Jaeden memperhatikan Alicia yang sedang menulis materi yang disampaikan oleh dosen mereka. Ia melihat tidak ada yang aneh dari tingkah gadis itu. Semuanya sama seperti biasa.
"Jaeden, kamu bisa menjawab pertanyaan ini?" Karena terlalu fokus memperhatikan Alicia, lelaki bergigi kelinci itu tidak mendengar ucapan dosennya.
"Jaeden Alexander" dosen itu kembali memanggil nama Jaeden, namun lagi-lagi Jaeden tidak menjawabnya.
Alicia mengerutkan dahinya dan kemudian menoleh ke arah Jaeden. Lelaki itu sedang menatapnya intens, Alicia tidak mengerti kenapa lelaki itu menatapnya.
"Jaeden Alexander, ingin saya keluarkan dari kelas?"
Alicia memelototi Jaeden dan kepalanya menunjuk ke arah depan. Jaeden pun akhirnya segera sadar dan pandangannya ke arah dosen yang saat ini menatapnya horor.
"Y-ya, Sir?"
"Kenapa kamu ngeliatin Alicia? Jangan bawa urusan pribadi jika saya sedang mengajar"
"Sorry, Sir"
"Kali ini kamu saya maafkan. Besok-besok seperti itu lagi, kamu nggak boleh masuk ke kelas saya sampai kapanpun" ucap dosen itu. Jaeden menundukkan kepalanya lalu mengangguk.
"Baik, Sir"
Dosen itu kemudian menggeleng. Anak jaman sekarang memang susah mengontrol dirinya untuk tidak terus menatap orang yang disukainya.
~~~~~~~
Jaeden kembali pada misi rahasianya. Yaitu, mengamati kegiatan Alicia selama di kampus.
Ia memang sudah tidak menjadi supir pribadi Alicia lagi, tapi Aldino tetap menyuruh lelaki itu untuk mengawasi Alicia. Ucapan Alicia kemarin rupanya benar-benar dilaksanakan oleh gadis itu. Jaeden tidak tahu bagaimana cara Alicia membujuk Aldino untuk tidak menjadikannya supir pribadi gadis itu lagi, mengingat lelaki itu sangat teguh pada pendiriannya.
Jaeden menutupi wajahnya dengan buku yang dipegangnya dan berpura-pura membaca buku. Vian dan Alicia berada beberapa meter dari tempatnya duduk. Ia mengintip dari balik bukunya dan menghela nafas sebal ketika melihat tangan Vian mengelus-elus kepala Alicia.
Ia bersembunyi ketika Vian melihat ke arahnya. Lelaki itu seperti aktor yang berperan sebagai agen mata-mata handal dari film action yang sering ditontonnya.
"Astaga!!" Jaeden terkejut melihat ibu penjual bakso yang ada di kantinnya itu tiba-tiba ada didepannya ketika ia hendak mengintipi Vian dan Alicia.
"Mas kenapa sih? Kayak lagi soting pilem aja pake ngintip-ngintip gitu" ucap ibu itu. Ia kenal dengan Jaeden karena memang lelaki itu sering memesan bakso padanya.
"Syuting film, Bu" ucap Jaeden membenarkan ucapan ibu itu. Ia kemudian menurunkan bukunya.
"Iya itu maksud saya, saya nggak bisa nyebutnya"
"Saya lagi ada misi rahasia. Jangan diganggu, Bu. Ini penting" Jaeden kemudian memakan bakso pesanannya sembari menatap tajam ke arah Vian dan Alicia.
Ibu penjual bakso itu kemudian menggeleng, ada saja tingkah aneh dari setiap mahasiswa di universitas itu. Ia kemudian melanjutkan pekerjaannya.
"Al, itu dia kenapa?" Vian menunjuk Jaeden dengan dagunya. Alicia menoleh ke belakang dan melihat Jaeden sedang meminum es jeruknya dengan rakus.
"Kenapa? Gak ada yang aneh"
"Dia ngeliatin kita terus dari tadi" ucap Vian. Ia tidak nyaman karena Jaeden sedari tadi menatap tajam ke arah mereka.
"Gatau. Dia emang gitu kali" ucap Alicia malas. Dia sebenarnya tahu Aldino mempekerjakan Jaeden sebagai mata-matanya dan melaporkan kegiatannya pada Aldino. Vian kemudian menggidikan bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan || Lizkook [END]✓
FanficJaeden dan Alicia, dua anak manusia yang egois dan gengsi untuk mengakui perasaan mereka sendiri kalau sebenarnya mereka masih saling mencintai. Hanya karena status 'mantan' yang hadir diantara kedua presensi itu. Started : June 1, 2021 Finished :...