32. Double Date?

1.7K 221 6
                                    

Alicia terus menarik kedua sudut bibirnya dan tangannya bertaut dengan tangan Jaeden. Ia teramat senang hari ini, karena ia tinggal di unit apartemen samping apartemen Jaeden, plus kembali merajut kasih bersama lelaki bergigi kelinci itu.

Saat ini, Alicia sudah menjadi pusat perhatian warga kampus. Mereka berbisik tentang Alicia, namun gadis itu tidak peduli dan terus melangkahkan kakinya riang.

Jaeden terkekeh. Alicia terus tersenyum, ia takut kalau bibir gadis itu akan sobek jika terus ditarik ke atas.

"Al, jangan senyum terus. Aku takut nanti mulut kamu sobek" ucap Jaeden jujur.

"Tapi hari ini aku seneng banget. Akhirnya bisa sama kamu lagi. Beban yang ada di pundak ku seolah terangkat pas kamu jelasin semuanya. Jadinya enteng" Alicia menaik-turunkan kedua bahunya. Jaeden tertawa gemas dan menarik hidung Alicia.

Setelah sampai di kelas, mereka membuka buku dan belajar bersama. Terdengar suara tawa sesekali dari mereka.

Anne yang berada di belakang bangku Alicia memicingkan matanya melihat tingkah Alicia dan Jaeden. Sejak kapan mereka jadi sedekat ini? Sampai belajar bersama? Sepertinya kemarin-kemarin kedua presensi itu masih saling diam dan seolah hanya sebagai teman biasa yang tahu nama dan wajah. Tapi kenapa sekarang mereka belajar bersama sampai tertawa-tawa begitu? Hmm, mencurigakan.

"Sayang.... Sayang!" Anne terjingkat ketika Alvaro memanggil keras namanya. Ia menatap tajam lelaki itu, seolah ada laser yang keluar dari matanya.

"Apa sih?!"

"Kamu dari tadi dipanggil nggak nyaut-nyaut. Ngeliatin apa sih?" Ucap Alvaro. Ia kesal karena sedari tadi bercerita panjang lebar namun kekasihnya malah memusatkan perhatiannya ke arah lain. Dan gadis itu juga melamun, sudah dipastikan jika Anne sama sekali tidak mendengarkan ceritanya.

"Coba liat Al sama Jaeden deh" Anne kembali memperhatikan Alicia dan Jaeden. Alvaro ikut memusatkan perhatiannya pada dua sejoli itu.

"Kayak.... aneh nggak sih? Padahal baru kemaren mereka diem-diem an. Tapi sekarang akrab banget" ucap Anne. Alvaro terus memperhatikan Alicia dan Jaeden.

"Mereka balikkan?"





~~~~~~~





Alicia dan Jaeden mengunyah stik kentang dengan taburan bumbu keju diatasnya. Alicia yang bercerita dengan semangat, dan Jaeden yang menanggapi dengan semangat pula. Kalau tidak, bisa habis dia didiami oleh kekasihnya.



Braakk



Alicia maupun Jaeden sama-sama terkejut mendengar gebrakan di meja mereka. Terlihat seorang gadis berambut silver menatap mereka dengan penuh selidik.

"Heh, kalian balikkan?" Alicia dan Jaeden hanya mengangguk polos. Buat apa berbohong didepan gadis itu, toh ia juga pasti akan memaksa jika mereka tidak menjawab.

Anne --si gadis berambut silver yang baru mengganti warna rambutnya beberapa minggu yang lalu, menatap tajam ke arah Jaeden. Yang ditatap hanya menampilkan wajah bingung.

"Lo, lo udah ngehianatin bestie gue!" Anne menunjuk-nunjuk Jaeden didepan wajahnya.

"Lo mau nyakitin Al lagi setelah ini, hah?!"

Oh, sepertinya Jaeden mengerti. Anne belum tahu kejadian yang sebenarnya.

Alicia menurunkan tangan Anne dan mendudukkan gadis itu di kursi. Lalu menjelaskan semua yang terjadi.

"Jadi, dia cuma kakak perempuannya Jaeden?" Ucap Anne setelah mendengar semuanya. Alicia mengangguk.



Tak,



Mantan || Lizkook [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang