13. Kecelakaan

2.8K 316 10
                                    

Alicia berjalan menuju kelasnya dengan hati yang berbunga-bunga. Senyum terus terpatri di wajahnya. Sesekali ia mengelus sebuah kotak berukuran sedang yang ada di tangannya.

Gadis itu menyapa seluruh siswa dan siswi yang dilewatinya. Mereka yang disapa mengernyitkan dahinya bingung, ada apa dengan gadis itu?

Sesampainya di kelas, Alicia duduk di kursi miliknya. Masih dengan senyum yang melekat sempurna, ia menatap kedua sahabatnya --Fani dan Ara yang menatapnya bingung.

"Al, lo gak sakit 'kan?" Tanya Fani hati-hati. Alicia menggeleng.

"Serem sumpah ngeliat lo begitu" kata Ara. Ia mengusap kedua lengannya dan bergidik ngeri.

"Saha maneh?! Tong maung wae, aing bosen. Ganti nu lain!!" Ucap Fani sembari memegang kepala Alicia, seakan gadis berponi itu kesurupan.



[Re : siapa kamu?! Jangan macan melulu, gue bosen. Ganti yang lain!!]



"APA SIH, IH!!" Alicia menyingkirkan tangan Fani. Ia merapikan kembali poninya yang berantakan.

"Ini hari spesial tau, poni gue malah dirusak!" Omel Alicia. Gadis itu sibuk dengan kaca yang ada di tangannya.

"Emang ada apaan?" Tanya Ara.

"Anniversary gue sama Jaeden yang ke tiga tahun" ucap Alicia. Ia komat-kamit karena poninya susah di atur.

"Oalah. Iya, iya, iya" ucap Fani dan Ara berbarengan sembari mengangguk-angguk. Ara melihat sebuah kotak yang ada di dekat tangan Alicia. Diam-diam ia mengulurkan tangannya, hendak mengambil kotak berwarna merah muda itu.

"Nyentuh jari lo ilang semua" kata Alicia tanpa mengalihkan pandangannya dari kaca. Ara menelan ludahnya takut, Alicia ini kalau ngomong tidak main-main.

"Apaan tuh?" Fani menatap kotak milik Alicia.

"Rahasia" Alicia menjulurkan lidahnya. Ia sudah selesai dengan poninya.

"Semoga hari ini Al putus, ya tuhan. Kumohon kabulkan doa hamba mu yang satu ini. Hamba gak kuat ngeliat Al mesra-mesraan sama Jaeden!" ucap Ara sembari menadahkan kedua tangannya tinggi-tinggi dan berucap keras.

"Apaan nih pagi-pagi nyebut nama gue?" Jaeden tiba-tiba muncul di samping Ara. Alicia segera menyembunyikan kotak yang ada didepannya. Dan tersenyum kaku pada Jaeden.

"H-hai" sapa Alicia. Jaeden terkekeh dan mengusak-usak rambut Alicia.

"Nanti jam istirahat pertama tunggu aku di taman" bisik Jaeden pada Alicia. Lelaki itu tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya pada Alicia.



Seperti kata Jaeden tadi, Alicia berjalan menuju taman. Ia tidak sabar dan ingin cepat-cepat bertemu Jaeden.

Namun beberapa meter dari jaraknya berdiri saat ini, Alicia melihat Jaeden memeluk tubuh perempuan lain. Kotak berwarna merah muda dengan pita lucu diatasnya terjatuh dari tangan gadis itu. Kedua tangannya mengepal erat, air mata berlomba-lomba untuk terjun di pipinya. Ia segera berlari pergi dari tempat itu.

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Alicia mengajak Jaeden untuk bertemu di atap.

"Ayo kita akhiri disini" Jaeden yang tidak mengerti pun menoleh ke arah Alicia.

"Kisah kita selesai disini. Kita putus" setelah mengucapkan kalimat itu, Alicia pergi dari atap gedung sekolahnya.

Ditengah derasnya hujan, Alicia berjalan membelah kota Jakarta. Hujan hari itu menjadi saksi kesakitan Alicia. Ia bahkan mengabaikan telepon dari Aldino yang panik karena adiknya tidak kunjung menjawab panggilannya.


Mantan || Lizkook [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang