7. Dinner

2.6K 333 1
                                    

Vian menyandarkan punggungnya di dinding. Ia sedang menunggu Alicia selesai kelasnya.

"Al!" Teriaknya ketika melihat Alicia.

Alicia memejamkan matanya. Duh, kenapa harus ada dia lagi 'sih? Setelah Vian berteriak memanggil namanya, otomatis ia akan menjadi perhatian seluruh pelajar yang ada di universitas itu. Dan Alicia benci hal itu.

Alicia menoleh ke belakang, mencari Jaeden. Setelah matanya menemukan presensi Jaeden, ia segera memeluk lengan lelaki itu.

"Jangan salah paham. Gue cuma mau menghindar dari Vian" ucap Alicia pada Jaeden. Jaeden tersenyum dan mengangguk. Ia senang bisa dekat dengan Alicia lagi meskipun hanya berpura-pura.

"Al" Vian menahan lengan Alicia. Alicia sedikit menyingkirkan tangan Vian, seperti tidak ingin disentuh.

"Ada apa ya, kak?" Ucap Alicia, berusaha untuk menahan emosinya dan berucap sopan. Memang, Vian itu kakak kelasnya. Tapi Alicia tidak akan segan-segan menghajar lelaki itu jika kurang ajar padanya.

Jangan salah, Alicia berlatih taekwondo sejak berusia empat tahun. Dan sudah memegang sabuk hitam sejak umur sepuluh tahun.

"Nanti dinner, yuk?" Ucap Vian enteng, seolah tidak ada presensi Jaeden yang sedang menahan emosinya disamping Alicia.

"Maaf kak, tapi aku udah punya cowok" ucap Alicia.

"Emang dinner buat yang pacaran aja? Kakak ngajak kamu dinner supaya kita lebih deket aja sebagai kakak dan adik kelas" ucap Vian. Alicia menatap Jaeden.

"Tapi gue ikut" ucap Jaeden. Ia tidak ingin Alicia kenapa-napa.

"Gak bisa dong, kan gue cuma pengen lebih deket sama Al aja" Vian menunjukkan smrik nya. Dan Jaeden menatap tajam lelaki pemilik senyum kotak itu. Alicia menghela nafasnya.

"Kamu gak usah ikut. Aku gak apa-apa. Lagian kak Vian niatnya baik, cuma mau kenalan sama aku" ucap Alicia. Vian tersenyum kemenangan dan Jaeden menukik kan kedua alisnya.

"Tapi--"

"Kita duluan ya, kak" Alicia menarik lengan Jaeden dan kembali berjalan.

"Nanti kakak jemput ya, Al!!" Teriak Vian karena jaraknya dengan Alicia sudah sedikit jauh.

'yes, sedikit lagi' ~Vian





~~~~~~~





Alicia menatap pantulan dirinya dari kaca. Ketika mendengar suara deru motor sport, Alicia langsung mengintip dari jendela kamarnya. Hanya mengintip, tidak buru-buru untuk keluar.

Vian memencet bel yang ada di rumah Alicia. Ia tahu alamat rumah Alicia karena sempat menanyakannya pada gadis itu lewat chat. Entah darimana lelaki itu mendapatkan nomor Alicia. Padahal, Alicia sangat menjaga privasinya, termasuk tidak membagikan nomor teleponnya pada sembarang orang.

Lalu, keluarlah wanita yang kira-kira berusia empat puluh empat tahun --Citra, ibu Alicia. Wanita itu tetap cantik dan awet muda meskipun usianya sudah terbilang cukup tua.

"Kamu siapa?" Tanya Citra.

"Saya Vian, temennya Al"

"Oh, temennya Al? Bentar ya, Tante panggilin dulu Al nya. Sini masuk" Citra mengajak masuk Vian ke dalam rumahnya. Vian pun duduk di sofa sembari menunggu Alicia.

Beberapa saat kemudian, turunlah Citra dari anak tangga. Dan diikuti lelaki bermata kucing dibelakangnya. Dan juga Alicia yang seperti bersembunyi di belakang tubuh lelaki itu.

Mantan || Lizkook [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang