39. Kontraksi

2K 239 9
                                    

"Sayang, aku pengen seblak" Alicia mengelus perut besarnya yang sudah memasuki usia sembilan bulan kehamilan. Ia menelfon suaminya untuk memesan makanan.

"Tapi jangan pedes, ya?" Ucap Jaeden dari sebrang telepon. Lelaki itu sedang dalam perjalanan pulang setelah hampir sembilan jam bekerja di kantornya.

"Aku lagi pengen makan yang pedes-pedes"

"Al, itu nggak baik buat kesehatan baby kita"

"Pokoknya aku mau yang pedes!!" Terdengar helaan nafas dari sebrang sana. Harus ekstra sabar untuk menghadapi bumil satu ini.

"Seblak nggak pedes atau nggak ada seblak sama sekali?" Ucap Jaeden. Bibir Alicia mengerucut.

"Ya udah, seblak nggak pedes" ucap Alicia. Lagipula ia memang hanya ingin seblak nya saja. Untuk pedas atau tidaknya sih, itu bonus.

"Okay, wait at home, honey. Love you~"

"Love you too~"

Biipp

Alicia tersenyum sendiri sembari membayangkan betapa nikmatnya makan seblak hangat-hangat ditengah cuaca mendung saat ini. Ia kembali mengelus perutnya.

"Sabar ya, sayang"





Alicia memekik senang ketika mendapatkan makanan kesukaannya. Selama sembilan bulan mengandung, wanita itu akan memesan seblak minimal dua kali dalam sebulan. Setiap Jaeden melarangnya, Alicia berkata, 'kamu mau anak kamu ileran gara-gara aku ngidam nggak diturutin?!' lengkap dengan bibir yang dilengkungkan ke bawah dan mata yang memerah.

Akhirnya Jaeden hanya pasrah. Ia sebenarnya khawatir dengan kondisi kesehatan istri dan calon anaknya. Namun dokter berkata tidak apa-apa asal Alicia hanya memakan setengah porsinya setiap wanita itu memakan seblak. Tidak boleh semangkuk penuh atau lebih.

Seperti biasanya, Alicia akan memisahkan seblak untuknya dan suaminya. Ia mengambil sedikit lebih banyak seblak kali ini, karena ia benar-benar menginginkannya.

Jaeden kembali dengan kaos hitam dan celana pendek sebatas lutut. Lelaki itu menghampiri Alicia yang sedang menempatkan makanan berkuah asal Bandung itu ke dalam mangkuk.

Ia mengernyit kala melihat isi mangkuk Alicia lebih banyak dari porsi biasanya. Ia kemudian menatap Alicia yang duduk di kursi sembari menghela nafas lelah. Sejak perutnya membesar, pergerakannya jadi melambat dan sedikit terhalang. Ia juga mudah lelah, karena ada dua bayi di perutnya yang sebentar lagi akan menyapa dunia.

"Kok kayaknya porsi kamu sedikit lebih banyak, Al?" Ucap Jaeden. Ia kemudian duduk di hadapan Alicia.

"Tapi aku lagi pengen banget seblak" ucap Alicia. Wanita itu kini asik menyendok makanan itu ke dalam mulutnya.

"Kata dokter nggak boleh banyak-banyak, Sayang"

"Diem kalo nggak mau anak kamu ileran" ucap Alicia sembari menatap sedikit tajam ke arah lelaki bergigi kelinci itu. Jaeden menghela nafasnya, Alicia memang kepala batu.

Saat sedang enak-enaknya menikmati seblak, perut Alicia tiba-tiba keram. Sepertinya ia kontraksi. Ia menaruh sendok makannya dan kemudian memegangi perutnya.

"Akhh, sak-kit"

Jaeden mengangkat kepalanya ketika mendengar ringisan Alicia. Lelaki itu menghampiri Alicia yang kini berpegangan pada meja dan sedikit membusungkan perutnya.

"Kamu kenapa?"

"S-sakit"

"Jangan-jangan..... baby-nya mau keluar?!" Mata Jaeden membola. Alicia memukul lengan lelaki itu kencang.

"BANTUIN GUE DULUU!! AKHH, MAMA SAKIT!!" Pekik Alicia. Jaeden kemudian membopong tubuh Alicia meskipun agak kesusahan karena wanita itu hampir tiga kali lipat lebih berat dari sebelum mengandung anak mereka.

Lalu mereka meluncur ke rumah sakit terdekat.








~~~~~~~








"Akkhh, sakit.... huuuaaa Mama~"

Alicia sedari tadi sudah meraung kesakitan. Citra menatap dokter yang saat ini sedang mengecek kondisi anaknya.

"Kalau memungkinkan, kita akan biarkan Nyonya Alicia melahirkan secara normal. Tapi kalau ada beberapa hal yang tidak bisa dilakukan dengan melahirkan secara normal, kita akan melakukan operasi Caesar" ucap sang dokter.

"Aduh--, jangan Caesar dong dok, nanti anak saya pas lahir bukannya nangis malah joget" sahut Alicia sembari menahan sakit. Semua yang ada di ruangan itu terkekeh geli melihat Alicia yang masih sempat-sempatnya bercanda ditengah rasa sakitnya menunggu si jabang bayi keluar dan menyapa dunia.

"Saya pamit dulu kalau gitu" ucap sang dokter. Citra mengangguk dan dokter itu pun keluar dari kamar rawat Alicia.

Jaeden mengelus kepala Alicia dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya digenggam erat oleh istrinya sebagai pelampiasan rasa sakit. Ia rela dicakar dan dijambak habis-habisan oleh Alicia, karena rasa sakitnya tidak sebanding dengan rasa sakit yang dirasakan oleh Alicia, yang berada di ambang hidup atau mati demi menghadirkan dua buntalan menggemaskan untuknya dan keluarganya.

"Jae..... sakit, hiks"

"Maaf, maaf...."

"K-kenapa minta maaf?" Alicia bingung. Sedari tadi ketika ia merintih kesakitan, Jaeden selalu menggumamkan kata maaf.

"Maaf, aku udah bikin kamu menderita. Maaf, karena permintaan aku kamu jadi kesakitan kayak gini"

Rasa sakit Alicia seolah menghilang. Ia melepaskan genggaman tangannya pada Jaeden dan mengelus surai sang suami yang sudah mulai memanjang.

"Wajar kamu minta anak dari pasangan kamu. Aku ini istri kamu, wajib bagi seorang istri untuk menuruti keinginan suaminya, apalagi kamu minta seorang anak. Aku nggak nyalahin kamu atau siapapun. Udah jadi kodratnya aku sebagai perempuan melahirkan anak untuk suaminya" ucap Alicia.

Orang tua beserta kakak kandung dan kakak ipar dari Alicia --dengan keponakannya juga, hanya memperhatikan sepasang suami istri itu. Citra tersenyum kecil, tidak tega sebenarnya melihat Alicia sedari tadi merintih kesakitan. Kalau bisa, ia akan meminta dokter untuk memindahkan rahim Alicia ke dalam perutnya. Biar dia yang melahirkan cucu-cucunya, meskipun hal itu dapat merenggut nyawanya. Lagipula, ia belum terlalu tua 'kok.

"Jadi, jangan nyalahin diri sendiri lagi, ya? Aku nggak ngerasa terbebani 'kok. Kalo kamu minta maaf lagi, perut aku sakit lagi" ucap Alicia. Jaeden mengangguk, lalu mengecup kening sang istri.





"Maaf....."





"AAKKHH, JAEDEN SIALAN!! DIBILANGIN JANGAN MINTA MAAF!!"








~~~~~~~
Bersambung~

Perut Alicia sakit lagi gara-gara Jaeden minta maaf di akhir :)

Jaeden nya ngeyel nih, dibilangin jangan minta maaf juga🤣

Guys sumpah, semalem aku merinding banget ngeliat speech Bangtan😭 kepala aku yang udah sakit, makin sakit ngeliat pesona mereka😭

Terus juga, PTD!! Bangga banget gak sih lagu ceria itu di tampilin di gedung PBB? Mereka bahkan ngambil alih gedung itu😭

Bagian yang paling bikin aku merinding itu pas mereka buka pintu keluar. Bisa pas banget ada 7😭 kayak, mereka emang udah bener-bener ditakdirkan jadi superstar dan diizinkan untuk menguasai hampir seluruh isi dunia😭

Pokoknya bangga banget banget banget banget sama Bangtan. They deserve it, mengingat perjuangan mereka pas awal-awal debut sampai sukses kayak sekarang🤧

-Ra🐣

Mantan || Lizkook [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang