan istri dan anaknya.

Mantan || Lizkook [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang