YOUR HEARTBEAT : BAB 35

1.7K 190 10
                                    

POV Arya.

Pulang dari membeli mesin cuci kami
masuk ke dalam rumah. Mesin cucinya menyusul nanti diantar. Aku duduk di sofa dan menghela nafas panjang. Guyub Rukun , sungguh aku tak bisa membayangkan acara seperti apa itu ditambah lagi ada arisan di dalamnya.

Memang kemarin saat para warga membantuku , kami hanya bicara seputar terjadinya pohon runtuh , perabot dan juga pizza. Aku hanya mengenal sebagian warga yang menjadi tetangga dekat rumah juga pak Beny sebagai ketua RT.

"Kamu mikirin apa mas ? Kayak yang punya beban pikiran berat banget gituu" goda Manda padaku.

"Enggaak. Udah ahh aku mau ganti baju. " jawabku cepat sebelum godaannya itu merembet kemana-mana.

Aku membawa paperbag berisi laptop baru. Iya , aku membeli laptop karena ini penting sekali untuk memantau hotel yang saat ini aku tinggalkan. Jika aku tak melakukan pekerjaanku dengan baik , papa pasti akan marah besar dan bisa mencoret namaku dari daftar ahli warisnya.

Setelah ganti baju aku duduk diatas ranjang dan membuka laptop baruku. Aku mulai mengerjakan pekerjaan yang sudah pasti sangat menumpuk sejak kemarin lusa itu.

Amanda mendekatiku yang tengah serius menatap layar laptopku. Astaga baby , aku menjadi tidak bisa berkonsentrasi karenanya. Ditambah dia menggodaku dengan mengelus-elus tengkukku. Maksutnya apa ? Ini sama aja dia memberikan signal pada joni yang sedang terlelap dibawah sana.

"Kamu mau membayar hutangmu sekarang ?"

"Hutang apa sih mas ?" Tanyanya dengan wajah gemasnya yang tanpa dosa.

****

Sepertinya Arya sudah salah paham padaku. Tenggorokanku tercekat saat dia mengatakan aku mau membayar hutangku sekarang. Padahal aku hanya ingin melihatnya memainkan laptop yang sudah dia beli tadi. Aku memang menggodanya dengan mengelus tengkuknya agar dia merasa rileks dan tak melupakan aku yang sedang berada di sampingnya. Tapi yang ada pikiran mesumnya pasti muncul sekarang.

Arya menutup laptopnya tiba-tiba. Sorot matanya yang penuh nafsu mendekat padaku. Astaga apa benar dia ingin meminta di siang-siang seperti ini ?

"Mas , ini masih siang ?" Kataku mencoba membuyarkan emosi bercintanya yang sedang berkobar itu.

"Aku gak peduli mau pagi , siang , sore , malam. Salah sendiri kamu udah bangunin joni yang sedang pulas!" Jawabnya.

"Iyaa iyaa aku minta maaf. Mas lanjut kerja ya. Aku mau ke dapur buat camilan." kataku padanya. Aku segera beranjak dari sana. Namun gerakan Arya lebih cepat dariku. Arya menarik tanganku dan membuat aku jatuh ke dalam pelukannya.

"Enak aja kamu pergi baby. Aku minta petanggung jawabanmu" katanya sambil memelukku.

"Tanggung jawab apasih ? Aku kan nggak ngapa-ngapain mas" kataku dengan melepaskan pelukannya.

"Tadi yang mengelus-elus tengkukku itu maksutnya apa coba ?" Dia meraba tengkuknya , dan wajahnya berubah menjadi geram. "Asal kamu tau ya rasanya itu geli baby dan gelinya menjalar sampai ke bawah." Katanya lagi dengan menunjuk kepunyaannya itu.

"Ya mana aku tau mas"

"Makanya ini aku kasih tau"

"Ihh apaan sih mas.." aku mencibirkan bibirku dan beranjak pergi darisana tanpa mempedulikan lagi omongannya yang udah kemana-mana itu.

Arya mengikuti langkahku. Aku ke dapur dan mengeluarkan sosis serta bakso ikan dari kulkas. Mulut rasanya ingin mengunyah saja saat hamil seperti ini. "Kamu mau bikin apa baby ?" Tanyanya dengan memelukku dari belakang.

Your Heartbeat (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang