24. Bercak Merah

2.3K 210 11
                                    

Matahari yang mulai memunculkan dirinya mengusik mimpi Alicia. Gadis itu membuka matanya perlahan, kepalanya terasa berat. Seperti ditimpa batu puluhan kilogram.

Kini, mata Alicia sudah terbuka sempurna. Sekujur tubuhnya nyeri, apalagi di daerah selangkangannya. Ia memegangi kepalanya sembari mengingat apa yang ia lakukan semalam.



Ia ingat.......



Semalam Vian memberikan minuman yang sudah dicampur dengan obat perangsang.



Dan mereka melakukan hal itu.



Ia...... sudah diperkosa oleh Vian.



Alicia menaikkan posisinya dan bersandar di kepala ranjang yang ditempatinya. Gadis itu menatap selimut berwarna putih yang menutupi tubuh telanjangnya. Ada bercak darah yang mengering di atas selimut itu.

Alicia perlahan menitikkan air matanya. Ia menekuk lututnya, kemudian menenggelamkan wajahnya di atas lipatan lututnya.

"Arrgghh" gadis itu menjambak rambutnya kasar. Ia menangis histeris karena mengetahui keperawanannya sudah dibawa oleh Vian.

Ia..... takut. Alicia takut kalau ia akan mengandung anak dari laki-laki yang dibencinya. Ia menggelengkan kepalanya kuat sembari menutup kedua telinganya, berharap bisikan-bisikan buruk itu berhenti menghantuinya.

Alicia kemudian menoleh ke samping, menatap ponselnya yang berada di atas nakas. Ia mengambil benda itu dengan gerakan pelan. Dan menemukan puluhan panggilan tak terjawab dari Aldino beserta belasan pesan yang belum terbaca dan seratus panggilan dari Jaeden dengan ratusan pesan belum terbaca dari lelaki itu.

Namun, ada satu roomchat yang menarik perhatiannya. Ia membuka roomchat dari Vian, dan membaca isinya.





 Ia membuka roomchat dari Vian, dan membaca isinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Alicia segera melempar ponselnya ke dinding hingga benda itu hancur tak berbentuk. Ia tidak peduli lagi dengan berapa mahalnya ponsel itu.

Gadis itu semakin menyalahkan dirinya sendiri. Seharusnya, semalam ia bisa menolak ajakan Vian untuk pergi. Seharusnya, ia bisa melawan laki-laki itu dengan jurus beladiri yang dimilikinya. Tapi, waktu tidak bisa diputar kembali.



Gue kotor...... gue jalang ~Alicia





~~~~~~~





Jaeden sedang memotong daging sapi untuk makan siangnya. Ia menghela nafasnya, sebenarnya bukan hanya untuk dirinya saja. Namun untuk Jeff dan Jessie juga. Sepasang kekasih itu sedang menonton televisi dengan posisi Jeff yang berbaring di atas paha Jessie, dan gadis itu menyuapi keripik jagung ke mulut Jeff.



Ting tong



"Jae, buka pintunya!" Teriak Jessie, sudah seperti majikan yang menyuruh pembantunya. Jaeden menggerutu dalam hati. Lihat saja, nanti ia akan balas kelakuan gadis bersurai hitam itu nanti.

Mantan || Lizkook [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang