YOUR HEARTBEAT : BAB 24

2.1K 216 21
                                    

Setengah jam beralalu Arya sampai juga di apartment. Dia memberikan kantong plastik berisi belanjaan itu kepadaku. Aku tak sabar membukanya apakah semua yang aku suruh tadi dia benar membelinya.

Aku terkejut saat melihat belanjaan. "Arya kenapa kamu beli daging ayam ?" Tanyaku sambil mengeluarkannya dari kantong. "Bawang pre nya mana kok gak ada ?" Tanyaku lagi. "Ini kok ada bawang bombay segala sih Arya , bawang goreng kenapa beli banyak banget. Loh kentangnya mana ?" 

"Kentangnya lupa baby. Maaf ya baby. Kalo bawang goreng kan bisa buat persediaan" katanya sambil tersenyum kecut padaku.

"Terus bawang prenya mana ? Kenapa malah beli bawang bombay ?"

"Salah ya baby. Maaf lagi deh ya" katanya.

Astaga. Benar-benar gak bisa dipercaya. Aku memijat kepalaku yang agak pusing melihat isi belanjaan ini "kalo lupa tadi kenapa kamu gak nelpon aku sih" gerutuku. "Dahlah gak usah masak aja" kataku lagi sambil masuk ke kamar dan merebahkan diri disana.

Arya mengikutiku masuk dan tiba-tiba memeluk perutku. "Anak papa ngambek yaa hmm jangan ngambek dong maafin papa ya" sambil mencium perutku.

Aku tersentak. Rasanya damai sekali saat Arya mencium perutku untuk calon buah hati kami. Seketika itu melebur sudah semua kesalahannya. Aku mengelus rambutnya pelan. Arya memandangiku "Baby maafin aku ya. Mungkin kamu capek , jadinya kamu gampang marah kayak gini" katanya.

Aku mengangguk. "Aku capek liat tingkahmu Arya"

Arya beranjak. "Emangnya aku kenapasih baby ?"

"Kamu ngeselin"

"Tapi kamu cinta sama aku kaaannn ?"

"Gaakkkk.."

"Ah yang bener ?"

"Udah aah sana katanya mau masakin aku."

"Oh iya. Aku buka yukub dulu" katanya sambil pergi berlalu.

****

Dengan dapur yang awalnya rapi jadi berantakan karena Arya yang memasak. Beberapa kali terdengar sesuatu benda  terjatuh selain suara ponselnya yang sedang melihat yukubnya.

"Aryaaa suara apa itu ?" Teriakku. "Ayamnya nolak di masak baby jadi dia lari" sahutnya.

Aku mendengus kesal mendengar jawabannya. Tentu saja itu tidak benar. Pasti dia berantakin isi dapur.

"Baby , kok nasinya gak matang-matang sih ?" Teriaknya.

"Kamu udah pencet tombol cook belum di ricecookernya ?"

"Beluuuummm"

"Iyaa udah tunggu aja sampek lebaran monyet nasinya matang" jawabku asal. Tak ada sahutan lagi darinya hanya suara yukub yang memainkan cara memasak sop ayam disana.

Setelah sekian lama menunggu akhirnya Arya selesai memasak sop ayam. Tampilannya sedikit kurang meyakinkan tapi aku penasaran dengan rasanya.

Dengan tatapan ala-ala chef Juna aku menatapnya. "Kamu natapnya bisa biasa aja nggak sih baby. Aku jadi insekyur tau" celetuknya. Hahaha rasanya ingin sekali tertawa saat itu juga tapi aku memang sedang ingin menggodanya sekarang.

"Bawang gorengnya mana ?" Tanyaku

"Ooh iya lupa belum dikasih. Bentar baby" sambil beranjak ke dapur dan menaburkan bawang goreng ke atas sop. Baunya enak sekali. Hmm..

Aku mengambil sedikit nasi dan menuangkan sop ke dalam piringku. Arya memperhatikanku dengan tangan yang saling meremas satu sama lain dan wajahnya yang cemas. Ku sruput kuah sopnya "slruuuupp".

Your Heartbeat (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang