Satu tahun....
Tiga tahun.....
Lima tahun.......
Tak terasa, sudah lima tahun berlalu. Sudah lima tahun pula Alicia dan Jaeden berkomitmen untuk saling menjaga dan mencintai. Semakin hari, cinta mereka semakin kuat. Mereka memang sering bertengkar kecil, namun berakhir dengan permintaan maaf dari salah satu dari mereka. Dan mereka pun kembali menjalani hubungan seperti biasa.
Hari ini, tepat hari anniversary hubungan Jaeden dan Alicia yang kelima. Keduanya sepakat untuk bertemu di taman kota, setelah menyelesaikan urusan masing-masing.
"Tolong yang red velvet cake nya ya, Mbak" ucap Alicia, sembari menunjuk kue berbentuk bundar dengan warna merah. Si pemilik toko kue ulang tahun itu mengangguk lalu mengambilnya.
"Terima kasih, selamat menikmati" Alicia mengangguk lalu berjalan menuju taman kota yang menjadi tempat pertemuannya dengan Jaeden. Ia berjalan sembari tersenyum dan jantungnya berdebar-debar. Ia penasaran dengan reaksi lelaki itu nanti melihat kue kesukaannya berada didepan matanya.
Alicia memakai dress putih berenda dengan sabuk berwarna coklat. Gadis itu juga sedikit mengeriting rambut panjangnya dan membiarkan poni yang biasanya menutupi dahi keramatnya kini sedikit terbuka.
Orang pasti mengira bahwa gadis itu adalah gadis SMA. Namun nyatanya, Alicia sudah berumur dua puluh lima tahun. Umur yang sudah cukup matang untuk menikah.
Alicia duduk di bangku taman, dan membuka ponselnya sembari menunggu Jaeden. Katanya laki-laki itu masih dalam perjalanan.
Beberapa lama kemudian, Jaeden datang dengan peluh yang membasahi dahinya. Nafasnya memburu karena berlari dari mobilnya ke tempat tunggu Alicia.
"A-Al..." Alicia menoleh dan mendapati Jaeden sedang menghirup rakus oksigen yang ada disekitarnya.
"Kamu kenapa? Kok keringetan?" Alicia bangkit, lalu menatap Jaeden khawatir. Ia memegang kedua lengan lelaki itu.
"Aku..... gapapa" ucap Jaeden dengan nafas yang masih memburu. Alicia kemudian mendudukkan tubuh lelaki yang masih memakai pakaian kantornya itu, lalu merogoh tasnya dan menyerahkan sebotol air mineral yang langsung di teguk habis oleh lelaki bergigi kelinci itu. Untung dia sempat membeli air mineral tadi, takut-takut akan haus ketika sedang menunggu kekasihnya.
Alicia terkekeh. Ia mengambil sapu tangan berwarna pink dari tasnya dan mengelap keringat Jaeden dengan sapu tangan itu.
"Kenapa lari? Aku nggak nuntut kamu cepet-cepet kok" ucap Alicia. Sebenarnya ia tahu kalau kekasihnya berlari. Ia melihat dari kejauhan dan berpura-pura tidak tahu ketika Jaeden sudah terlihat dekat.
"Aku takut kamu pergi lagi. Aku nggak mau anniversary kita kali ini gagal karena aku sibuk"
Alicia terkekeh geli, "emangnya aku mau kemana? Aku bakal nunggu disini sampe kamu dateng. Gak peduli kalo kamu datengnya seminggu kemudian"
Karena kesibukannya sebagai direktur perusahaan AM Groups, Jaeden jadi jarang mengunjungi Alicia. AM Groups sebenarnya adalah perusahaan milik Aldevaro --ayah Alicia. Namun lelaki yang berusia setengah abad itu mempercayakan Jaeden untuk mengambil alih secara penuh perusahaan yang sudah dibangunnya selama puluhan tahun.
Ia tidak peduli meski Jaeden tidak ada hubungan darah dengannya, ia tidak peduli dengan komentar orang-orang yang bilang seharusnya menjadikan Aldino sebagai penerus perusahaan itu. Aldevaro tahu kalau Jaeden bisa menghandle hal semacam itu, meskipun dulu lelaki itu mengambil jurusan kedokteran ketika kuliah. Ia tahu kalau Jaeden anak yang gigih, dan tidak mau kalah dalam hal bersaing. Pemuda itu juga cepat dalam memahami tugas-tugasnya sebagai direktur utama perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan itu.
Jaeden ikut terkekeh dan mengusak rambut Alicia. Tawa gadis itu menular padanya, membuatnya melupakan sejenak pekerjaan yang membuat kepalanya ingin meledak.
"Kamu udah lama disini?" Tanya Jaeden. Alicia menggeleng.
"Baru tujuh menit yang lalu 'kok" ucap Alicia dengan senyum manisnya.
Bohong.
Sudah satu jam lebih Alicia menunggu kekasihnya. Ia datang lima belas menit lebih awal dari waktu yang sudah mereka janjikan. Hanya saja Jaeden yang tidak tahu. Gadis itu sudah mengeluh sejak tadi, berbagai umpatan terus keluar dari mulutnya. Sssttt, jangan beri tahu lelaki bergigi kelinci itu, ya.
Jaeden hanya mengangguk saja. Ia merasa lega tanpa tahu hal yang sebenarnya.
"Aku sebenarnya mau kita ketemuannya malem aja, sekalian makan malem dan aku mau ngasih hadiah ke kamu. Tapi udah terlanjur kangen sama kamu" ucap Jaeden.
"Hadiah? Hadiah apa?"
"Rahasia dong. Kalo kamu tau nggak surprise lagi nanti"
"Emang kamu mau surprise in aku?" Jaeden mengangguk.
"Harus. Soalnya ini anniversary kita yang ke lima" ucap Jaeden. Alicia terkekeh dan hanya menganggukkan kepalanya. Terserah lelaki itu saja 'lah.
"Oh iya, aku tadi beli ini" Alicia baru ingat dengan kue yang tadi dibelinya. Ia kemudian membuka kotak kue itu dan menunjukkannya pada Jaeden.
"Taaraaaa~" mata Jaeden berbinar ketika melihat kue berwarna merah itu. Terlihat sangat menggugah selera. Apalagi ia belum makan siang hari ini.
"Eits, nanti dulu" Alicia menjauhkan kuenya ketika Jaeden hendak mencolek krim dari kue itu. Ia menaruh kuenya di atas kedua pahanya yang ia rapatkan, lalu mengambil lima buah lilin berwarna warni untuk mereka tiup.
Jaeden menghela nafasnya, padahal air liurnya sudah hampir menetes hanya karena melihat krim dari kue itu. Sepertinya ia benar-benar lapar.
Setelah menusuk lilin ke atas kue dan menyambar kan api ke sumbu lilin lewat korek api, Alicia menyuruh Jaeden untuk make a wish, atau membuat harapan. Mereka berdua kemudian sama-sama diam dan memejamkan mata, membuat harapan dengan sungguh-sungguh dan berharap dikabulkan oleh tuhan.
Ketika membuka mata, mereka menatap sumbu lilin yang apinya sudah mati --karena tertiup angin, tentu saja. Jaeden dan Alicia saling bertatapan, dan beberapa detik kemudian tawa keduanya menguar.
"Alam juga ngerayain anniversary kita, Al. Dan mereka mendukung hubungan kita sampai maut memisahkan"
"Ameen"
Jaeden kemudian melanjutkan kegiatannya yang hendak mencolek krim kue itu. Ia mengambil krim itu dengan telunjuknya, lalu memakannya.
Lelaki itu menatap Alicia yang masih setia memegang tatakan kue itu. Dengan jahil, ia mencolek krim itu dan menempelkannya ke hidung Alicia.
Alicia melotot tidak terima. Lalu ia membalas Jaeden dengan hal yang sama. Mereka melakukannya sampai wajah mereka penuh krim kue. Kegiatan mereka tidak luput dari tawa bahagia masing-masing.
"Jaeden...."
~~~~~~~
Bersambung~Nah loh siapa tuuu🌚
Dahlah aku mau jalan-jalan sama mas matahari (mas jeyop) dulu😗
-Ra🐣
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan || Lizkook [END]✓
أدب الهواةJaeden dan Alicia, dua anak manusia yang egois dan gengsi untuk mengakui perasaan mereka sendiri kalau sebenarnya mereka masih saling mencintai. Hanya karena status 'mantan' yang hadir diantara kedua presensi itu. Started : June 1, 2021 Finished :...