25. Kakak Cantik

1.9K 222 6
                                    

Saat ini, Jaeden mengajak Alicia untuk berjalan-jalan di sekitar apartemennya. Ia ingin Alicia sedikit tenang dengan menghirup udara segar di sekitar taman.

Jaeden mengajak Alicia untuk duduk di bangku taman. Mereka berdua sama-sama diam, Alicia sedang menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya, sedangkan Jaeden sibuk memperhatikan anak-anak yang sedang bermain di taman itu. Mereka berlarian kesana-kemari, anak-anak itu kelihatan bahagia sekali.

"Gimana perasaan kamu? Udah membaik?" Tanya Jaeden pada Alicia, tanpa mengalihkan pandangannya.

Alicia mengangguk. Ia menatap pahatan sempurna yang ada pada wajah Jaeden. "Makasih. Aku nggak tau harus kemana lagi. Anne sama kayak kak Dino, dia pasti nggak akan tinggal diam. Dan temen aku cuma kamu dan Anne"

"Aku nggak gampang berbaur sama banyak orang. Lebih baik punya temen satu daripada punya temen seribu tapi penghianat semua" Alicia menggidikkan kedua bahunya. Jaeden terkekeh mendengar ucapan gadis itu.

"Iya bener. Terus, Una kamu anggap apa? Dia pasti ngamuk kalo nggak dianggap" ucap Jaeden, sangat hafal dengan sifat gadis berambut sebahu itu.

Alicia terkekeh kecil. "Oh iya, aku lupa. Dia satu server sama kak Dino dan Anne" mereka berdua kemudian tertawa.

"Itu berarti kan mereka sayang sama kamu. Mereka marah kalo kamu sakit. Sebenarnya aku juga marah dan pengen bogem langsung muka Vian. Tapi aku nggak mau kamu makin diapa-apain sama dia" ucap Jaeden. Alicia tersenyum.

"Aku nggak tau mau ngucapin apa lagi selain makasih. Dan maaf, selama ini aku selalu bersikap buruk ke kamu" Alicia menundukkan kepalanya. Jaeden menggeleng dan menarik dagu Alicia agar menatap matanya.

"Aku paham kenapa kamu bersikap kayak gitu. Jadi, nggak usah ngerasa bersalah, ya?"

"Vian ngancem bakal lebih banyak celakain kamu kalo aku deket-deket kamu terus. Aku nggak mau kamu terus terluka karena aku" Alicia menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Mata gadis itu berkaca-kaca.

"Tapi sekarang udah nggak ada lagi yang ngelarang kamu kan? Kalian udah putus. Kamu boleh dateng kapan aja dan jadikan pundak aku sebagai sandaran" Jaeden tersenyum manis pada Alicia yang membuat gadis itu semakin merasa bersalah. Alicia memang bercerita pada Jaeden, Jessie, dan Jeff kalau ia diputuskan oleh Vian setelah kejadian itu.

"Maaf" Alicia menundukkan kepalanya dan terisak.

"Hey, jangan nangis mulu. Nanti mata kamu tambah bengkak, serem ngeliatnya" Alicia memukul pelan dada bidang Jaeden. Lelaki itu terkekeh dan menghapus air mata gadis yang ada didepannya.

"Mulai sekarang, apapun yang terjadi jangan pernah ragu buat lari ke arahku. Pegang erat tanganku kalo kamu merasa takut, peluk erat tubuhku kalo kamu merasa sedih dan pengen nangis"

"Aku disini, selalu ada di samping kamu"

Alicia tersenyum sampai mata bengkaknya menutup bola matanya. Jaeden terkekeh gemas, lalu lelaki itu mengelus bawah mata Alicia yang bengkak itu.

"Nanti di kompres pake air dingin lagi ya"

Tiba-tiba, ada seorang gadis cilik menghampiri mereka sembari membawa bunga lili putih. Jaeden dan Alicia menatap gadis itu dengan pandangan heran.

"Ini, buat kakak cantik. Kakak ganteng, pakein dong ke kakak cantik" gadis kecil itu menyodorkan bunganya ke arah Jaeden. Jaeden pun menerima itu dan menyelipkan bunganya di atas telinga Alicia.

"Gini?"

"Eung!" Gadis cilik itu melompat kegirangan sembari menepuk-nepuk tangannya.

"Mama cantik banget!"


Mantan || Lizkook [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang