41. Permintaan Maaf

1.9K 215 3
                                    

"Sayang, semuanya udah siap?"



Saat ini, Jaeden dan Alicia hendak membawa kedua bayi mereka untuk berjalan-jalan di sekitar taman kota. Jaeden sedang menghibur kedua malaikat kecilnya, sedangkan Alicia menyiapkan segala kebutuhan anak mereka.

"Udah. Ayo jalan-jalan!" Alicia mengecup pipi Soobin dan Somi yang berada di stroller untuk bayi kembar. Jaeden terkekeh dan kemudian mendorong stroller itu.

Ketika di jalan, banyak orang yang menghampiri mereka untuk sekedar melihat Soobin dan Somi. Mereka bilang, hidung kedua bayi itu bangir sekali, seperti Jaeden. Dan kedua mata bulat bayi itu ketika menatap orang-orang yang ada di depannya juga mirip dengan Alicia. Sedangkan Jaeden dan Alicia hanya tersenyum, sembari berucap dalam hati, 'ya kan emang anak gue!!'.

Ketika sampai di taman kota, mereka mendudukan dirinya di kursi taman.

"Soobinie~" Alicia mengangkat tubuh anak sulungnya. Lalu mengobrol dengan bayi itu meskipun reaksinya hanya berupa cengiran yang menampilkan gusi merahnya.

Jaeden juga sesekali ikut mengobrol dengan Alicia dan Soobin. Somi sedang tertidur pulas, mungkin karena angin sepoi-sepoi yang menyapa kulit sensitifnya, bagai lullaby penghantar tidur. Sang ayah sesekali merapatkan selimut Rapunzel yang membalut tubuhnya, takut-takut kalau anaknya akan sakit karena angin berhembus lumayan kencang.





Drrrttt.....





Jaeden merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya yang bergetar. Ia kemudian pamit pada Alicia untuk menjawab telepon dari kantornya. Alicia hanya mengangguk saja, lagipula selama seminggu terakhir Jaeden tidak pergi ke kantor. Lelaki itu memilih untuk bekerja di rumah dan membantu sang istri untuk mengurus anak-anaknya.

"Ya ampun, nyenyak banget tidurnya. Ubin, liat, Omi tidurnya nyenyak banget" ucap Alicia. Ia terkekeh sendiri ketika menyebutkan panggilan menggemaskan untuk kedua anaknya.



"Alicia...."





Suara itu....





Nafas Alicia tercekat, tangannya bergetar dan berusaha untuk tetap memegang Soobin agar tetap aman. Ia berulang kali menarik dan menghembuskan nafasnya, lalu menoleh ke samping. Seorang lelaki bertubuh tinggi sedang tersenyum tipis padanya.

"Lama nggak ketemu, ya. Gimana kabar kamu?" Ucap si laki-laki, tidak tahu saja wanita yang ada didepannya sudah keringat dingin dan berharap ia pergi.

"B-baik..." Si lelaki tersenyum tipis. Ia melihat Soobin bergerak tak nyaman di pangkuan Alicia. Sedangkan wanita itu berusaha untuk menggerak-gerakan tubuh si bayi agar tetap tenang meskipun tangannya terus bergetar. Kepalanya terus ditundukkan.

"Aku mau minta maaf, atas kejadian beberapa tahun lalu. Maaf, kayaknya hal itu mengguncang psikis kamu, ya?" Alicia mengangkat kepalanya, menatap hazel coklat yang ada di depannya. Darimana lelaki itu tahu?

"Nggak apa-apa. Lagian kejadian itu udah bertahun-tahun lalu terjadi" ucap Alicia. Ia sudah sedikit bisa menguasai dirinya sekarang.

Vian Kalandra, lelaki itu kini lagi-lagi mengulas senyumnya. Membuatnya semakin tampan dan berkarisma. Gadis-gadis yang terpesona akan ketampanannya, mungkin akan sangat bersedia untuk dijadikan kekasih oleh lelaki pemilik senyum kotak itu. Tanpa peduli seberapa brengseknya dia.

"Anak kamu lucu. Namanya siapa? Aku nggak bisa baca huruf Korea yang kamu tulis di feed Instagram"

Alicia menatap tepat pada hazel coklat milik Vian. Memastikan lelaki itu benar-benar menatap anaknya, bukan bagian tubuhnya.

Mantan || Lizkook [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang