POV Arya
Aku menunggu Gavin menghubungiku. Tak sabar rasanya ingin mendengar suaranya. Ponselku berdering.
"Iya. Mana dia ?"
"Nona muda sedang tidur tuan"
"Oh. Iyaudah kamu jagain disitu. Tunggu sampai dia bangun"
"Baik tuan muda"
Aku menutup telepon. Tersenyum sendiri. Aah sepertinya aku memang sudah di mabuk cinta dengan Amanda. Baby sebentar lagi kita akan bertemu.
●
Aku tak sabar melihat istriku yang seminggu ini tak aku temui karena sakit. Memar-memar di wajah dan tubuhku sudah berangsur sembuh namun masih menyisakan lebam di wajahku. Dadaku juga sudah tak sesakit waktu itu. Amanda aku merindukanmu baby.
Suara langkah kaki yang berpacu dengan lantai rumah terdengar dari ruang tengah. Aku beranjak pelan.
"Tuan , nona muda sudah datang"
"Iya. Terimakasih Vin"
"Sama-sama tuan"
Kulihat Amanda duduk di ruang tamu. Aroma wangi parfum miliknya menyeruak. Sungguh mencium aromanya saja sudah membuat joni setengah terbangun. Aku berjalan perlahan dan menutup matanya dari belakang dengan kedua tanganku.
Amanda memegang tanganku. Setuhannya benar-benar membuat si joni menggeliat di dalam sana. Oh damn.
"Arya , ini gak lucu yaa"
Amanda berbalik. Tatapan mata kami bertemu. Kulihat rindu yang menggebu di dalam matanya. Baby , i miss you too.
****
Kami duduk berdua di ruang tamu rumah Arya. Senyumnya yang manis dan tampan tak pernah kulewatkan sedetikpun. "Baby kamu kangen aku nggak ?"
Aku melirik dia tajam. "Memangnya apa yang bisa aku lakukan selain merindukan suami mesumku ini" jawabku sebal.
"Hahaha gimana kalo nanti malam kita berperang ?"
"Perang apa maksutmu ?"
"Perang kulit dong"
Aku mencubit hidungnya pelan. "Kamu tuh ya bisa jaga bicara gak sih. Gimana kalo mama sama papa kamu dengar ? Malu Arya" gerutuku.
"Iya gak gimana-gimana. Malah bagus dong kalo tau. Jadi mereka bisa menunggu hasil karya kita baby"
Astaga. Aku menepuk kepalaku pelan. Suami seperti apa yang aku nikahi ini. Benar-benar selalu bikin sebal. Kalo jauh aku rindu. Kalo dekat selalu bikin tensi naik. Tapi tak apalah. Daripada dia sakit dan tak ada kabar darinya seperti kemarin. Memang sebaiknya dia seperti ini. Aku sudah mencintainya. Pasti kukatakan perasaanku ini.
Tiba-tiba suara langkah kaki dari dalam menghentikan gurauan kami. Nampak mama sedang menggait lengan papa Arya begitu mesrah. Mama menyinggungkan senyum yang begitu tulus padaku. Nampak senyum papa Arya sedikit terlihat di paksakan. Kami berdiri menyambut mereka.
"Amandaaaa... menantu mama sudah datang" teriak mama langsung memelukku dan mencium pipi juga keningku. Aku tersenyum membalas pelukannya dan mencium punggung tangan mama.
"Amanda kenalin ini papa nya Arya. Mulai sekarang kamu panggil papa ya" kata mama lagi. Aku tersenyum pada papa. Ada perasaan takut namun aku beranikan diri mencium punggung tangannya. Papa mengelus lembut kepalaku.
"Maaf. Peretemuan pertama kita waktu itu mungkin singkat dan terkesan buruk. Maafkan semua perkataan kasar papa sama kamu ya Nak" kata papa. Hatiku seperti diguyur air es. Aku tersenyum bahagia. Ku cengkeram tangan Arya yang sedang memegangiku. Arya berbisik "tenang aja papa udah jinak kok baby" aku melirik Arya sekilas.
"Sayang ayo masuk , kita mulai makan malamnya." Kata mama menggandeng tanganku.
Di meja makan yang begitu sangat mewah ini terhidang beberapa menu yang sangat mahal dan lezat. Bukannya ini terlalu banyak untuk menu makan buat empat orang. Yaa ampun. Sungguh aku tak mengerti kebiasaan orang kaya yang seperti ini. Arya menarik kursi untukku. Aku duduk dan Arya duduk disampingku.
"Amanda mama udah masak masakan spesial ini untuk kamu. Kamu cobain ya. Kamu suka yang mana biar mama ambilin ?"
"I-iya ma. Na-nanti Manda ambil se-sendiri aja Ma" entahlah lidahku kelu. Mendadak juga perutku mual seperti sebelum-sebelumnya. Kepalaku terasa pusing namun aku tahan. Beberapa hari ini memang banyak sekali hal yang membuatku mengalami banyak sesuatu. Entahlah sepertinya tubuhku terasa tidak baik-baik aja. Dan pikiranku yang kacau. Mungkin itu yang membuat perutku terasa mual dan pusing.
"Amanda , kamu kenapa ?" Tanya papa.
Aku menggeleng cepat. "E-enggak pa. Ma-manda nggak apa-apa kok" jawabku. Arya yang tiba-tiba menyendokkan nasi dan ayam goreng untukku membuatku terkejut. "Arya gapapa aku bisa sendiri" bisikku. "Ssstt udah makan aja" katanya lagi.
Papa dan Mama tersenyum. "Kalo soal menakhlukkan hati wanita Arya memang juaranya Manda" kata papa. Aku mengangguk setuju. "Papa apaan sih. Jangan bikin nilaiku minus dong didepan istriku" sahut Arya.
"Amanda apa kamu betah serumah dengan anak nakal macam ini ?" Tanya papa lagi.
"Betah kok pa"
"Papa gak yakin. Kamu jawab seperti itu karena gak enak sama mama dan papa kan. Kalo dia macam-macam sama kamu bilang sama papa biar papa jewer dia"
Aku tersenyum dan mengangguk "iya Pa". Arya melirikku sebal "baby sekarang kamu lebih disayang ya daripada aku. Aku berasa jadi menantu disini" kata Arya lagi. Kami berempat pun tertawa.
Arya memberikan aku lauk lagi. Daging teriyaki. Tiga sendok makan ditaruh ke dalam piringku. Entahlah bau menyeruak dari daging teriyaki itu membuat perutku sangat mual. Aku tak bisa menahan diri. "Uuuukk" aku ingin muntah. "Maaf Ma , Pa. Kamar mandi dimana ya ?" Tanyaku. Arya bangun dari tempatnya dan mengantar aku ke kamar mandi. "Gavin.." teriak papa.
"Iya tuan ?"
"Panggil dokter ke rumah"
Gavin mengangguk dan pergi. Mama terlihat cemas "Pa , apa masakan mama gak enak ya ?" Papa meraih tangan mama. "Ma , jangan berpikiran kayak gitu. Mungkin Manda memang lagi gak enak badan. Kita tunggu dokter ya" mama mengangguk.
Aku dan Arya kembali ke meja makan setelah aku memuntahkan seluruh isi perutku. Rasanya lega. Meskipun masih pusing. Aku merasa tidak enak dengan mama dan papa. "Maafkan manda ya Ma , Pa. Suasana makannya jadi gak enak ya gara-gara manda" kataku sambil duduk. Papa dan mama tersenyum. "Enggak sayang. Kita tunggu dokternya datang ya. Mama yakin kamu lagi gak enak badan biar kita tau kamu sakit apa" kata mama.
Ya ampun sepertinya sangat berlebihan sekali. Aku hanya mual. Mungkin dengan meminum teh panas aku sembuh. Kenapa sampai panggil dokter segala. Arya meraih tanganku yang dingin. Dia mencoba menenangkanku. Sambil menunggu dokter datang mereka melanjutkan makan malamnya. Piringku sudah diganti dengan yang baru. Namun isi piringnya adalah potongan buah-buah segar. "Manda biar kamu gak mual mama nyuruh pelayan buat potongin buah segar untuk kamu. Dimakan ya" kata papa. Aku mengangguk dan memakannya.
Aku merasa senang dan istimewa disini. Setelah kejadian satu minggu yang lalu , aku dan Arya ternyata masih berjodoh dan kami mendapatkan restu kedua orang tuanya. Terimakasih Tuhan.
Bersambung....
![](https://img.wattpad.com/cover/271213523-288-k490357.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Heartbeat (END)
RomansaBaru tiga hari menikah bersama Reza , Amanda harus merasakan sakit yang begitu dalam karena ditinggalkan oleh suaminya. Hidup Amanda berubah setelah bertemu dengan Arya. #1 Arya-2 Juni 2021-30 Juli 2021 #1 Amanda-9 Juni 2021