18. Perlakuan Tiba-Tiba Alicia

2K 271 6
                                    

Alicia berjalan menuju rumahnya sembari mengusap bibirnya berkali-kali, lengkap dengan sumpah serapah yang ditujukan untuk kekasihnya.

Eum, apa bisa dibilang kekasihnya? Alicia menerima Vian karena ancaman dari lelaki itu. Kalau menjalani suatu hubungan dengan terpaksa, apa itu masih bisa dibilang pacaran?

Kembali lagi dengan Alicia. Gadis berponi itu memasuki area rumahnya dengan wajah masam. Kedua penjaga yang berjaga di depan pagar rumah Alicia pun bertanya-tanya, ada apa dengan majikannya itu.

"Tumben udah pulang, Al" ucap Citra sembari membawa secangkir teh ke meja yang ada di ruang tamu. Ia duduk di sofa dan menyesap tehnya.

Alicia pun menyalami Citra. Ia duduk di sebelah ibunya, dan bibirnya mengerucut.

"Bibir kamu kenapa?" Citra menyadari luka yang ada di ujung bibir Alicia dan juga di bibir bawah gadis itu. Wanita itu mengulurkan tangannya, menyentuh sudut bibir anaknya. Alicia pun sedikit berteriak.

"Kamu abis berantem, ya?!" Ucap Citra. Lalu menarik telinga Alicia.

"Kamu tuh anak perawan, Al! Berhenti nyari masalah! Mama masukin kamu ke kelas taekwondo buat bela diri, bukan buat nantangin orang!"

"Aduh, Ma. Sakit!"

"Bukan Al yang nantangin, tapi senior Al!" Citra kemudian melepaskan tarikan telinga Alicia. Gadis itu mengusap-usap telinganya yang terasa panas dan perih.

"Al dikatain jalang, ya udah Al gass hajar aja" ucap Alicia santai. Ia membuka toples berisi keripik keju dan memakannya.

"APA?! SIAPA YANG BERANI NGATAIN ANAK GUE JALANG?! INI GAK BISA DIBIARIN!!" Alicia menarik tubuh Citra yang berdiri hingga terduduk. Ia kemudian menyuapkan keripik keju ke mulut Citra.

"Mama gak usah ngapa-ngapain. Udah beres semuanya sama Al. Mereka paling cuma patah tulang doang" Alicia menggidikkan kedua bahunya. Citra menghembuskan nafasnya.

"Nanti kalo ada apa-apa lagi bilang ke Mama ya, Al. Nanti biar Mama urus" Alicia pun mengangguk.

Citra memang pemilik kampus tempat Alicia berkuliah. Dan, tidak banyak yang mengetahui kalau Alicia merupakan anak bungsu dari Citra. Hanya beberapa dosen senior yang menutup mulutnya rapat-rapat karena Citra meminta mereka untuk menutupi privasi anaknya.

Kemudian, sepasang ibu dan anak itu berfokus pada televisi yang kini menyiarkan berita gosip terbaru tentang artis-artis.





~~~~~~~





"Jae, lo yakin mau ngampus sekarang?" Jaeden menghela nafasnya. Ini sudah pertanyaan ke dua puluh yang keluar dari mulut Jeff untuknya. Ia kemudian menatap abangnya setelah selesai mengikat tali sepatunya.

"Gue udah gapapa, bang. Lo berlebihan, ah" ucap Jaeden.

"Gue khawatir sama lo"

"Urusin aja kantor lo. Udah ah, gue berangkat ya" pamit Jaeden pada Jeff. Ia kemudian keluar dari apartemennya.

Jeff menggelengkan kepalanya. Ia berharap semoga Jaeden baik-baik saja selama di kampus.





Jaeden duduk di kursinya setelah sampai di kelasnya. Sudah ada Alicia yang sedang memainkan ponselnya di sana.

Jaeden ingin menghampiri dan menyapa Alicia. Namun mengingat pertemuan terakhir mereka yang berujung 'tidak baik', ia mengurungkan niatnya. Ia tidak ingin merusak hubungan Alicia dengan Aldino. Ia tidak ingin Alicia dan Aldino bertengkar karenanya. Yah, meskipun itu sedang terjadi.

Mantan || Lizkook [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang