YOUR HEARTBEAT : BAB 27

1.9K 193 9
                                    

Aku membuka pintu apartment dan kulihat Arya sudah berdiri di depan pintu sambil membawa rujak manis.

"Lama amat sih baby ?"

"Maaf ya aku tadi dari kamar mandi" jawabku. "Arya kamu beli rujak manis ?"

Arya mengangguk. "Gak tau tadi di lampu merah deket kantor aku liat orang jualan rujak manis tiba-tiba aja aku pengen baby. Iyauda aku beli. Udah aku makan di mobil tapi setelah makan kok jadi gak pengen lagi yaa ?" Katanya. Aku tertawa sambil menutup bibirku dengan tangan.

"Kamu ngidam ?" Tanyaku lagi. "Gak tau aku pengen aja tadi makan rujak manis" jawabnya. "Iya itu kamu ngidam sayang namanya"

"Iyaudah baby aku mandi dulu. Itu kalo kamu gamau makan buang aja"

"Buang buang aku makan lah nanti. Mubazir tau masih bisa di makan tp suruh buang" gerutuku.

Arya berlalu ke kamar tanpa menjawab omelanku. Aku membereskan tas dan sepatunya.

****

POV Arya

Setelah mandi aku sempatkan merokok sebentar di kamar mandi. Jika aku merokok di luar pasti akan menambah masalah baru lagi untukku.

"Aryaaaaaaaa...." teriak Amanda.

Entahlah teriakannya kali ini bukan teriakan takut atau hanya sekedar memanggilku aja. Teriakannya seperti teriakan orang yang sedang marah. Perasaanku mengatakan jika Amanda akan memarahiku.

"Iya baby. Bentaaar.." teriakku. Kenapa tiba-tiba aku jadi agak takut ya. Aku keluar kamar dan menghampirinya.

"Aryaa..tempat bekalnya mana ? Kok aku cari di tas gak ada ?" Tanyanya. Aku memegangi keningku. Astaga. Tempat bekalnya ketinggalan di kantin. Waduh masalah baru lagi nih.

"Tempat bekal ?" Hanya itu yang mampu kuucapkan. Kulihat mata Amanda yang sudah mau melotot itu melihatku tajam.

"Hilang...pasti hilang kan ?" Teriaknya. Amanda mendengus dan pergi ke dalam kamar.

Kenapasih wanita selalu seperti itu. Wajar dong aku lupa namanya juga manusia. Masalah sekecil ini aja selalu dibuat besar. Dasar wanita. Selalu aja benar.

Aku duduk di meja makan. Membuka tudung saji dan melihat makanan disana. Tumis pentol sawi dan ayam rica-rica. Aromanya menggoda sekali.

"Baby aku mau makan"

"Ambil sendiri sana" teriaknya dari kamar.

Yaelaaahh benar-benar apes aku hari ini. Udah dari pagi mual. Di kantor dikecengin si Ikbal udah di rumah dicuekin sama Amanda lagi gara-gara superware. 

Aku berjalan dan mendekatinya. Melingkarkan kedua tanganku diperutnya dan bersandar disana.

"Baby jangan marah ya. Aku capek hari ini. Pengen dimanja sama kamu"

Amanda yang sibuk bermain ponselnya meletakkannya di atas bantal. Lalu mengelus kepalaku pelan.

"Makanya jangan bikin aku marah Arya" katanya lembut.

Aku mengangguk. "Baby temenin aku makan yuk. Aku laper"

Amanda bangkit dan menggandengku keluar dari kamar untuk makan.

Sinar matahari dari jendela kamar mampu membuatku terbangun dari tidurku. Dengan pandangan yang masih sangat buram aku mencari Amanda di sampingku namun dia tak ada disana.

Aku beranjak dengan menyibakkan selimut yang menjadi penghangat dalam dinginnya malam. Berjalan keluar kamar. Kulihat Amanda sedang asik memasak dan menyiapkan bekal untukku.

Your Heartbeat (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang