36. Wedding Day

2.3K 230 4
                                    

Alicia menatap pantulan dirinya yang sedang dirias oleh seorang makeup artist. Beberapa menit lagi adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh semua orang, yaitu hari pernikahannya dengan Jaeden.

"Selesai!" Ucap si makeup artist. Ia tersenyum bangga melihat hasil karyanya.

"Mbak cantik banget. Calon suaminya beruntung nih punya calon istri kayak Mbak" ucap sang makeup artist. Alicia hanya terkekeh dan tersenyum malu.

"Al, kamu udah siap?" Aldevaro memasuki ruangan Alicia. Makeup artist yang sudah selesai mendandani Alicia pun pamit setelah dirasa tidak ada lagi yang harus ia kerjakan. Sekarang tinggal Aldevaro dan Alicia, sepasang ayah dan anak itu saling berhadapan. Aldevaro memegang kedua tangan anaknya.

"Kamu yakin sama pernikahan ini? Jangan sampe berakhir di meja hijau nanti"

"Iya Pa, Al yakin"

"Pernikahan itu bukan hal main-main. Jadi Papa harap, kamu langgeng sama Jaeden sampe maut memisahkan. Jangan pernah bilang kata 'cerai' semudah membalikkan telapak tangan" ucap Aldevaro. Alicia mengangguk. Air mata menggenang di pelupuk matanya. Ia tidak ingin menangis sebenarnya di hari bahagianya ini.

Aldevaro memeluk tubuh perempuan yang sebentar lagi akan menjadi milik orang lain. Sebutir air matanya mengalir. Ia segera menghapus air matanya agar Alicia tidak mengetahuinya.

"Ya udah, yuk keluar. Jaeden udah nungguin" ucap Aldevaro. Ia menggandeng tangan Alicia dan mengantar gadis itu menuju pelaminan.

Sorak sorai suara pengunjung memenuhi gedung ketika Alicia menghampiri Jaeden yang dituntun oleh ayahnya. Gadis itu tampak cantik dengan gaun pengantin yang melekat di tubuhnya.

Ketika Alicia sudah sampai di depan Jaeden, Aldevaro menepuk bahu Jaeden. "Jaga anak saya. Jangan pernah biarkan air matanya jatuh" ucap Aldevaro. Jaeden mengangguk.

Jaeden tersenyum melihat perempuan yang akan menjadi istrinya sebentar lagi. Alicia sangat cantik dengan riasan dan gaun pengantin yang membalut tubuhnya.

"Cantik" bisik Jaeden pada Alicia. Alicia menunduk malu dan pipinya memerah. Jaeden terkekeh melihat tingkah malu-malu Alicia.

"Bisa kita mulai?" Tanya seorang pastor yang akan menikahi Jaeden dan Alicia. Jaeden dan Alicia mengangguk, siap untuk mengucapkan janji suci mereka. Kedua tangan mereka saling menggenggam satu sama lain.

"Jaeden Alexander, apakah anda siap menemani saudari Alicia Lexa Nathania dalam keadaan senang maupun susah?" Ucap pastor itu.

"Saya siap."

"Alicia Lexa Nathania, apakah anda siap menemani saudara Jaeden Alexander dalam keadaan senang maupun susah?"

"Saya siap."

Kemudian pastor pun membacakan doa-doa lainnya. Dan setelah itu, Jaeden dan Alicia resmi menjadi suami-istri.

Jaeden mengusap air mata yang jatuh di pipi Alicia dan menempelkan bibir mereka.

Hanya menempel, kalau lebih dari itu bisa gawat nanti.

Suara riuh tepuk tangan memenuhi gedung pernikahan mereka. Aldino mengusap sudut matanya yang berair, ternyata adiknya benar-benar sudah besar. Sedikit tidak rela sebenarnya untuk melepaskan 'bayi besarnya' itu.

Resepsi pun dilakukan. Banyak yang memberikan selamat pada pasangan itu. Mulai dari teman-teman Jaeden, teman-teman Alicia, dan teman-teman orangtua mereka ikut menyalami pasangan baru itu.

"Al!! Selamat ya, sayaaang!!" Jessie. memeluk erat-erat tubuh Alicia. Gadis itu terkekeh dan membalas pelukan Jessie.

"Makasih ya Kak Jess, Kak Jeff. Kalian juga turut andil dalam hubungan kita. Yah meskipun pengaruhnya sedikit" ucap Alicia. Jessie bertolak pinggang.

Mantan || Lizkook [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang