14. Rumah Sakit

2.4K 302 3
                                    

Alicia sedang berjalan menuju parkiran. Ia sedang menunggu Aldino yang katanya ingin menjemputnya.

"AL!!" Alicia menoleh ke belakang dan melihat Jessie yang berlari menuju ke arahnya.

"Jae--hah, Jaeden..." Alicia menenangkan Jessie yang napasnya masih memburu. Ia mengusap-usap punggung Jessie dan menyuruh gadis itu untuk tenang.

"Jaeden kecelakaan!!" Ucap Jessie setelah dirinya tenang.

"APA?!" Mata Alicia membola, pantas saja lelaki itu tidak masuk kuliah hari ini.

"Iya! Dia masih di rumah sakit!"

"Y-ya udah ayo ke sana. Naik-- NAH ITU KAK DINO!!" Kebetulan, mobil Aldino sampai ketika mereka memutuskan untuk menjenguk Jaeden. Alicia menarik tangan Jessie dan pergi menuju mobil Aldino.

Kedua gadis itu duduk di belakang. Aldino mengernyitkan dahinya ketika melihat Jessie juga ikut masuk ke dalam mobilnya. Ia tahu kalau Jessie itu senior adiknya, tapi untuk apa gadis itu berada di mobilnya? Apa ingin ikut menumpang?

"Al, kenapa di belakang?" Daripada pusing memikirkan soal Jessie, Aldino lebih bingung dengan Alicia. Ia melihat raut panik dan khawatir tercetak di wajah adiknya.

"Kita ke rumah sakit sekarang!" Alicia menyenggol-nyenggol lengan Jessie. Yang disenggol hanya menatapnya dengan raut wajah bingung.

"Nama rumah sakitnya" bisik Alicia. Jessie pun akhirnya mengangguk mengerti.

"Rumah sakit aku sayang bunda"


'Bukk'


"ITU RUMAH SAKIT BERSALIN GOBLOK" Alicia memukul lengan Jessie. Ia sudah kelewat kesal hingga mengeluarkan kata-kata mutiaranya.

"Duh, santai dong. Iya, iya. Rumah sakit Mitra keluarga" Jessie mengusap-usap lengannya yang dipukul oleh Alicia.

"Nah, sekarang ayo ke rumah sakit itu" Alicia mendorong-dorong tubuh Aldino yang sedang menghadap ke arahnya ke arah depan. Aldino akhirnya terpaksa menjalankan mobilnya dan pergi ke rumah sakit yang sudah disebutkan oleh Jessie.

"Emang siapa yang sakit?" Tanya Aldino sembari menyetir.

"Jaeden" jawab Jessie santai dan tanpa dosa.


'CKIIIT'

'TIIIIIINNN'


Aldino berhenti tiba-tiba dan membuat kepala Jessie dan Alicia membentur jok mobil yang ada di depan mereka. Untung saja mobil di belakang mereka bisa mengendalikan mobilnya. Jika tidak, sudah ada kecelakaan beruntun di sana.

"APA?!" Jessie menutup kedua telinganya menggunakan kedua tangannya. Hah~, abang dan adik sama saja. Suka sekali membuat telinga orang kehilangan fungsi.

"Kita pulang sekarang" ucap Aldino datar. Ia kembali menjalankan mobilnya dan memutar balik arahnya.

"Iiiiih, kenapa?!" Alicia tidak terima. Ia ingin melihat dan memastikan kalau lelaki bergigi kelinci itu baik-baik saja. Tidak ada maksud lain 'kok. Ia ingin menjenguk Jaeden sebagai teman dari laki-laki itu.

"Kakak nggak suka kamu deket-deket sama Jaeden" Alicia memutar bola matanya malas.

"Tapi masa nggak boleh jenguk temen sendiri?" Ucap Alicia. Jessie hanya melihat perdebatan dua orang yang berstatus kakak dan adik itu. Ternyata benar kata Jeff, Aldino sudah terlanjur benci pada Jaeden.

"Dia itu udah nyakitin kamu, Al. Udah deh nurut apa kata kakak" Aldino menahan emosinya yang akan membludak. Ia berusaha untuk tidak membentak adiknya. Sebenarnya bingung juga kenapa Alicia mendadak peduli dengan lelaki bergigi kelinci itu.

Mantan || Lizkook [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang